8

2.6K 321 37
                                    

Jika kalian mengatakan pernikahan adalah hal paling indah. Tidak bagi mereka, sehabis prosesi, suasana berubah sangat canggung. Sasuke dan Naruto hanya diam di sisi ranjang masing-masing dengan ponsel ditangannya.

Naruto melirik pada pria disampingnya, Sasuke yang biasanya acuh itu juga agak merasa tertekan dengan status baru mereka.

"Mau keluar?" Tanya Naruto untuk memecahkan es yang membeku didalam diri mereka. Sasuke menoleh untuk menatap Naruto.

"Oke."

Mereka keluar diam-diam. Ini karena Kushina yang memaksa mereka untuk langsung istirahat. Mereka berkendara dengan mobil Naruto, hampir setengah jam, tujuan mereka adalah Champ de Mars. Ini adalah kali kedua mereka kemari, Naruto dan Sasuke memilih lokasi yang agak sepi dan duduk.

Malam ini sangat dingin karena sore tadi, hujan tak berhenti mengguyur kota Paris, Naruto sendiri sudah memakai pakaian tebal dengan syal merah.

Sasuke meraih kotak rokoknya dan mengambil satu batang dari sana.

"Mau rokok?" Tawar Sasuke dan Naruto menggeleng. Sasuke mengembalikan kotak ke sakunya dan menghidupkan sumbu rokoknya. Bau tembakau Parliament yang ringan mengudara disekitar hidung Naruto.

"Sasuke, menurutmu. Apa yang harus kita lakukan setelah ini?" Tanya Naruto, ia memainkan kakinya yang menginjak rumput.

"Apa lagi?" Sasuke menghisap dan melepaskan asap rokoknya. "Kita sudah resmi menikah, ini sama dengan yang diinginkan orang tua kita. Tinggal jalani saja."

"Kamu mengatakan semudah itu, aku tidak tau harus mulai darimana. Tidakkah kamu merasa kita sama-sama canggung?" Tanya Naruto, ia memfokuskan pandangannya pada Eiffel yang malam ini diselimuti cahaya warna-warni lembut.

"Aku mengerti karena kamu sebelumnya straight ..." Sasuke mematikan rokok yang masih panjang itu dan menatap side profile wajah Naruto. Pria ini masih belum memakai anting yang menjadi ciri khasnya, entah kenapa ada getaran disudut hati Sasuke jika mengingat Naruto sekarang dan sosok pria ini di foto yang sebelumnya ia temukan.

"I will lead you." Ucap Sasuke selanjutnya.

"Memimpin? Memimpin apa?" Naruto menolehkan pandangannya ke arah manik hitam Sasuke. Ah, kenapa dia selalu tersesat jika melihat iris itu?

Sasuke juga membalas tatapan pria dihadapannya dan meraih tangan Naruto, reaksi pertama Naruto adalah terkejut dan ingin mengambil kembali tangannya, tapi Sasuke menahannya.

"Ayo mulai dari ini, jika kamu merasa tidak nyaman, kita bisa berhenti."

Jantung Naruto bagai di remas, ia tidak tau jika suara pria akan membuatnya membeku seperti ini, yang Naruto ingat adalah Sasuke meraih tengkuknya dan ia merasakan sesuatu yang hangat menempel di bibirnya.

Mulut Naruto menegang, matanya melotot melihat wajah Sasuke yang hanya terbatasi hidung keduanya.

"Aa–apa? Ini ciuman?!" Batin Naruto memberontak, ia ingin mendorong bahu Sasuke tapi tenaga pria itu lebih kuat darinya. Terpaksa Naruto membiarkan Sasuke melakukan hal yang diinginkannya.

Melihat tak ada perlawanan dari Naruto, Sasuke mencoba menggerakan bibirnya, ia memainkan bibir bawah dan atas Naruto secara bergantian.

"Tutup matamu." Bisik Sasuke disela-sela ciumannya dan Naruto merasakan tubuhnya sekarang seperti robot, ia mengangguk patah-patah dan menutup kedua matanya.

"Apa ini?" Naruto lebih sensitif ketika matanya tertutup. Ia bisa mendengarkan deru halus nafas mereka berdua dan bibir yang saling bertemu itu. Ah, ini rupanya rasa bibir pria.

TIME [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang