XII

1.7K 301 50
                                    

Jika kalian bertanya sepenting apa Utakata bagi Sakura. Dengan lantang Sakura pasti menjawab Utakata itu dunianya, nafasnya, dan orang terpenting dalam hidupnya setelah Sasori dan kedua orangtuanya yang telah meninggal.

Bahkan Sakura tanpa fikir panjang bertunangan dengan laki-laki yang umurnya di bawah 2 tahun dengannya sedari kecil. Sedari mereka berdua keluar dari rumah sakit jiwa karena trauma yang dilalui oleh keduanya.

Jika Sakura hampir gila karena melihat dengan kedua mata sendiri kedua orangtuanya mati di tangan pamannya sendiri. Berbeda dengan Utakata. Dia gila karena--












membunuh kedua orang tua nya dengan tangan kecilnya.

Sakura masih ingat bagaimana anak itu terus berteriak dan menyalahkan dirinya sendiri setiap kali Sakura melewati kamar nya. Waktu itu Sakura sudah hampir sembuh oleh trauma nya saat bertemu Utakata kecil. Sosok rapuh yang membuat hati Sakura tersentuh dengan mata polosnya yang berlingan air mata seraya berujar 'maaf'. Sosok yang membuat Sakura bertekad untuk menjaga nya dari kakaknya yang gila. Karena alasan utama yang membuat utakata membunuh kedua orangtuanya adalah kakaknya sendiri.

Sakura tidak akan pernah menyerahkan Utakata pada wanita gila itu. Selamanya tidak akan pernah!

Sekalipun harus terus menyembunyikan utakata selama hidupnya, dia akan melakukan itu.

Sekalipun harus menggunakan Sasuke untuk mengecoh 'musuhnya', Sakura juga akan melakukan itu.

Utakata sepenting itu memang.

"Kau melamun?" Sasori mengelus lembut kepala adiknya yang sudah memakai mahkota kecil di atas kepalanya. Mirip seperti princess-princess ala Disney. Persis keinginan Sakura saat menikah nanti katanya.

Dan Ya, hari ini hari pernikahan dia dengan Sasuke.

Bahagia? Tentu saja.

Sekalipun pernikahan ini berat bagi kesayangannya:utakata, tapi tak bisa di pungkiri Sakura juga bahagia. Dia bahagia bisa menikah dengan orang yang dicintai.

Terasa gila memang, Sakura menyayangi Utakata, tapi disisi lain dia juga mencintai Sasuke. Sakura tidak bisa melepaskan salah satunya. Sulit...

"Hanya berfikir langkah selanjutnya setelah ini..''

Sasori duduk di samping Sakura, menggenggam tangan adiknya lembut.

"Kau sudah mengambil keputusan yang benar. Dia tidak mencurigaimu lagi menyembunyikan utakata. Kita hanya harus menjalankan langkah selanjutnya untuk melenyapkan gadis itu."

Sakura menghembuskan nafas lelah, "
Aku benar-benar ingin mencekiknya. Beberapa bulan yang lalu aku hampir saja kehilangan utakata, aku tidak ingin kehilangannya kak. Kau tahu sendiri sepenting apa Utakata bagiku.."

Sasori mengangguk. Dia tahu adiknya begitu menyayanginya Utakata. Bahkan lebih dari dirinya sendiri. Rasa sayang kakak pada adiknya--sekalipun Utakata bukan adik kandungnya. Bahkan dia meng-iya-kan keinginan utakata kecil untuk bertunangan dengan dirinya, sekalipun Sakura belum paham artian terikat dengan seseorang, sakura mau-mau saja melakukan nya.

Demi utakata, agar adik kesayangannya tersenyum bahagia. Segila itu memang.

Sasori tahu, hati Sakura memang jatuh pada Sasuke. Dia menyukai Sasuke sejak pertama kali berjumpa dengannya beberapa tahun lalu, saat Sasuke menyelamatkannya. Tapi dia juga tidak bisa meninggalkan Utakata yang sudah bersamanya sejak kecil. Sejak mereka berdua gila bersama-sama. Sasori paham itu. Adiknya terjebak dengan keadaan sulit diantara kedua orang yang dicintai, sekalipun beda posisi. Tapi keduanya sama pentingnya bagi Sakura.

Princess Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang