6

387 63 10
                                    

_______

Y/n berdiri menatap gedung di hadapannya. Mungkin ini gedungnya. Gedung tempat Taehyung bekerja, sesuai dengan alamat yang dituliskan Taehyung tadi. Y/n melangkahkan kakinya menuju pintu utama, pintu putar yang kini dilalui oleh beberapa orang yang terlihat sibuk lalu lalang. Memasuki ruangan lobi yang luas, dihuni oleh beberapa orang berwajah serius. Apakah ini gambaran dari para pekerja disini, seorang jurnalis? Menyeramkan.

Y/n sejenak mengotak-atik ponselnya. Menghubungi Taehyung untuk menjemput keberadaannya saat ini.

Tung... Satu buah pesan balasan dari Taehyung.

'Naik ke lantai 4. Ruang 5b.'

Y/n berdecak. Memiringkan bibirnya kesal. hampir saja ia akan membanting ponselnya. Laki-laki itu benar-benar menjengkelkan. Tidak bisa kah ia turun sejenak menjemput Y/n, lalu kembali bekerja. Untuk melakukan hal itu tidak akan menghabiskan waktu berjam-jam bukan?

Dengan langkah menghentak kesal dan pandangan kebingungan, Y/n mencari keberadaan lift. Dimana?

"Ada yang bisa saya bantu?"

Pertanyaan itu membuat Y/n merasakan terpaan angin surga saat ini.

"Saya mau ke lantai 4, ruang 5b," jawab Y/n seraya tersenyum.

"Oh, kebetulan itu ruangan saya juga. Mari ikut saya," ajaknya sopan. Seorang pemuda tampan dengan raut wajah yang ramah itu kini berjalan mendahului Y/n, sementara
Y/n mengekor dari belakang.

"Ada perlu apa? Atau... mau bertemu dengan siapa?"

"Saya ada perlu dengan Taehyung, saya temannya," jawab Y/n.

"Ohhh... Taehyung? Mahasiswa-"

"Iya," sela Y/n dengan respon cepat

Ting... Pintu lift terbuka, Y/n dan laki-laki itu. Entah siapa namanya, karena laki-laki itu belum menyebutkan namanya, berjalan beriringan melalui beberapa orang yang berlalu-lalang membawa berkas dengan id-card yang menggantung. Mungkin itu karyawan disini. "Tuh orangnya."

Laki-laki itu menunjuk Taehyung yang kini tengah duduk menghadap meja kerjanya seraya menggerak-gerakan jari di atas keyboard komputer.

"Kamshamnida." Y/n tersenyum dan membungkuk sopan. "Oh iya, Y/n imnida."

Y/n mengulurkan tangan kanannya. "Seokjin , panggil aja oppa. Saya pembimbing Taehyung waktu magang dulu."

"Oh ya?"

"Ya, tapi sekarang dia udah jadi rekan kerja saya."

Seokjin terkekeh. Lalu mempersilahkan Y/n untuk memasuki ruangan kerjanya.
"Terima kasih sekali lagi," ucap Y/n sebelum meninggalkan Seokjin untuk menghampiri meja kerja Seokjin.

"Baca artikelnya." Taehyung berucap tanpa sedikitpun menoleh. Y/n mendesah. Mulai membuka map pertama yang sedikit berdebu, membuat hidungnya gatal dan menghasilkan bersin beberapa kali. Tiba-tiba tangan Taehyung menyodorkan kotak tisue di hadapan Y/n.

"Gomawo," ucap Y/n dengan senyum tipisnya.

"Mmmm."

Taehyung hanya bergumam. Tapi... Gumaman itu membuat senyum Y/n semakin lebar.

Satu lembar...

Dua lembar...

Tiga lembar...

Empat lembar...

Hingga lembar kelima, Y/n menghentikan aktivitasnya. Y/n menguap, lagi-lagi. Suasana ruangan yang begitu serius, hanya terdengar suara ketikan-ketikan keyboard, dan sesekali suara seorang Ofice Boy memasuki ruangan mengantarkan pesanan kopi.

Eyes Voice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang