2

1K 149 82
                                    

Sekai / Hunkai FanFiction

Hurt & Comfort, bxb!friend-to-lovers ⚠️

.
.
.

Kini Jongin dan Sehun sudah memasuki rumah mewah milik keluarga Kim. Mereka pulang sekolah lebih cepat karena besok sudah mulai liburan musim dingin. Dalam hati Jongin berharap-harap cemas, ia takut kalau ibunya ada di rumah dan tidak mengizinkan ia mengajak Sehun ke rumah mereka karena praduga keluarga Kim yang selalu mengira kalau Sehun lebih dari sahabat bagi Jongin.

"Kau masuk duluan saja ke kamarku, aku mau menyiapkan minuman dulu."

Pemuda Oh itu hanya patuh saja. Ia dan Jongin sama-sama lupa kalau ini adalah pertama kalinya dia berkunjung ke rumah ini. Terakhir kali Sehun main ke rumah Jongin itu saat keluarga Kim masih tinggal di rumah lama mereka. Dia pun memutuskan untuk bertanya kepada salah satu pelayan keluarga Kim.

"Di mana ruang kamar milik tuan muda?"

Pelayan itu menunduk sopan pada Sehun sebelum akhirnya ia menjawab. "Seluruh kamar utama keluarga ada di lantai dua, tuan." Lalu, wanita yang sudah cukup berumur itu mengarahkan Sehun ke lantai dua.

Bibi pelayan itu menunjuk dua kamar yang memiliki pintu mewah secara bergantian. "Dua itu adalah kamar milik tuan muda,"

"- yang anda maksud Tuan Chanyeol atau Tuan Baekhyun?"

Sehun terdiam sebentar sebelum akhirnya ia menjawab. "Kim Jongin."

"M-m maaf tuan, kamar milik Tuan Jongin berada di lantai dasar." Ucap pelayan itu dengan gugup. Sepertinya ia merasa tidak enak pada Sehun.

"Kamar Jongin tidak termasuk kamar utama?" Pelayan wanita itu gugup saat Sehun bertanya dengan nada kesal dan ketus.

Sehun mendecih kesal. "Keluarga macam apa ini."

"Tunjukkan di mana kamar milik Jongin."

Kamar milik Jongin berada di lantai satu dengan lorong gelap dan sempit. Dengan sopan, pelayan itu menunjuk pintu kamar Jongin. Ruang kamar itu diapit oleh gudang dan ruang musik sialan milik Chanyeol.

Dilihat dari bentuk pintu dan letaknya saja Sehun sudah dapat memastikan kalau ruangan tersebut sangat berbeda dengan ruang kamar milik dua tuan muda yang lainnya.

Alis Sehun menukik tajam sambil meneliti ruang kamar milik Jongin yang ukurannya tidak lebih besar dari kamar anjing kesayangannya, Vivi. Sehun kesal. Bagaimana bisa ia tidak memperhatikan Jongin sampai ke hal ini.

Sehun mendudukkan dirinya di atas ranjang sempit tersebut. Ruangan itu memiliki fentilasi yang kurang, menyebabkan ruangan itu agak pengap, sedikit lembab dan Sehun bisa memastikan kalau suhu di kamar tersebut pasti sangat beku di malam hari, terutama di musim dingin. Terlebih lagi Sehun tidak menemukan penghangat ruangan di sana. Huh, pantas saja Jongin tidak pernah menolak ajakannya untuk menginap di rumahnya saat musim dingin. Pasti karena kamar ini benar-benar dingin bukan main.

Kemudian mata Sehun menatap ke arah tumpukan buku pelajaran. Ia tersenyum sedih. Jongin memang bodoh, tapi ia sama sekali tidak malas. Sehun sangat tahu kalau Jongin ingin sekali menjadi yang anak pintar agar ia dapat diakui oleh kedua orang tuanya. Namun sayangnya, Jongin memang memiliki kekurangan untuk menangkap sesuatu yang baru di otaknya. Ia sangat lamban dalam berpikir.

Sialnya, kekurangan Jongin itu dijadikan bahan ledekkan oleh teman-teman kelas mereka. Dulu teman sekelas mereka menyebut Jongin dengan sebutan Jongin si idiot. Tetapi, setelah Sehun menghajar salah satu murid lelaki yang menyebut Jongin dengan sebutan seperti itu, kini sudah tidak ada lagi yang berani menyebut Jongin idiot.

UNWANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang