Mino pulang kerumah pukul tujuh pagi, keadaannya benar-benar berantakan. Dia benar-benar udah gak punya semangat untuk kembali menjalani kehidupannya lagi. Mino masuk kedalam rumah dengan pandangan kosong. Dia berjalan lemah masuk, melewati Mamih yang baru aja keluar dari kamar mandi.
"Gak usah pulang sekalian!" omel Mamih, tak dijawab oleh Mino.
Mino terus berjalan naik, masuk ke kamarnya mengambil koper dan menaruh semua baju-bajunya asal. Serta beberapa barang yang menurutnya berharga, Mino berhenti lalu menatap sebuah dinding kamarnya yang tergantung fotonya dengan Irene. matanya kosong, Mino sudah tidak bisa menangis lagi karena tangisnya udah dia luapkan malam tadi diatas bukit.
Mino turun membawa dua koper besar dikanan dan kirinya, Mamih masih disana gak ada Papih gak ada Jisoo, cuma Mamih yang ada. Mino gak mau ambil pusing, dia berjalan melewati Mamih.
"Mau kemana kamu? Mau tinggal sama pacar kamu? Kamu sekarang jadi anak yang gak pernah dengerin Mamih ya a sejak kenal Irene." Mamih mulai mendebat.
Mino memejamkan matanya "Udah Mih... cukup."
"Kemana Mino yang dulu? Irene emang bawa pengaruh buruk ke kamu a. itu kenapa Mamih gak setuju sama Irene, bener apa yang Mamih omongin ke Irene kemarin." Ujar Mamih masih mendebat Mino.
Mino berbalik, melepas kopernya berjalan mendekat ke Mamih "Apa yang Mamih bilang ke Irene? Mamih ngomong apa ke Irene?" tanya Mino dengan suara bergetar.
Mamih diam, mengalihkan matanya dari pandangan Mino yang tajam menatapnya.
"Mih jawab! MAMIH NGOMONG APA SAMA IRENE? APA YANG MAMIH OMONGIN KE IRENE?" suara Mino meninggi. Membuat Papih keluar dari kamar, dan kaget ngeliat Mino udah marah-marah dan Mamih diem aja dihadapan Mino.
Papih berlari kearah Mino "A, tenang a."
"Mamih tuh gak mikir ya Mih? Mamih gak pernah mikir perasaan orang lain? Mamih gak mikir Mamih punya anak cewek Mih! Gimana kalo Jisoo digituin sama mertuanya nanti? Pernah mikir gak sih Mamih? Selama ini aa berusaha sabar ngadepin sikap Mamih, tapi semakin kesini Mamih emang udah gak bisa disabarin lagi. Apa salahnya Irene? apa salahnya Irene ke Mamih? Apa salahnya?" suara Mino bercampur marah, kecewa, dan sedih.
Mamih menatap Mino "Irene itu janda! Mamih cuma mau yang terbaik buat kamu!"
"Salah Irene kalo dia janda? Mih, dia juga gak mau jadi janda. Semua orang juga gak mau! Tapi kalo takdirnya kaya gitu kemana? Masih mau mendebat tuhan?"
"Kamu berani ngelawan Mamih? Ini Mamih, orang yang ngelahirin kamu!"
Mino tersenyum miring "Gak usah anggep aku anak Mamih lagi, jangan pernah cariin aku lagi. Aku gak bisa hidupku diatur Mamih terus, aa bukan anak kecil lagi." Ucap Mino kemudian berbalik, dan mengangkat kopernya kembali. Papih mencoba menahan, tapi gak bisa. Mino berjalan tanpa menoleh kebelakang.
Hari ini, Mamih kehilangan anaknya.
****
"Gak ada Irene disini, Mino." Ujar Wendy pada Mino yang memaksa masuk kantor untk ketemu sama Irene.
Mino masih berdiri dihadapan Wendy dan Seulgi "Ada, dia ada didalam kan? kalian jangan halangin gue dong, gue mau ketemu Irene sekali ini aja."
Seulgi mendesah putus asa, kemudian dia minggir dari pintu dan membiarkan Mino mencari Irene didalam kantor. Wendy dan Seulgi gak bisa lagi ngelarang Mino buat gak masuk kantor, mau ngelarang pun percuma. Tapi emang Irene gak ada di kantor.
Mino kemudian duduk di sofa, dan mengusap wajahnya kasar dia juga menjenggut rambutnya "Gue udah cari Irene kesana kemari, tapi tetep gak ketemu. Dia dimana sih? Kalian tau kan pasti Irene dimana?"
![](https://img.wattpad.com/cover/230289409-288-k814713.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home ● Minrene [Mino × Irene]
FanfictionSong Mino adalah pria dengan jiwa bebas, bertemu dengan Bae Irene wanita yang masih bergelut dengan masalalu nya. Irene membangun dinding kokoh dalam dirinya, membatasi semuanya. Namun Mino hanya butuh waktu 2 bulan untuk perlahan menggoyahkan dind...