1

2.7K 124 5
                                    

️ elder abuse ⚠️ (you can skip this part if you feel uncomfortable with it)

Brukk..
Brakk..

Suara pukulan yang cukup keras mengenai tubuh tua yang lemah. "Dasar wanita tua merepotkan. Kalau tidak mau makan yasudah. Aku tidak peduli. Lebih baik kau mati saja daripada merepotkanku seperti ini," ucap seorang lelaki paruh baya yang kepalanya masih dikuasai oleh getaran emosi.

Pria itu lagi-lagi mengangkat tangannya untuk melayangkan kembali pukulannya kepada sang ibu yang sudah terbaring lemah tak berdaya di lantai rumahnya namun dapat ditahan oleh sang anak. "AYAH HENTIKAN!" Teriak pemuda yang sepertinya berusia 20 tahunan.

"Ohoo. Kau berusaha menjadi pahlawan bagi nenekmu yang sudah tua renta ini rupanya?" Lelaki yang lebih tua kembali mendorong anaknya yang berusaha melindungi neneknya dari pukulan sang ayah.

"Tidak bisakah kau tidak berbuat kasar kepada nenek? Kau tahu dia sudah tua dan sakit-sakitan. Tega sekali kau!"

Pria paruh baya tadi hanya tertawa mencibir ucapan sang anak. "Kenapa memangnya? Lagipula dia selalu merepotkanku. Jika dia mati, tentu saja akan lebih mudah untuk kita berdua bukan?"

"Kau benar-benar seperti iblis!" Pemuda itu membawa sang nenek untuk kembali ke kamar agar terhindar dari pukulan ayahnya yang tidak beradab itu.

New Thitipoom -nama pemuda itu- membaringkan sang nenek di tempat tidur lalu menyelimutinya. "Nenek kenapa tidak mau makan hmm? Apa tidak suka dengan makanannya?" Tanya New dengan lembut.

Nenek New hanya menggelengkan kepalanya. "Tuan itu memberi racun di makananku Kak Thi. Aku melihatnya menaburkan obat di atasnya," ucapan sang nenek membuat New terkejut.

Nenek New mengidap dimensia sehingga ingatannya terganggu. Sang nenek juga memanggil New sebagai Kak Thi dan menganggap dirinya lebih muda dari cucunya itu.

"Nenek, jika kita berdua pergi dari rumah ini bagaimana? Jadi kita tidak perlu bertemu dengan tuan jahat itu lagi." New berusaha mencari jalan keluar dari masalah yang sedang ia hadapi saat ini. Melarikan diri bukanlah jalan yang baik, namun pergi dari orang seperti ayahnya itu juga bukan pilihan yang buruk.

 Melarikan diri bukanlah jalan yang baik, namun pergi dari orang seperti ayahnya itu juga bukan pilihan yang buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa disangka, sang nenek langsung mengangguk menyetujui usulan New. Tanpa pikir panjang, New menyiapkan segala keperluan yang mereka butuhkan selama perjalanan. Tak lupa ia menelfon Tay -teman baiknya- untuk meminta bantuan.

Setibanya Tay di depan rumah New, mereka berdua langsung membawa sang nenek pergi dari rumah itu. "Apa yang akan kau lakukan selanjutnya New?"

New menghela nafas panjang. "Aku tidak tahu Tay. Aku masih bingung. Ijinkan aku menginap di tempatmu untuk sementara ya?"

Tay sebenarnya tidak keberatan jika New dan neneknya tinggal di tempatnya. Namun kontrakan miliknya cukup kecil dan rasanya akan sangat tidak nyaman bagi nenek New untuk tinggal di sana dalam waktu yang lama.

"Kenapa kau tidak membuat nenek tinggal di panti jompo New? Setidaknya disana ada yang akan menjaga nenekmu dan kau bisa tetap pergi bekerja," ujar Tay.

New tampak menimbang usulan Tay. Tidak buruk juga pikirnya untuk menitipkan nenek di panti jompo. Ia bisa bekerja dan neneknya ada yang mengurus segala kebutuhannya.

"Kau bisa tinggal bersamaku jika kau tidak keberatan, selagi kau mengumpulkan biaya hidup kalian berdua," tawar Tay pada temannya sejak kecil itu.

New menatap Tay dengan pandangan penuh terima kasih karena pemuda itu selalu menolongnya setiap kali ia kesusahan. "Aku tidak tahu seberapa banyak ucapan terima kasih yang pantas kuucapkan untukmu Tay."

"Tidak perlu begitu New. Kau ini sahabatku. Sudah seharusnya aku menolongmu. Lagipula aku juga senang kau bisa terlepas dari ayahmu yang jahat itu. Uh! Dia benar-benar jahat. Sepertinya ada setan yang merasuki jiwanya," ucapan Tay membuat New tertawa.

"Kau benar. Aku jadi ragu kalau dia benar-benar ayahku. Sepertinya dia itu titisan iblis yang menjelma menjadi manusia."

Encounter || OffNewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang