XVI

1.4K 276 25
                                    

Sasori datang ke mansion adiknya malam hari. Melihat Sasuke yang sedang tertekuk sebal sambil memeluk bantal menatap televisi di hadapannya dengan raut wajah tak bersahabat. Sasori tahu, adik iparnya pasti bukan kesal dengan siaran yang sedang dia tonton, melainkan karena hal lain.

"Haloo adik ipar, apa kabar?! Makin tampan saja ku lihat-lihat setelah pergi berbulan madu. " Goda Sasori mendekat ke arah Sasuke dengan senyum di bibirnya. Dengan sok akrab dia duduk di samping Sasuke dan ikut merebahkan dirinya di sofa.

Sasuke sedikit tersentak kaget saat mendengar suara melengking milik Sasori, milik seperti mas-mas sales panci. Tapi dia mengubur dalam-dalam ucapannya dalam hati, takut kakak iparnya merasa tersinggung dan tidak merestui nya lagi.

Tersenyum kikuk, Sasuke menatap balik Sasori disisi nya. "Kakak sudah  pulang dari dubai?"

Pertanyaan klasik. Ya, kalau Sasori ada di hadapan Sasuke---berarti dia sudah pulang. Bodoh sekali.

"Ya, tentu. Aku rindu dengan adik bodoh ku, kemana dia Sasuke??" Tanya Sasori sembari melihat ke kanan ke kiri. Siapa tahu adiknya itu sedang membawa cemilan untuk menonton bersama suaminya.

"Dia di lantai atas, bersama Utakata."Ujarnya dengan nada suara datar.

Sasori bisa melihat wajah Sasuke yang semakin tertekuk masam. Ah... adiknya sedang bersama bocah manja itu rupanya. Pantas saja wajah Sasuke terlihat kesal sedari tadi.

Sasori menepuk bahu Sasuke dan tersenyum lembut, "Menyebalkan ya?" Tanyanya tiba-tiba.

Sasuke menaikkan satu alisnya ke atas,'' Maksud kakak?"

"Utakata. Kau pasti merasa kesal karena Sakura lebih memperhatikan utakata di banding dirimu. Aku  mengerti. Karena aku juga merasakannya dari dulu.."

Sasuke menatap kakak iparnya bingung, "Maksud kakak......"

"Ya. Bahkan dia lebih memilih bocah itu di banding kakak nya sendiri." Sasori tersenyum paksa.

"Mau dengar cerita lama?" Tawar Sasori. " Agar kau lebih mengenal adikku. Juga... Agar kau mengerti kenapa Utakata sebegitu spesialnya bagi Sakura,"

Sasuke mengangguk. Jujur saja dia juga sangat penasaran dengan masa lalu mereka berdua. Kenapa Sakura sangat over protektif pada Utakata? Kenapa juga Sakura lebih memilih utakata malam itu ketimbang dirinya? Dan kenapa.. kenapa. Masih banyak kenapa di otak Sasuke.

Dia sangat penasaran. Tapi Sasuke juga tidak ingin bertanya pada Sakura. Sasuke tidak mau Sakura merasa risih padanya. Lalu menjauh.. Sasuke tidak mau!

"Utakata sudah bersama kami sejak 17 tahun yang lalu. Lebih tepatnya Sakura yang mengambilnya dari rumah sakit jiwa dan merawatnya sampai sekarang. "

Sasori menghela nafasnya, matanya mulai mengawang-awang seperti sedang mengingat masa lalu. Dan Sasuke mencoba menjadi pendengar yang baik.

"Waktu itu Utakata berumur 6 tahun dan Sakura 7 tahun. Adikku mengalami depresi setelah melihat dengan kedua matanya sendiri kedua orang tua kami di bunuh oleh paman kami sendiri. Sedangkan Utakata.. kasus anak itu sedikit sama dengan adikku. Dia melihat dengan kedua orangtuanya mati di hadapannya. Tapi bedanya, mereka mati di  tangan Utakata."

"A-a.. apa..?" Sasuke tertegun di tempatnya. Usia semuda itu sudah membunuh ?? Gila! Utakata fix sudah gila sejak dini.

"Ya. Dia membunuh kedua orangtuanya. Lebih tepatnya sih terpaksa membunuh. Karena yang menyiksa kedua orangtuanya sebelum mati adalah kakak kandungnya sendiri."



What the fuck!! '

Sasuke melotot di tempat nya.

"Kakaknya sedikit gila. Gadis itu terobsesi pada adik kandungnya sendiri. Dia membunuh kedua orangtuanya agar bisa memiliki adiknya untuk dirinya sendiri. Di hadapan utakata. "

Princess Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang