16

330 59 8
                                    

_______

Taehyung mengeratkan jaket yang ia kenakan. Angin malam yang berhembus kencang ternyata mampu membuat tubuhnya merinding. Sudah 5 menit Taehyung mondar-mandir di samping motornya. Menunggu Y/n untuk keluar dari balik pintu pagar rumahnya. Malam ini Taehyung harus membereskan semuanya. Harus. Terlebih masalahnya dengan Y/n.

“Tae?” Y/n keluar dari balik pintu pagar dengan menggunakan kaos abu-abu yang dibalut sweater berwarna senada, dan celana pendek cokelat. Rambut panjangnya tergerai, beterbangan terhempas angin kencang. Membuat gadis itu sesekali merapikan rambutnya.

Sejenak Taehyung terdiam. Apakah ia yakin akan mengungkapkan kata-kata yang sudah ia rancang sebelum pergi? Sepertinya begitu.

“Kau mau ikut denganku?” tanya Taehyung, sama sekali tanpa menatap Y/n sekilaspun. Kini Taehyung sibuk memasukan kunci motor, sudah duduk di atas motornya lagi. Sebenarnya itu bukan pertanyaan, melainkan ajakan.

Karena jika Taehyung bertanya pada Y/n. Sebaiknya Taehyung tunggu ketika Y/n menjawab pertanyaannya lalu ia menaiki motornya. Tapi saat ini, tidak.
Y/n tidak menjawab. Karena sepertinya Taehyung tidak membutuhkan jawaban 'tidak'. Y/n hanya perlu menghampiri Taehyung dan duduk di belakang dengan manis.

“Kita mau kemana?” tanya Y/n ketika Taehyungmenarik gas motornya.

“Nanti juga kau akan tahu.” Y/n memutuskan untuk tidak bertanya lagi. Sekarang sudah pukul 8 malam. Tidak mungkin Taehyung akan membawanya ke suatu tempat yang membutuhkan waktu tempuh lama. Y/n saat ini sibuk menarik kedua sisi sweaternya agar tertutup. Memeluk dirinya sendiri. Tidak mungkin Y/n berani menyentuh Taehyung lagi pasca kejadian kemarin.

Dan... Tadi siang. Taehyung menyingkirkan lengan Y/n walaupun terkesan lembut, Y/n tidak mau menyakiti dirinya sendiri.

Motor Taehyung terhenti. Hanya berselang 15 menit kini mereka sudah sampai di Taman Kota. Taman dengan lantai yang tersusun dari batu cetak yang sempat menjebak high heels Y/n. Y/n turun terlebih dahulu, di susul dengan Taehyung yang kini mulai melangkah bersamaan.
Y/n menatap sekeliling. Taman yang tidak terlalu ramai ternyata. Dalam suasana malam seperti ini hanya terlihat orang-orang dewasa berpasangan berkeliaran di sini, termasuk Y/n dan Taehyung.

Taehyung duduk pada sebuah bangku taman. Bangku besi yang hampir berembun karena terpaan angin malam yang lembab. Y/n hanya mengekor, dan saat ini gadis itu ikut duduk di samping Taehyung.

Lima belas lampu taman yang tempo hari terpecah secara tiba-tiba, saat ini sudah kembali menyala dengan baik. Sepertinya sudah diperbaiki. Dan semoga untuk malam ini kejadian itu tidak terulang lagi, Y/n tersenyum tipis menatap lampu taman berwarna kuning mendung itu menyala berjejer.

“Lampunya udah dibenerin ya?”

Taehyung mengikuti tatapan Y/n saat ini. Menatap 15 lampu taman yang kini sudah kembali menyala.

“Mmmm...” Y/n hanya bergumam. Tatapannya masih terarah pada lampu taman yang sempat pecah mengenai keningnya. Kejadian aneh itu. Hening...

“Tadinya aku tidak terlalu percaya dengan cinta, tapi setelah aku bertemu dengannya, aku baru sadar setiap orang bisa memberikan segalanya demi orang yang dia cintai.” Ucapan Taehyung itu membuat Y/n menoleh, apa maksudnya? Dia? Siapa dia yang Taehyung maksud? Jisoo?

“Rasanya sakit ketika aku bisa lihat dia tanpa bisa miliki dia. Sakit ketika dia ada di sini. Sakit saat dia tersenyum buatku. Sakit ketika dia memanggil namaku dan aku tidak bisa menghampiri dia. Selama aku tak menghilang dari dunia ini, sepertinya aku akan tetap sakit.”

Taehyung kembali mengeluarkan kalimat-kalimat yang jelas tidak dimengerti oleh Y/n. Y/n benar-benar ingin bertanya saat ini. Ketidakmengertiannya benar-benar membuatnya tersiksa sendiri.

Eyes Voice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang