23

2.1K 260 16
                                    

Suasana makan malam hari ini sangat senyap. Biasanya, Naruto sesekali akan berceloteh tentang harinya, tapi, lelaki itu kini hanya diam dengan wajah murung.

"Naruto," panggil Sasuke untuk kesekian kali, tapi pria itu sepertinya melamun. Sasuke mengetuk piring Naruto dengan sumpitnya, baru dia kembali ke kesadarannya.

"Hm?" Naruto mengangkat kedua alisnya.

"Masih memikirkan cincin itu?" tanya Sasuke.

"Mm," Naruto mengambil sayuran di piring dan melirikkan matanya ke arah Sasuke.

"Kamu tidak marah?"

Sasuke diam dan menggeleng.

"Itu hanya cincin, jika hilang, tidak apa-apa."

Sasuke berusaha menjelaskan jika itu bukan masalah besar, tapi wajah Naruto tak segera membaik.

"Aku akan ke kamar dulu." Ucap Naruto setelah selesai dengan makan malamnya.

Sasuke menghela nafas, tampaknya pasangannya itu masih kesal dengan kecerobohannya. Ia berdiri dan membersihkan peralatan makan. Saat hendak pergi ke ruang kerja, ia melihat tas kamera Naruto yang tergeletak begitu saja di atas meja.

Sasuke duduk kembali dan mengambil kamera di dalam, melihat-lihat hasil tangkapan Naruto. Ada banyak foto random disana, Naruto mempunyai selera foto dengan proposional pas dan vintage jika ditambah sedikit filter.

Ia melihat beberapa gambar lalu hendak mengembalikan benda itu ke dalam, sebelum matanya terkena silau yang memantul dari lampu, ke benda logam di dalam tas.

Sasuke memincingkan mata dan meraih benda itu, ternyata adalah cincin yang di cari Naruto.

"Naruto, kamu sudah menemukan cincinnya?" Tanya Sasuke ketika menutup pintu kamar. Naruto sendiri sedang bersandar di kepala ranjang, dengan ponsel di tangannya.

"Belum."

Sasuke tersenyum miring dan mendekat, duduk di hadapan pasangannya ini.

"Jika seandainya ada orang yang menemukannya, apa imbalannya?" tanya Sasuke. Naruto mengangkat satu alisnya dan berkata.

"Memangnya ada yang menemukan cincin itu?"

"Jawab dulu pertanyaanku," Sasuke menggeleng.

"Apapun yang ia inginkan, selama itu masuk akal." Jawab Naruto setelah berpikir.

"Kamu yakin?"

"Un, kenapa memang?"

Sasuke mengambil tangan kiri Naruto dan meletakkan cincin itu disana, lalu mengepalkan jemarinya sebelum Naruto bisa melihat.

"Ingat, itu adalah janjimu." Sasuke mengingatkannya kembali, dan melepaskan tangan Naruto.

Naruto membuka jari, dan melihat cincinnya.

"Ini–" Naruto berkata, sedikit terkejut.

"–dimana kamu menemukannya?" Lanjut Naruto.

"Tas kameramu." Naruto mengingat lagi, dan dia tersadar jika cincin itu ia masukkan ke dalam tas sebelum pulang.

"Ah, benar," Naruto menepuk jidatnya, tatapannya lalu jatuh ke arah Sasuke yang menatapnya dengan lekat.

"Kenapa melihatku seperti itu?" Tanya Naruto, ia sekarang selalu malu jika ditatap Sasuke, ujung telinganya dirambati warna merah, yang terlihat lucu bagi Sasuke.

"Janjimu tadi," ucap Sasuke.

"Oh, apa yang kamu inginkan?"

Sasuke tersenyum dangkal dan menunjuk bibirnya sendiri, dengan mata ke arah bibir Naruto, lalu turun ke dada, dan terakhir, ia tidak menunjuk apa-apa, tapi tatapannya yang membara bisa dengan mudah di tebak.

TIME [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang