32

1.6K 228 20
                                    

Naruto terbangun di tengah malam, ia mengucek matanya dan melihat ponsel yang berada di atas nakas berbunyi pelan, dengan setengah jiwa yang terkumpul, Naruto berusaha melihat nama yang tertera disana.

[Ah, ada apa Sasuke?]

[Bisakah kamu kemari? Aku ada di XXX]

Naruto bergumam dan melihat waktu yang menunjukkan hampir pagi hari.

[Ah, apa yang kamu lakukan selarut ini ditempat itu?] tanya Naruto, tapi Sasuke tak menjawab dan mematikan panggilannya.

Naruto hanya mengangkat satu alisnya dengan heran dan berdiri, ia mengambil jaket tebal dan segera turun ke bawah.

Sasuke duduk melamun di pinggir jalan, seluruh tubuhnya lemas, seperti bukan miliknya. Beberapa menit yang lalu, ia hampir menabrakkan mobilnya ke arah mobil lain, ia terlalu tidak fokus, pengendalian dirinya akan hancur bila bertemu dengan pria itu.

Selagi menunggu Naruto, Sasuke mencoba untuk meraih kantongnya, ia menemukan satu batang rokok disana. Sasuke akhir-akhir ini tidak merokok karena Naruto rutin memberinya permen, tapi dalam pikiran yang rumit, hanya benda ini satu-satunya yang bisa Sasuke pikirkan untuk menjernihkan otaknya.

Ia mencoba menyalakan rokok dengan korek, tapi tangannya terlalu gemetar hingga ekor apinya tidak fokus, Sasuke berusaha mengendalikan dirinya, tapi gemetar itu malah semakin hebat. Ia dengan kasar membanting kedua benda itu di jalan, dan menundukkan kepalanya dengan frustrasi.

Tak lama, sebuah mobil SUV hitam merapat, dan Naruto keluar dari dalam, ia melihat Sasuke sangat berantakan dan mendatanginya.

"Ada apa?" tanya Naruto, ia melirik pada rokok dan korek yang tergeletak sia-sia di jalan, ia mengambil keduanya, dan memasukan mereka ke dalam saku. Sebagai ganti, Naruto mengeluarkan satu batang permen.

"Ini," Naruto menyerahkan permen yang sudah terbuka itu pada Sasuke, dam pria itu mendongak sebelum mengambilnya.

"Lelah berkendara atau mengantuk?" tanya Naruto kemudian, karena ia melihat mobil Sasuke terparkir agak sembarangan.

"Mungkin keduanya," jawab Sasuke dengan lemah, suasana sedikit hening.

"Kemarilah," Sasuke melambai pada Naruto, dan pria itu berjalan sambil jongkok di hadapan Sasuke.

"Apa?"

Sasuke menyandarkan keningnya pada pundak Naruto dan menghela nafas panjang, itu terasa lebih baik, tangannya pun tidak menggigil hebat seperti tadi.

"Sesuatu terjadi?" tanya Naruto, ia membiarkan beban di bahunya tetap disana.

"Bukan apa-apa, sesuatu pasti terjadi setiap detik, itu bukan hal besar," jawab Sasuke, ia menjawab dengan linglung, ia tidak tau jawaban itu lebih pantas untuknya atau Naruto.

"Sasuke, kamu seperti remaja yang baru saja bertemu mantan pacar saja," jawab Naruto dengan maksud bercanda, tapi ia tidak tau saat tangan Sasuke di bawah, menggengam kain bajunya makin erat.

"Cukup, ayo pulang." Sasuke menegakkan punggungnya dan berdiri, wajahnya kembali lurus seperti semula. Seperti pria yang tadi duduk dengan muka ingin menangis, bukanlah dirinya.

Naruto tersenyum tipis, ia melakukan perengangan sebelum berdiri.

"Mau menyetir sendiri?" tanya Naruto.

"Ya, jalan dulu, aku dibelakangmu."

"Oke."

Mereka sampai di apartemen ketika waktu sudah memasuki dini hari, Naruto tidak bisa tertidur setelahnya, ia berencana akan membersihkan apartemen, sedangkan Sasuke pergi ke kamar untuk membersihkan diri.

TIME [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang