[5] Logical-Mathematical

684 90 1
                                    


"As memory may be a paradise from which we cannot be driven, it may also be a hell from which we cannot escape." John Lancaster Spalding

...

Dengan menyesal, Kristof hanya menolong cowok berserigala indigo itu.

Logikanya berbicara bahwa Logical-Mathematical terdengar lebih logis. Lagi pula, Intrapersonal tampak baik-baik saja. Tidak ada luka maupun goresan di tubuhnya, meski seluruh tubuhnya terlilit. Sementara Logical-Mathematical ini sudah berdarah-darah. Di lengannya ada banyak sekali sayatan pisau yang merembeskan darah keluar. Anehnya, Logical-Mathematical itu sendiri yang memegang pisau berdarahnya. Menurut hukum pertolongan pertama, orang yang mengucurkan banyak darah perlu ditolong pertama kali.

Kristof menjatuhkan nasi goreng dan capcaynya ke atas tanah, lalu berlari menghampiri si Logical-Mathematical. Dia membungkuk dan berusaha mengamati bagian mana saja yang terluka.

"Please, bawa gue kabur dari sini," bisik Logical-Mathematical dengan pilu.

"Jangan tolong dia. Lepaskan aku. Kumohon!" panggil Intrapersonal di balik lilitannya.

Kristof nggak mendengarkan. Dia mencoba membantu Logical-Mathematical berdiri. Cowok itu tampak kelelahan dengan darah mengucur di seluruh tubuh. Darahnya bahkan mengenai baju Kristof. Britney dan serigala indigo itu masih tetap dalam posisi siaga menyerang Intrapersonal dan gajahnya.

"Kristof," panggil Intrapersonal tiba-tiba. Kristof berhenti karena terkejut cowok itu tahu namanya. "Kalau kamu menolong dia, aku nggak akan maafin kamu. Aku bakal terus kejar kamu ke mana pun."

Kristof mendesah. "Tapi dia luka-luka," sergahnya. "Kalian lanjut berantemnya nanti aja kalau orang ini udah keluar dari rumah sakit."

"Kamu nggak akan bisa ke mana-mana, Kristof," ujar Intrapersonal itu. Namun, anehnya, kalimat itu tidak keluar dari mulut Intrapersonal. Kalimat itu muncul di dalam pikiran Kristof. Dia langsung menoleh ke arah Intrapersonal untuk memastikan. "Kamu akan menyesal, Kristof." Ya, Intrapersonal itu tidak menggerakkan mulutnya sama sekali. Dia berbicara langsung ke dalam kepala Kristof.

"Ke-kenapa ...?"

Intrapersonal memejamkan mata sejenak seperti sedang mencari sesuatu. Ketika dia membuka matanya, seluruh bola matanya berwarna putih. Dia lalu berbicara lagi di dalam kepala Kristof, "Kristof, kamu seorang homoseksual yang bersembunyi di balik topeng."

Kristof membelalak mendengarnya. Bagaimana dia bisa tahu?

"Menghabiskan 25 tahun pertama menyembunyikan identitas diri dari semua orang, termasuk orang yang dicintainya. Kasihan."

"Dia lagi ngomong di kepala kamu, ya?!" sergah Logical-Mathematical panik. "Jangan dengarkan dia!"

"Nggak terhitung berapa banyak cowok straight yang kamu cintai, tetapi satu pun nggak ada yang tahu perasaan kamu. Parahnya, kamu menjadi sahabat dari mereka semua. Kamu menipu mereka dengan menjadi teman yang baik padahal kamu berharap bisa memeluk mereka."

"Please, hentikan," gumam Kristof sambil memandang Intrapersonal yang tak berdaya itu.

Logical-Mathematical mencengkram lengan Kristof kuat-kuat. "Pergi dari sini. Jangan dengarkan!"

"Oooh. Aku nemu satu nama penting dalam kepalamu."

"Jangan ...." Dada Kristof mulai berdebar.

"Dion." Intrapersonal itu tetap menyebutkannya. "Laki-laki yang kamu usir pergi dari hidupmu, tanpa diberi tahu alasannya apa. Dan kamu meninggalkannya ketika dia sedang sangat membutuhkanmu."

InteligensiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang