40 - Three hearts

1.6K 231 67
                                    

"Aku tidak akan pergi lagi." Ucap Sai, saat ini, mereka tengah berada di apartemen yang Sai sewa satu bulan yang lalu.

Sasuke mengamati pria yang memandangnya dengan dingin, ia tidak tau kenapa harus jatuh cinta pada orang ini, padahal, dunianya telah hancur karena pria yang sama.

Sasuke turun dari ranjang, dan duduk, ia meraih sebatang rokok dan menghidupkannya.

"Kenapa berhenti?" tanya Sai, sedangkan Sasuke sibuk menghirup benda di tangannya.

"Kamu tidak bisa melakukannya lagi, kamu sudah jatuh cinta dengan pasanganmu?" Sai terus bertanya.

"Aku sudah diam selama ini, kamu ingin aku pergi, aku pergi. Tapi kenapa, ada apa?"

Sasuke menunggu hingga rokok ditangannya memendek, baru ia menjawab.

"Aku tidak menyuruhmu pergi, aku tidak menyuruhmu menghilang. Sekarang, jika aku yang pergi, apa hak mu?" ucap Sasuke dingin.

"Jika aku tidak pergi, masalah itu akan semakin memanas, kamu bisa terbunuh di tangan ayahmu. Aku sedang mencoba menyelamatkanmu."

Sasuke tertawa kering.

"Ambil kembali simpatimu." Sasuke berdiri, dan hendak keluar, tapi Sai menghentikannya.

"Hanya ini satu-satunya cara untuk menyelesaikannya kan?" Sai mengeluarkan pisau lipat dari balik celananya.

"Ayo mati bersama, Sasuke."

Naruto memegang gelas wine ditangan kiri, sementara tangannya memegang foto di ruang kerja Sasuke, kali ini ia tersadar, siapa lembaran foto pria di meja kerjanya, ia menoleh, dan mendapati piano itu tidak ada ditempatnya lagi.

"Sasuke benar-benar gila, datang ke tempat Sai hanya misi bunuh diri." Utakata berkomentar dari ambang pintu, malam ini, ia menemani Naruto untuk membuka rahasia Sasuke, ia hanya prihatin karena Naruto tidak tau fakta apa-apa tentang pasangannya.

Langkah Naruto pelan, ia bergerak menuju rak buku yang diatur memiliki ruang di tengahnya. Awalnya Naruto tak tau kenapa harus seperti itu, ia mencari celah antar rak, dan melihat apa di baliknya, ia terserang merinding setelah melihat lukisan besar disana.

Itu adalah gambar Sai yang sedang mengamati bunga, Naruto berpikir, betapa kuatnya cinta Sasuke pada pria ini.

"Naruto, apa yang ingin kamu lakukan sekarang?" tanya Utakata setelah membiarkan Naruto berdiam diri.

Naruto menghela nafas pelan dan keluar, ia menegak winenya terlebih dahulu.

"Kami harus membicarakannya dulu, bagaimanapun, aku dan Sasuke terikat pernikahan untuk perusahaan, akan sangat rumit jika para Ayah kami mendengar ini."

"Kalau keputusan akhir adalah bercerai, kamu sudah siap?" tanya Utakata, Naruto yang tadinya optimis, sedikit mengubah mimik wajahnya, ia melihat wine putih di gelasnya yang tinggal beberapa teguk lagi.

"Mau bagaimana lagi?" gumam Naruto.

"Ku dengar dari Sasuke, kamu adalah player cassanova, bisakah kamu kembali ke masa itu lagi setelah bercerai?"

Naruto menyeringai dan meminum habis winenya dalam sekali teguk.

"Utakata san, kamu sepertinya bersemangat sekali jika kami cerai." Naruto melirik Utakata, dan menyunggingkan senyum penuh arti.

Utakata angkat tangan dan berkata. "Hanya bertanya, hanya bertanya."

Cklek

TIME [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang