Hatiku yang sedih mulai berubah mencari sesuatu
Karena aku tak bisa melupakan seseorang yang ku temui hari ituKau sudah punya seseorang yang kau cintai dalam lubuk hatimu
Aku tau, tapi aku masih tak bisa, tak mengatakan bagaimana perasaanku padamuAku mungkin tak bisa menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini
"Naruto, lihat ini," Jenshen mengulurkan gelas bening yang berlukis pohon pinus, itu cantik walaupun sederhana.
Naruto tersenyum dan menyentuh pinggiran gelasnya yang dingin dan halus, ia tersenyum sedikit dan mengangguk.
"Pacarmu suka semacam ini?" tanya Naruto.
"Mm, aku melihatnya mengoleksi banyak gelas di lemari, itu sedikit aneh karena wanita biasanya lebih tertarik dengan alat kecantikan." Jenshen memutar-mutar gelas dengan satu tangannya.
"Maka kamu adalah orang yang beruntung bisa memilikinya," Naruto tersenyum dan meletakkan kedua tangannya di saku, Paris sangat dingin akhir-akhir ini, dan Naruto harus memakai pakaian extra untuk melawan hawa seperti ini.
"Kamu sudah punya pacar tapi terus menempel padaku, kamu tidak takut dia mengira kita bermain api di belakang?"
"Hey, sudah ku bilang aku se lurus hidungku," Jenshen melihat Naruto dari atas ke bawah, lalu tersenyum jahil.
"Aku bisa berhubungan denganmu juga, ku tunggu status mu menjadi jan–ah," Naruto memukul Jenshen tepat di kepala hingga membuat sahabatnya itu mengaduh.
"Katakan sekali lagi," ujar Naruto dengan senyum penuh arti.
"Ah tidak, hanya bercanda." Jenshen tertawa rendah dan membawa gelas itu ke kasir, sedangkan Naruto keluar dari toko barang pecah.
Ia menunggu sembari memainkan mulutnya yang akan keluar asap putih saat mencoba berbicara. Naruto mengingat-ingat lagi hal yang terjadi belakangan ini, semakin ia ingat, semakin Naruto sadar jika waktu berjalan sangat cepat.
Naruto tak bisa kembali dan memperbaiki, dia tau itu, Naruto bahkan tak berharap lebih jika perpisahan adalah jalan terakhir antara mereka, tapi panggilan hari itu, dan kata-kata manis Sasuke begitu menghidupkan hatinya, ia seperti gadis yang jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Naruto tak tau apakah pilihannya salah untuk jatuh pada sosok dingin itu, tapi ia mempunyai tekad untuk mencoba hidup dengannya, bagaimanapun mereka di besarkan dengan dunia yang kelam, mereka memiliki masa lalu yang tak terkatakan, dan Naruto ingin menyembuhkan luka mereka bersama.
Naruto tersenyum lagi entah untuk berapa ribu kali, setiap pikiran itu melintas dalam kepalanya, tubuhnya terasa ringan dan di penuhi kupu-kupu.
"Hey, ayo pulang," ucap Jenshen sembari menenteng tas karton berisi gelas tadi, Naruto melirik sahabatnya itu dan berkata.
"Pergilah, aku ingin ke tempat lain dulu," Jenshen melihat jam tangannya, itu hampir malam.
"Ingin kemana? aku bisa mengantarmu."
Naruto menggeleng.
"Aku bisa naik taksi, itu tidak jauh dari sini," ucap Naruto menyakinkan, Jenshen ragu sebentar sebelum melihat cahaya di mata sahabatnya, ia menghela nafas dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME [SASUNARU]
Aléatoire[Tamat-Non revisi] Mereka dua insan yang tidak pernah bertemu sebelumnya, memiliki pandangan tentang hubungan yang bertolak belakang namun, terikat dalam sebuah pernikahan. Siapa yang memiliki jawaban tentang kehidupan dua orang ini? Disclaimer: Mas...