🌻10🌻

521 75 48
                                    

Berdebu banget ini cerita ya, terakhir bulan oktober kalo gak salah, baru bisa update februari 😭😭😭😭 maafkan aku yang sok sibuk ini.

******

Mino lagi nyenderan di sofa ruang tamu apartment Irene, sedangkan Irene lagi bikin pie di dapur. Dari tadi mainin hape aja, hatinya lagi bahagia soalnya Bomi baru aja abis ngelahirin kemarin. Terus aa Jinu dan keluarga otomatis keluarga Mino juga bahagia banget menyambut anak mereka, cucu pertama dari anak pertama gimana gak seneng coba? Jadi semuanya ikutan seneng.

Selesai membuat pie Irene ikutan duduk di sebelah Mino, dengan semangat Mino menunjukkan sebuah foto ke Irene "Liat deh yang, lucu banget kan?" katanya senyum-senyum sendiri.

Irene mengangguk setuju, "Namanya siapa?" tanya Irene.

"Yeri." Jawab Mino sambil terus menatap ponselnya, bakal jadi keponakan kesayangan sih kayanya.

"Kamu suka anak kecil ya?" tanya Irene lagi.

Mino mengangguk semangat "Suka banget, aku selalu bermimpi kalau suatu saat nanti aku punya anak-anak, rumah pasti bakal rame banget sama suara mereka."

Irene diam, itu juga yang selalu ia inginkan sejak dulu. Sejak ia masih bersama Suho, tapi apa boleh buat tuhan belum memberikan padanya.

"Someday." Ucap Irene.

Mino tersenyum sambil mengangguk "Someday, with you." Katanya dengan mantap.

Irene hanya diam, dan tak menjawab lagi perkataan Mino. Melihat gelagat Irene, Mino akhirnya memeluk Irene dari samping, dia sadar mungkin perkataannya menjadi sesuatu yang berat untuk Irene.

"Yang, maaf ya kalo omongan aku asal banget. Gak perlu kamu pikirin kok, kalo kamu emang belum siap buat punya anak it's okay."

Irene menghela nafasnya, lalu menunduk "Bukannya gitu, setelah semua yang terjadi sama hidup aku, punya anak itu jadi trust issue buat aku. Aku cuma takut kalo suatu saat nanti aku atau kamu pergi buat selama-lamanya, aku takut anak kita ngerasain kehilangan kaya apa yang aku rasain, aku gak bisa buat dia ngerasa kaya gitu." Jelas Irene.

Mino paham betul gimana posisi Irene sekarang, dia emang masih berjuang buat sembuh, berjuang buat baik-baik aja, emang dia mau nikah dan punya anak dari Irene suatu hari nanti, tapi ahh harusnya dia lebih mikir lagi pas ngomong kaya tadi tuh. Kan jadinya kaya gini.

"Sorry, aku janji gak akan bahas permasalahan kaya gini lagi. Semuanya bakal baik-baik aja asal sama kamu."

Irene mengangguk "I hope so."

Pelukan Mino pada Irene semakin menguat malam itu, hingga mereka terlelap di sofa apartment. Hingga pagi datang, dan Irene kembali pada kehidupan biasanya. Berangkat kantor dianterin sama Mino. Bener-bener kaya suami istri yang istrinya kerja, tapi suaminya cuma diem aja dirumah pengangguran kerjaanya cuma anter jemput istri.

Mino membuka kaca mobilnya, Irene berlari ke arah Mino "Nanti pulang kaya biasa kan?" tanyanya.

Irene mengangguk gemas, kalo bukan di parkir umum udah Mino cium "Iya, nanti aku kabarin ya."

"Oke, selamat kerja sayang."

"Iya, hati-hati ya!"

"Kamu cantik!" ucap Mino setengah teriak, Irene cuma ketawa aja sambil melangkah memasukki kantor.

"Dari duluuuuuuuu." Balas Irene setengah teriak juga.

****

Emang makan siang sambil ghibah itu udah paling enak sih, kali ini Irene, Seulgi, Wendy, Jinhyuk, dan Jungwoo lagi kumpul makan siang kan di ruangan meeting. Abis meeting tadi terus lanjut makan disana. Pada mesen gofood yang bayar Irene, emang pada kurang ajar banget. Tau aja mood Irene lagi bagus makanya digunakan buat minta traktir makan.

Way Back Home ● Minrene [Mino × Irene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang