_______
Brak... Taehyung membuka pintu kamarnya dengan kencang. Dorongan itu menghasilkan suara gebrakan keras dan menyebabkan handuk serta baju kotor yang menggantung di belakang pintu berjatuhan.
Langkahnya terayun cepat, melempar tas ranselnya di atas tempat tidur dengan sembarang. "Aku udah bilang padamu. Jangan pernah ganggu Y/n!" bentak Taehyung.
Melepaskan tali-tali sepatunya dengan menarik-narik kencang.
Bruk... Sepasang sepatu kotor itu ia lempar ke belakang pintu."Jisoo-ssi!" panggil Taehyung. Ia tahu, dan ia bisa merasakan bahwa saat ini Jisoo ada di sekitarnya, namun makhluk itu belum kunjung menampakan diri.
"Ada apa denganmu sebenarnya, hah?!" Taehyung menghampiri Jisoo yang kini muncul, berdiri di depan pintu keluar. Taehyung menutup pintu, tidak lucu jika ada penghuni lain lewat memergoki Taehyung tengah berbica seorang diri, "Aku sudah bilang padamu kan?" Taehyung menatap Jisoo, memperhatikan tubuh Jisoo saat ini. Ada yang aneh, kemana kaki Jisoo? Kali ini Taehyung melihat tubuh Jisoo tidak utuh seperti biasanya.
Jisoo melayang, tanpa kaki. Lupakan!.Taehyung berkacak pinggang. Menatap Jisoo dengan tatapan semenyeramkan mungkin.
"Jangan pernah ganggu Y/n lagi!" ujar Taehyung dengan suara menghentak, nyaris seperti seorang guru matematika memarahi siswanya yang tidak mengerjakan tugas_-.
"Maaf," gumam Taehyung ketika menatap mata Jisoo yang mulai berair. "Maaf sekali lagi," lanjut Taehyung. Menatap Jisoo dengan sedikit rasa sesal, membentak-bentak makhluk itu seperti tadi, terlalu kasar. Mungkin Taehyung menyadari, Jisoo tidak akan berlaku seperti itu jika ia benar-benar menepati janjinya, secepatnya. Dan, Taehyung sebelumnya sudah berjanji bahwa urusannya dengan Y/n, hanya sebatas artikel. Ketika masalah artikel selesai, seharusnya Taehyung kembali menjauhi Y/n. Itu janji Taehyung kan? Dan menepati janji yang selanjutnya.
Taehyung mendesah. Menjatuhkan tubuh kotornya di atas tempat tidur. Lemas. Perasaan apa ini? Nyaris melumpuhkan saraf-saraf motoriknya.
***
"Kau gila?! Ini masih pagi! Mendung lagi!" Lisa yang berjalan di samping Y/n tidak henti mengeluarkan protes-protes keras.
"Buka Y/n! Buka! Kau malu-maluin aku saja!" Lisa mencoba meraih kacamata hitam yang Y/n kenakan, namun Y/n menghindar dan menepis-nepis lengan Lisa.
"Kalau kau malu, ya kau jangan jalan di sampingku!" perintah Y/n tanpa memperlambat laju langkahnya.
"Kau! Kau apa-apaan sih?!"
Lagi-lagi Lisa mencoba meraih kacamata yang Y/n kenakan.
Selama mata kuliah pertama berlangsung yang dimulai pukul 7 pagi, Y/n sama sekali tidak melepaskan kacamata hitam yang ia kenakan ketika memasuki kampus. Hingga masuk kelas. Hingga dosen jam pertama masuk. Hingga keluar, dan hingga saat ini ketika mereka akan menuju ruang W 8 untuk mengikuti mata kuliah kedua.Jika saja Y/n bukan sahabat dekat Lisa. Sahabat yang kerap kali membantunya, maka Lisa akan senantiasa tega untuk tidak menyertai Y/n selama seharian ini jika Y/n tidak mau melepas kacamata hitam itu.
Trap... Langkah keduanya sudah mencapai batas pintu kelas. ternyata kelas sudah hampir penuh. Oh Tuhan, rasanya Lisa ingin sekali berlari mendahului Y/n ketika semua pasang mata di kelas menatap ke arah mereka saat ini. Mungkin lebih tepatnya menatap gaya aneh Y/n yang memakai kacamata hitam di dalam ruangan tidak terang ini.
Y/n berjalan gontai, memasuki kelas. Menuju kursi di baris kedua yang belum berpenghuni."Aku mohon sekali ini Y/n, buka kacamata mu." Lagi-lagi Lisa mencoba melepaskan kacamata Y/n.
"Andwae! Andwae!"Y/n menepis kencang lengan Lisa. Membenarkan letak kacamatanya yang sedikit bergeser akibat ulah Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes Voice ✔
RandomRemake cerita dari mak cit dg judul yg sama Rank 1# Yn (07 Juni 2021)