Ketika Naruto membuka mata, matahari telah condong ke arah barat, ia melihat jam alarm digital di nakas, waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Naruto bangun pelan-pelan dan memegangi kepalanya yang masih pusing, sejenak ia merasa asing pada kamar dan tata letaknya hingga, Naruto ingat jika dirinya bukan lagi di villanya yang nyaman.
Naruto melamun sebentar dan melangkah ke kamar mandi untuk cuci muka, setelah itu, ia membuka pintu dan mencari keberadaan Sasuke.
Apartemen yang tergolong minimalis dan tidak bersekat itu langsung menjadi pemandangan pertama Naruto, ia bisa memastikan jika Sasuke tidak berada di ruang tamu, Naruto berbalik dan berdiri didepan ruang kerja pria itu.
Naruto melihat kotak sidik jari di depan pintu dan merasa aneh.
Apa pria ini menyembunyikan dokumen negara atau kode nuklir?
Naruto mengenyahkan pikirannya dan mengetuk pelan, tidak lama, Sasuke keluar dengan menggunakan kacamata. Sebelum Naruto bisa melihat ke dalam, Sasuke sudah menutup pintu dibelakangnya.
"Oh, kamu sudah bangun. Apa masih terasa pusing?" Tanya Sasuke sembari melepas kacamatanya.
"Ya, kamu bilang apotek di bawah kan? Aku mau kesana dan beli obat," jawab Naruto.
"Aku akan membelikanmu."
Naruto menggeleng.
"Aku tidak terlalu pusing, dan kamu sepertinya masih sibuk."
"Baiklah, tapi bawa ponselmu, oh, dan ini," Sasuke meraih kunci cadangan dari saku celananya.
"Jika kamu merasa lemas, jangan lanjutkan perjalanannya dan telepon aku." Naruto mengangguk dan kembali ke kamarnya, sedangkan Sasuke masuk ke dalam kamar kerjanya lagi.
Naruto keluar dengan jaket bomber hitam dan topi putih, ia keluar dari apartemen dan menghirup udara. Kualitas oksigen disini lebih baik daripada di villanya, walaupun cuaca sama panasnya, tapi itu lebih baik karena tidak ada asap hitam kendaraan yang mengepul ketika ia, melewati jalanan berkelok menurun, hanya ada satu-dua mobil saja yang lewat selama Naruto berjalan.
Benar apa yang dikatakan Sasuke, di bawah, ia menemukan fasilitas kota seperti biasa, Naruto melewati beberapa toko dan merasa sedikit tersesat, ada baiknya ia bisa menguasai bahasa Jepang. Jadi, Naruto tidak akan merasa terlalu bingung ketika melihat plakat nama kanji yang didesign cukup rumit.
Naruto akhirnya menemukan bangunan yang didominasi warna hijau dan masuk, bau obat yang samar tercium setelahnya. Ia membeli obat penurun pusing dan panas, lalu keluar dan masuk ke minimarket.
Naruto membeli beberapa makanan ringan, yoghurt, dan dua botol susu.
Ketika Naruto hendak membayar ke kasir, ia melihat bahwa minimarket itu membuka lowongan kerja sebagai kasir.
"Maaf, apakah lowongan ini masih dibutuhkan?" tanya Naruto, menunjuk ke arah lembaran pengumuman yang ditempel.
"Oh, masih," jawab gadis yang menjadi kasir saat ini.
"Aku ingin melamar, dimana aku bisa mengirimkan job applicationnya?"
"Tuan bisa menyerahkan ke saya atau petugas yang berjaga nanti." Jawabnya sopan. Naruto mengangguk dan memberitau gadis itu kalau dirinya akan datang secepatnya.
Selain menjadi model, ia dulu adalah pekerja part time. Naruto pernah menjadi kasir, waiter, atau reseller online. Hasil dari kerjanya sangat cukup ditambah bayarannya sebagai model. Bisa dikatakan, Naruto pemuda sukses dengan kekayaan bersih yang pernah mencapai angka ratusan juta.
Naruto kembali ke apartemennya dengan bahagia, mendapat kerja di hari pertama kehadirannya di Jepang adalah keberuntungan untuknya. Walaupun raganya lelah karena masih jet lag dan dirinya harus mendaki jalanan, tapi itu tidak masalah, ia merasa lebih segar sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME [SASUNARU]
Random[Tamat-Non revisi] Mereka dua insan yang tidak pernah bertemu sebelumnya, memiliki pandangan tentang hubungan yang bertolak belakang namun, terikat dalam sebuah pernikahan. Siapa yang memiliki jawaban tentang kehidupan dua orang ini? Disclaimer: Mas...