11

2.4K 311 14
                                    

Mata Naruto berkedut ketika melihat wanita tinggi dengan rambut di cepol, sedang memelototinya.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Naruto setelah tertegun.

"Urusan kita belum selesai Uzumaki Naruto," Iriana melipat kedua tangannya didepan dada dan memaksa masuk ke dalam setelah mendorong tubuh Naruto.

"Aku kemarin kesini ..." ucap Iriana sembari melihat bagian dalam rumah.

"Lalu, aku berakhir di usir Ibumu. Dia bilang, sudah ada dua wanita lain yang datang kesini dengan maksud sama sepertiku," Iriana berbalik dan menatap iris Naruto lekat, walaupun wajah gadis itu tenang, ada jejak kemarahan di dalam matanya.

"Katakan, berapa banyak pacarmu diluar sana, dan kenapa kamu memutuskan kami semua?" Tanya Iriana.

"Aku—" Naruto menggosok lehernya tidak nyaman, ia tau konsekuensi apa yang akan dia terima. Tapi, Naruto tidak siap secepat ini.

"Naruto, kita sudah berpacaran begitu lama. Apa kamu tidak merasa menyesal jika hubungan kita hancur begitu saja tanpa adanya masalah?"

Sasuke mendengar samar-samar suara didepan sana. Ia menoleh sebentar untuk mendapati Iriana tengah mendorong bahu Naruto yang tak berdaya dengan jari telunjuk.

"Katakan yang sebenarnya, kenapa kamu memutuskanku?!" Suara Iriana naik beberapa oktaf, tangannya sudah gatal ingin menampar.

"Karena aku dijodohkan." Naruto terpaksa menjawab, ia merasa kritis saat ini. Jika dirinya tak menjawab, entah apa yang akan melayang ke wajahnya.

"Dijodohkan? Dengan siapa?" Selidik Iriana.

"Apa itu penting? Tentu saja dengan manusia."

"Jangan bercanda!" Tangan Iriana melayang dan Naruto menutup mata, ia sangat kesal memikirkan pipinya akan memerah dua hari kedepan. Naruto masih menghitung dalam hati namun tak ada tangan yang menimpa wajahnya, ia mencoba membuka satu matanya dan melihat iris kehijauan gadis itu tengah menahan tangis, tangannya berhenti di udara.

"Aku ingin menamparmu–*sob tapi aku tidak bisa melakukannya."

*Ini sering disebutkan di manhwa. Kaya kamu nangis tapi cuma keluar air mata di hidung, lokalnya "Sroot" tapi ini versi dengan suara lemah.

Iriana menempatkan tangannya di kaos Naruto dan menunduk.

"Kenapa tiba-tiba? Apa kamu tidak memikirkanku?" Tanya Iriana. Walaupun dia keras diluar, gadis ini lebih cengeng dan manja jika berdua dengan Naruto.

"Iriana," Naruto menyentuh rambut mantan pacarnya ini. Sangat disayangkan, walaupun hubungan mereka adalah yang terlama, tak ada sedikitpun cinta dimata Naruto.

"Maaf, jangan menangis karena aku. Lihatlah, aku adalah pria yang tidak baik, memutuskanmu karena perjodohan. Kamu hanya akan lelah jika terus bersamaku." Naruto mengusap air mata Iriana yang lolos dan meraih badan gadis itu untuk menenangkannya.

"Kamu adalah wanita yang kuat, ini salahku, semuanya. Aku mengkhianatimu selama ini. Kamu harus memebenciku, jangan menangis lagi." Ucap Naruto dengan lembut, ia menepuk kepala Iriana.

"Aku sudah mempertaruhkan semuanya. Kepercayaan dan hatiku. Apa ini sebabnya kamu tidak pernah mau coming out hubungan kita?"

Mereka berdua berbicara dari hati ke hati cukup lama hingga Sasuke selesai membaca materi terakhir, ia menutup laptopnya bersamaan dengan Naruto yang menghempaskan diri ke sofa disebelahnya.

TIME [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang