9

504 96 39
                                    

SeKai / HunKai FanFiction

Hurt & Comfort, bxb!friend-to-lovers ⚠️

.
.
.

Mata kecil Sehun meneliti jawaban Jongin pada soal yang telah ia berikan sebagai contoh latihan.

Tiga puluh detik Sehun mengamati lima jawaban milik Jongin dengan alis yang menukik tajam, lalu dia mendengus sebelum akhirnya nuliskan nilai nol besar pada lembar kertas tersebut.

"Kau memberiku nilai nol?" Jongin tidak terima. Berjam-jam dia menyelesaikan soal tersebut, dan dengan mudahnya Sehun memberikannya nilai nol tanpa memberikan sedikitpun nilai apresiasi pada jawabannya.

"Keterlaluan! Apa kau tidak tahu kalau aku mengerjakannya selama berjam-jam, huh?" Protes Jongin. Sekali lagi ia mengamati lembar jawabannya yang kini ternodai oleh noda tinta yang membentuk bundaran besar.

"Kau yang keterlaluan! Bukan hanya jawabannya yang salah, kau bahkan memasukkan rumus yang salah."

Sehun yang tidak habis pikir dengan Jongin pun segera meraih kepala Jongin. Telinganya ia tempelkan pada kepala Jongin, lalu jemarinya mengetuk kepala Jongin. "Apakah otakmu ini benar-benar tidak ada isinya, hm?" Tanya Sehun sambil terus mengetuk kepala Jongin yang sepertinya lebih banyak terisi oleh berbagai aneka game daripada ilmu.

Jongin menarik rambut Sehun yang masih menempel di atas kepalanya. Tanpa belas kasih Jongin segera mencubit pipi halus Sehun.

"Kau berani menghinaku?" Oceh Jongin yang masih tidak terima.

"Kalau jawabanku salah itu artinya kau gagal mengajarku."

"Lalu, kalau jawabku benar-benar salah semua, seharusnya kau tetap memberi nilai apresiasi. Memberi nilai nol itu benar-benar tidak berperikemanusiaan."

Sebenarnya Sehun ingin tertawa mendengar Jongin mengoceh protes seperti itu, tetapi cubitan dipipinya lama kelamaan jadi terasa perih. Sehun yakin pasti pipinya akan melar dan merah setelah ini.

Sehun berusaha melepaskan pipinya dari capitan jari Jongin, tetapi ia terus gagal. Jongin benar-benar bersikeras ingin memberi pelajaran pada Sehun.

"Kau ingin aku melepaskan pipimu?" Tanya Jongin yang langsung disahuti anggukan antusias dari Sehun.

"Boleh, tapi dengan satu syarat."

"Apa?"

Mata Jongin melirik kearah kertas jawaban miliknya. "Beri aku nilai yang benar."

Segera Sehun meraih pena dan kertas tersebut. "Berapa nilai yang kau inginkan?"

"Delapan puluh."

Sehun tidak bisa melayangkan protes pada permintaan tidak tahu diri tersebut. Dia segera menuruti mau Jongin sebelum pipinya benar-benar akan berubah bentuk.

"Bagus!" Jongin berseru senang sambil melepaskan cubitannya pada pipi Sehun yang sudah dipenuhi semburat merah.

Sambil mengusap-usap pipi malangnya, Sehun teringat oleh tujuan awalnya ia ingin bertemu dengan Jongin. Sehun meraih tasnya, lalu mengeluarkan sebuah kotak beludru hitam. Tanpa mengatakan apapun Sehun melemparkan kotak tersebut ke atas pangkuan Jongin.

UNWANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang