5

901 134 91
                                    

Sekai / Hunkai FanFiction

Hurt & Comfort, bxb!friend-to-lover ⚠️

.
.
.

Mengabaikan udara dingin yang melesak masuk ke pori-pori kulitnya, Jongin mendudukkan dirinya di bangku taman sendirian. Ponselnya menempel di telinga, karena tanpa terduga tiba-tiba saja ibunya menghubungi.

Jongin sengaja mencari tempat lebih privasi sebelum menjawab panggilan Yoona, jaga-jaga kalau ternyata ibunya menelpon hanya untuk memarahinya lagi dan lagi. Jongin hanya tidak mau Sehun dan yang lainnya akan dengar.

"Kau kabur, huh?"

Tanpa berbasa-basi sedikitpun Yoona langsung menyembur Jongin dengan pertanyaan ketusnya.

"Tidak, Ibu. Aku hanya sedang pergi bermalam di Villa bersama Sehun-"

"Kau bermalam hanya berduaan dengan Sehun?"

"Tidak, tidak! Di sini juga ada Junmyeon hyung dan teman-temannya yang lain. Aku tidak berduaan dengan Sehun." Jongin menyanggah tuduhan Yoona, kepalanya pun ikut menggeleng ribut seolah-olah Yoona dapat melihatnya.

"Cepatlah kembali dan selesaikan kekacauan yang kau buat di sini!"

Setelah itu panggilan mereka segera terputus bahkan sebelum Jongin membalas apa-apa.

Jongin langsung berjalan cepat kembali ke dalam Villa. Udara diluar benar-benar luas biasa menyiksa, menggerogoti tiap inci tulangnya dan membalutnya dengan udara dingin yang menusuk.

"Jongin, kemarilah!" Junmyeon menepuk tempat kosong di antara dirinya dan Sehun.

Tentang kesalahpahaman yang Yixing dengar dan yang Junmyeon saksikan secara nyata tadi sudah dibereskan dengan lugas oleh Sehun. Karena Sehun paham bahwa Jongin itu sangat bodoh untuk merangkai alasan, akhirnya Sehun dan otak cerdasnya itu mengatakan bahwa tadi di sekolah Jongin terlibat perkelahian dan membuatnya jadi lebam-lebam. Sehun juga mengatakan bahwa ia hanya membantu mengobatinya namun Yixing malah mendengar suara mereka seolah-olah mereka melakukan perbuatan dua puluh satu plus.

"Siapa?" Sehun berbisik saat Jongin sudah duduk di sebelahnya.

"Ibu. Dia menghubungiku." Senyuman tulus dari Jongin membuat Sehun ikut tersenyum. Sepertinya pemuda manis itu merasa bahagia karena Yoona menghubunginya terlebih dulu. Sebelumnya Yoona sama sekali tidak sudi untuk menghubungi Jongin dan menanyakan keberadaannya.

"Tidak biasanya." Sehun berkomentar.

"Iya. Mungkin dia khawatir padaku."

Sejak tadi Jongin berpikiran seperti itu, karena itulah senyum manisnya tidak luntur walau pada akhirnya Yoona memutuskan sambungan panggilannya tanpa sepatah katapun.

Tidak lama kemudian pintu kembali terbuka. Dua teman Junmyeon—Kyungsoo dan Minseok—masuk bergabung dengan kelima pemuda yang sudah duduk mengelilingi meja di ruang tengah.

"Maaf, yang terakhir agak sedikit gosong karena api terlalu besar."

Minseok dan Kyungsoo meletakkan dua piring terakhir yang mereka bawa. Tidak ada yang protes dengan warna beberapa daging yang berwarna lebih gelap. Hanya Sehun yang mencebikkan bibirnya dan hendak protes namun Jongin segera menyikutnya agar tidak buka suara.

UNWANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang