Naruto mengernyitkan dahi, semakin lama ia mendengarkan pertengkaran kedua orangtuanya di dalam, semakin dia melebarkan matanya tak percaya.
"Kamu tidak mengerti Minato, aku melakukannya demi Naruto!"
"Termasuk menjual kebahagiaannya?" jawab Minato dengan dingin, tidak lama setelah itu, pintu terbuka dan Minato keluar dari dalam dengan wajah tk terkatakan, ia hampir melangkah pergi sebelum matanya menangkap Naruto yang sedang bersedekap tangan, menatapnya.
"Ayah, ceritakan padaku segalanya, Naruto ingin tau."
•
"Aku menemukan bukti baru," Deidara tersenyum lebar sembari melipat tangannya di depan dada.
"Oh?"
"Oh? Hanya itu yang bisa kamu lakukan, Sasuke?"
"Jangan bercanda, katakan bukti apa itu." potong Eugene dengan serius, barulah Deidara menghela nafas dan menyerahkan satu lembar foto.
"Lihat dan cermati, siapa orang itu," Eugene mengambil fotonya dan melihat dengan seksama, itu hanya gambar Shawn dengan wanita.
"Siapa wanita ini, kamu memfoto hal tak penting lagi?" protes Eugene.
"Tunggu," Sasuke merebut foto di tangan Eugene dan melihatnya baik-baik.
"Sasuke, kamu mengenal beliau dengan baik, kan?"
"Dia yang merencanakan semua ini?" tanya Sasuke dengan suara dalam.
"Mm, wanita licik ini yang mengendalikan Shawn dan Sai."
"Siapa, siapa dia?" tanya Eugene dengan penasaran.
"Ibu Sai." jawab Sasuke lirih.
•
Naruto pulang ke rumah dengan lemas, ia tak menyangka Ibunya akan sejauh itu.
"Tuan, ada kado di sana," ucap asisten rumah tangganya, Naruto melirik ke arah kotak kado besar yang entah berisi apa.
"Siapa yang mengirim?" tanya Naruto.
"Tidak ada nama disana tuan." Naruto mengangguk dan menyuruh asistennya pergi, ia mendatangi kado yang dibalut kertas berwarna oranye. Naruto pikir ini salah satu kiriman fansnya karena ulangtahunnya tinggal menghitung hari.
Naruto membukanya dan melihat sesuatu yang dilapisi plastik warp, ia membukanya dan melihat boneka musang sebesar dirinya. Ia mengangkat kedua alisnya dan meletakkan boneka itu ke samping, ada secarik kertas di dalamnya.
Bagaimana kabarmu?
Hampir satu bulan sejak kamu memilih pergi dari Jepang.
Aku ingin mengatakan banyak hal, namun aku tidak bisa merangkainya.Hanya satu hal yang harus kamu tau.
Aku belum menyerah untuk hubungan kita, tidak akan ada kata perpisahan, jadi tunggu aku sebentar lagi.
Tangan Naruto yang memegang kertas terasa bergetar, ini kiriman pertama Sasuke setelah sekian lama, ia tak menyangka suatu saat, pria itu akan menghubunginya.
Dan apa itu tadi? Dia tidak menyerah untuk pernikahan mereka? Lalu bagaimana dengan kekasihnya yang lain?
Naruto hanya bisa membeku di tempat, ia memandangi boneka yang hampir sama seperti miliknya yang sekarang masih berada di Jepang. Naruto tidak tau harus bereaksi seperti apa.
Apakah sudah telat untuk menghindar kali ini?
•
Sasuke berada di ruang kerjanya saat mendapat pesan dari pihak pengiriman barang, paketnya telah tiba di tempat tujuan. Sasuke menutup ponsel dan memijat keningnya, ia tidak tidur semalam penuh hanya karena Fugaku memintanya untuk menyelidiki masalah perusahaan setelah berkas audit internal telah di terimanya.
Mustahil jika peretas dari luar bisa mempelajari lalu lintas keamanan perusahaan Uchiha yang dibuat rumit sedemikian rupa, itu bahkan memerlukan waktu bertahun-tahun, sedangkan proyeknya baru diumumkan sekitar setengah tahun yang lalu, itu berarti pelakunya adalah orang dalam.
Sasuke menguap, lingkaran di bawah matanya tak bisa membohongi jika ia benar-benar memerlukan istirahat.
Sasuke mengambil ponselnya dan hendak pergi pulang ke apartemen untuk tidur sejenak, sebelum benda pipih di tangannya berdering, menampilkan pop up pesan dari Utakata.
Lihatlah, bukankah ini kelinci kecilmu?
Utakata melampirkan sebuah foto, itu tidak terlalu jelas namun Sasuke masih bisa mengenalinya sebagai Sai. Ia mengirim balasan untuk Utakata, menanyakan keberadaannya saat ini, setelah pihak lain menjawab, ia segera mengambil kunci mobil, urusannya dengan Sai belum selesai.
Sasuke mendatangi sebuah pusat perbelanjaan, mobilnya berdecit nyaring saat ia memarkirkan mobil, membuat beberapa orang yang sedang berjalan, terkejut.
Sasuke berjalan keluar dengan sikap dingin, aura penindasnya sangat terasa sampai orang-orang tanpa sadar menyingkir, memberi jalan pada pria tinggi menjulang ini.
Sasuke tak sadar bila perhatian publik ada padanya, mata onyxnya berputar mencari Sai di kerumunan. Mungkin benar adanya bahwa dunia begitu sempit, karena tanpa perlu susah payah mencari, Sai datang tepat di bawah matanya.
Pria itu membawa dua plastik besar, mata hitamnya terpaku pada iris Sasuke, dua orang yang dingin itu akhirnya saling mengangguk mengerti.
"Apa yang kamu gunakan terakhir kali untuk membuatku tertidur?" tanya Sasuke setelah mereka duduk di sekitar taman.
"Obat tidur." jawab Sai, ia terlihat tak tertarik untuk membicarakan hal ini.
"Kamu bekerjasama dengan Shawn kan?" setelah nama itu di sebut, mata Sai berkilat dan menatap Sasuke.
"Aku tau itu," Sasuke menghela nafas dan menyandarkan punggungnya di kepala kursi. Ia tak tau jika harus menggambarkan perasaannya pada Sai saat ini, itu tidak seutuhnya cinta lagi, kepeduliannya pada pria ini masih besar, namun ada hal lain yang membuatnya ingin membentuk selapis benteng untuk identitas mereka.
"Apa tujuanmu kembali?" tanya Sasuke, dan Sai terlihat menunduk sebelum menjawab.
"Untuk menghancurkan hubunganmu dan Naruto, tapi apakah kamu akan percaya bila aku mengatakan, ini bukan kemauanku?"
"Ya, Shawn pasti berperan besar dalam masalah ini, bagaimanapun, kalian masih satu darah."
"Kamu–" Sai berjengit kaget.
"Kenapa? Apakah kamu terkejut mendengarnya? Sudah ku bilang, aku tau, termasuk hubungan kalian sebagai sepupu. Aku tau itu,"
"Aku bisa saja menceritakan hal yang ku tau, tapi itu tidak perlu. Aku datang untuk memperingatakanmu,"
"Kebaikan mu selama bertahun-tahun selalu ku hargai, aku tidak pernah menyesal pernah mengenalmu. Namun ini sudah cukup, sudah cukup aku memperlakukanmu seperti dulu. Kita berdua tau, sulit untuk menemukan jalan bagi kita kembali,"
"Sekarang kita akan berjalan sendiri-sendiri, aku masih berbaik hati padamu. Pergilah menjauh, jangan pernah menemui Shawn lagi, kehidupannya sedang diselidiki, jangan sampai namamu muncul dan ikut terseret ke dalam,"
Sasuke melirik Sai untuk terakhir, ia mencetak wajah yang sangat berjasa untuknya, orang ini, hubungan ini, dan bahkan hati, Sasuke mengembalikan semuanya tanpa penyesalan.
"Pergi dan hiduplah sesuai keinginanmu, kamu sudah bebas, raih impianmu sebagai pianis. Aku akan menunggumu tampil sebagai Sai yang baru."
Akhir-akhir ini Lun sering linglung dan lebih lamban berpikir, entah apakah kalian merasakan perbedaan ketika membaca bab ini dan sebelumnya, mungkin efek selalu ngantuk. Kalian punya rekomendasi biar tubuh fit lagi?
Oh ya, kalian bisa bantu Lun koreksi kesalahan ya, biar cepet juga backupnya≧∇≦
25/09/2021
-Lunarica-
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME [SASUNARU]
Sonstiges[Tamat-Non revisi] Mereka dua insan yang tidak pernah bertemu sebelumnya, memiliki pandangan tentang hubungan yang bertolak belakang namun, terikat dalam sebuah pernikahan. Siapa yang memiliki jawaban tentang kehidupan dua orang ini? Disclaimer: Mas...