6

808 119 42
                                    

SeKai / HunKai FanFiction

Hurt & Comfort, bxb!friend-to-lovers ⚠️

.
.
.

Sehun baru saja kembali dari dapur saat ia melihat Jongin sudah duduk bersandar di sofa. Matanya masih terpejam. Nyawanya masih dalam proses menyatu.

"Sudah bangun?"

"Baru lima puluh persen."

Melihat tingkah sahabatnya itu membuat Sehun geleng-geleng kepala.

"Aduh, kepalaku!" Jongin mengaduh dengan suara pelan. Semalam ia minum hanya sedikit, tapi alkohol memang bukanlah levelnya, sedikit saja sudah membuatnya mabuk dan kini kepalanya terasa sakit.

"Sudah kubilang, jangan minum alkohol!" Sehun tidak tega melihat Jongin mengadu sakit padanya.

"Ini, minum!" Dengan perlahan Jongin membuka matanya, mengintip pada segels air dan satu tablet obat yang disodorkan Sehun.

"Obat apa?"

"Aspirin. Supaya sakit di kepalamu hilang."

"Aku tidak suka obat." Jongin menolak tapi dia tidak juga berhenti mengeluhkan sakit kepalanya. Terkadang Jongin benar-benar menguji kesabaran Oh Sehun.

"Kau kesakitan tapi tidak mau minum obat. Apa kepalamu itu harus kucabut agar tidak terasa pusing lagi, huh?"

"Kau terdengar seperti psikopat."

"Diam, dan cepat minum obatnya!" Perintah Sehun. Jari telunjuknya terangkat kearah Jongin, menandakan bahwa perintahnya mutlak, tidak menerima penolakan.

Jongin memutar bola matanya jengah pada sikap menyebalkan Sehun. Meski begitu dia tetap mematuhi semua perintah Sehun. Dengan wajah tertekuk Jongin menelan obat tabletnya dan dibantu oleh dorongan satu teguk air. Sehun tersenyum menang melihatnya.

"Dimana yang lain?" Tanya Jongin saat tidak mendapati siapapun disana kecuali dirinya dan Sehun.

"Mereka sedang melihat lokasi tanah untuk restoran baru. Entah kenapa hyung mau membuatnya di daerah sini, padahal disini cukup sepi."

"Mungkin daerah sini memiliki potensi akan ramai beberapa waktu kedepan."

"Tumben otakmu bisa berpikir seperti itu." Satu lemparan bantal tertuju kepada Sehun, namun dengan cepat ia tangkap. Jangan tanyakan siapa pelaku pelemparan bantal tersebut, sudah pasti jawabannya adalah Kim Jongin.

"Jongin."

Jongin yang masih sedikit pusing hanya berdehem membalasnya. Punggungnya masih bersandar pada sandaran sofa, matanya sesekali terpejam dan tangannya sibuk mengurut-urut keningnya hingga kini terlihat merah.

"Apa jawabanmu?"

"Jawaban apa?"

"Jawabanmu tentang tadi malam."

Jongin mengedikkan bahu. "Aku tidak ingat apapun." Ucapnya dengan santai.

"Apa kita membicarakan sesuatu yang penting?" Jongin bertanya saat ia mendapati Sehun duduk terdiam dan mengalihkan pandangannya dari Jongin. Raut wajah Sehun terlihat kecewa dan Jongin tidak paham mengapa.

UNWANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang