12

463 79 3
                                    

SeKai / HunKai FanFiction

Hurt & Comfort, bxb!friend-to-lovers ⚠️

.
.
.

Memang benar kata banyak orang; berbicara itu mudah, melakukannya itulah yang sulit. Saat ini hal itu terjadi pada seorang Oh Sehun yang masih belum mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara dengan Jongin. Padahal ia sudah mengatakan pada ibunya bahwa ia akan segera membicarakan hal itu secepatnya.

Pada kenyataannya, sudah seminggu lebih sejak Jongin mengacuhkan Sehun dan pria Oh itu masih belum berani untuk merealisasikan niatnya untuk mengajak Jongin bicara.

Selama seminggu ini, Seulgi selalu setia untuk menjadi perantara bagi Jongin dan Sehun. Kini perempuan itu mengganti nilai imbalan yang diinginkannya. Sebungkus rokok kini diganti dengan sebuah earphone baru. Tanpa ragu Sehun pun memberikannya asalkan perempuan tomboy itu tidak menolak apa yang ia suruh.

Dari bangkunya Sehun mengamati Jongin yang sedang melakukan kerja kelompok hanya berdua dengan Seulgi. Tentu saja Seulgi memutuskan untuk satu kelompok dengan Jongin atas suruhan Sehun. Tapi Seulgi sama sekali tidak masalah tentang hal itu, karena Sehun diam-diam membantu seluruh tugas kelompok mereka dan mengirimkannya ke Seulgi melalui chat kakao.

Berusaha mengalihkan atensinya dari Jongin yang terlihat sangat manis di ujung sana, Sehun berusaha menikmati buku tebal yang memuat cerita sejarah di tangannya. Sedikit sulit untuk fokus, tapi Sehun bisa.

"Oh Sehun." Panggil Seulgi. Dia sudah menyelesaikan tugasnya bersama Jongin. Kini Jongin memilih menghabiskan sisa jam istirahatnya untuk tidur sedangkan Seulgi kembali ke mejanya.

"Hm?" Sehun hanya bergumam tanpa minat.

"Kau terlihat seperti orang yang ingin bunuh diri." Tidak peduli pada dengusan kesal dari Sehun. Seulgi dengan bahagia tertawa jenaka.

"Oke, maaf. Aku kelepasan." Seulgi berusaha menahan tawanya. Sehun terlihat sangat payah saat ini, dan menurut Seulgi itu sangatlah lucu.

Akibat ucapan Seulgi si pemuda pucat itu tidak lagi membaca bukunya. Sehun memilih menyandarkan punggung lebarnya di sandaran bangku dan memperhatikan Jongin yang terlihat sedang tertidur tenang. Diam-diam ia mengulum senyum. Sehun sangat suka menikmati wajah Jongin yang sedang tidur. Terlihat sangat damai.

"Kau sangat payah, Oh Sehun. Aku curiga sepertinya kau tidak memiliki sesuatu yang menggantung di antara selangkanganmu."

Tanpa aba-aba Sehun langsung menendang bangku Seulgi sehingga membuat perempuan itu hampir saja jatuh ke depan. Sehun tidak pernah mau untuk bersikap kasar dengan perempuan, tapi Seulgi memang terlalu bagus untuk diperlakukan seperti perempuan. Dia sangat kuat dan tegar. Tendangan kursi seperti itu bukan hal yang pantas disebut kekerasan bagi perempuan seperti Seulgi.

"Apa maksudmu, huh?"

Jari telunjuk lentik Seulgi terangkat tepat di depan wajah Sehun. "Kau. Payah. Sangat payah. Tidak memiliki nyali."

"Bukan tidak memiliki nyali, tapi aku masih mengumpulkan keberanian. Aku tidak mau berbicara ceroboh dan nantinya Jongin akan semakin menjauh."

"Aku sudah mendengar alasan itu seminggu yang lalu." Balas Seulgi dengan santai.

Sehun hanya mendecih sebelum akhirnya ia menghela nafas pasrah. "Menurutmu aku harus bagaimana?"

UNWANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang