2

449 74 0
                                    

_______

"Y/n?" Lisa menggoyang pundak y/n membuat y/n menoleh dengan wajah 'ada apa?'

"Itu!" desis Lisa, arah matanya tertuju pada kursi dosen.

Y/n menoleh. Ternyata, seorang dosen sudah duduk manis di depan sana. Menatap y/n yang kini baru menyadarkan dirinya dari lamunan bodoh tentang laki-laki abnormal itu.

"Aku harus apa?" tanya y/n pada Lisa, wajahnya benar-benar sangat terlihat bodoh. Sungguh.

"Anda tidak mendengarkan pertanyaan saya?" tanya dosen wanita bernama Yonaa. Bu Yonaa, dosen mata kuliah Jurnalisme Sastra yang hobinya bertanya pada setiap mahasiswa mengenai materi perkuliahan. Mengapa y/n bisa-bisanya tidak sadarkan diri bahwa dosen itu sudah memasuki kelas dan menggencar mahasiswa dengan pertanyaan-pertanyaan menyeramkannya itu? Bodoh!
Y/n sedikit melirik ke arah Lisa.

Sialan! Wajah Lisa tertunduk. Y/n tahu, bukan berarti Lisa tidak mau membantunya, jika Lisa bersikap seperti itu maka itu artinya Lisa tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan yang dilemparkan oleh Bu Yonaa.

Bu Yonaaa berdecak kesal. Melepaskan kacamata minusnya dengan kasar dan mengurut keningnya. Ya, y/n tahu saat ini ia telah membuat dosen paruh baya itu terlihat sangat kesal.

***

"Bisa-bisanya ya, kau selama mata kuliah 2 SKS melamun? Ngelamunin aku ya?" Jimin menepuk-nepuk pelan kening y/n yang duduk di hadapannya.

"Ngelamunin apaan sih? Jorok ya?" Jungkook menambahkan, berucap dengan tampang fokus pada makanan di hadapannya.

"Omongan kalian berdua ya!"
Lisa memoles kening Jungkook dan Jimin bergantian, sedangkan y/n? Gadis itu masih sibuk mengedarkan pandangannya.

Taehyung? Kemana?
Baru saja sejenak y/n bertanya-tanya sendiri, laki-laki itu sudah muncul dari balik kerumunan, dengan earphone yang menggantung sebelah dan dua tangan yang membawa minuman serta makanannya.

"Weeyyy!!!" Jungkook dan Jimin refleks bangkit dari hadapan y/n dan Lisa, membawa makanan dan minuman yang belum mereka habiskan, menuju bangku dimana Taehyung duduk saat ini.

Selalu, Taehyung tidak pernah mau duduk semeja dengan y/n, Lisa ataupun perempuan lainnya.

"Tuh kan? Taehyung  mungkin udah menganggap kita seonggok sampah yang baunya tercium kemana-mana, sampe makan pun dia tak pernah mau satu meja sama kita lagi." Y/n sekilas menoleh ke arah 3 pemuda sahabatnya itu, lalu kembali menatap Lisa.

Lisa hanya mengangkat kedua bahunya. Ia mengerti dengan keanehan yang y/n rasakan saat ini, karena ia juga mengalami hal yang sama. Namun... Harus bagaimana lagi? Lisa tidak bisa memaksa Taehyung untuk duduk makan di samping mereka berdua kan? Mungkin Taehyung memang bisa lebih nyaman jika berlaku seperti itu. Ya. Mungkin. Entahlah.

"Dan berkat dia. Aku kena tugas tambahan dari Bu Yonaa tadi!" ucap y/n lagi dengan tampang kesal.

"Berkat dia?" Lisa menatap y/nbdengan wajah yang penuh pertanyaan.

"Jangan bilang selama kuliah tadi, kau melamun mikirin dia?"

"Ha?" Y/n menggeleng, mengibas-ngibaskan tangannya tak karuan.

"Kau masih suka pada Taehyung?" Pertanyaan Lisa nyaris membuat y/n menyemburkan minuman kaleng yang baru saja ia teguk. Suka? Masih suka?

"Emangnya aku pernah suka pada Taehyung?!" Y/n sedikit menggebrak meja kantin yang tengah Lisa topangi.

"Dulu. Sebelum Taehyung jadian sama Jisoo? Kau bilang suka? Malah kau sempat mau nembak dia kalau tak ku cegah. Bodoh! Kau lupa? Pura-pura lupa?"

Mendengar rentetan pernyataan Lisa saat ini benar-benar membuat y/n kelabakan. Karena... Itu... memang benar. Oh... Tuhan, memalukan. Tapi,

Eyes Voice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang