Winter terbangun dari tidurnya.
Mimpi itu datang lagi.
Mimpi tentang ibunya.
Mimpi yang sama persis dengan mimpi terakhirnya.
Sang ibu ingin ia mati.
Tapi mengapa?
Winter melihat sekelilingnya.
Ada yang aneh.
Tempat ini bukanlah tempat asing baginya.
Ini adalah rumah lamanya, rumah dimana ia menghabiskan masa kecilnya bersama sang ibu.
Winter berjalan pelan menuju ke suatu tempat.
Kamar ibunya.
Semakin ia dekat, semakin ia dapat mendengar suara isak tangis.
Tangis pilu yang akhir-akhir ini sering ia dengar.
Dan benar saja, itu tangisan Wendy, ibu tirinya.
"L-lo ngapain di kamar ini?" Tanya Winter.
Wendy masih saja memunggungi Winter, namun gadis itu dapat melihat wajah sembab Wendy dari pantulan cermin besar milik ibu kandungnya.
"Kamu sayang sama ibu kamu?" Tanya Wendy pelan.
Winter mengangguk, seperti ada yang mengontrol dirinya untuk melakukan hal itu.
Wimter dapat melihat Wendy tersenyum kecut mendengar jawabannya.
"padahal dia jahat sama kamu."
"Gak, lo jangan sok tau. Ibu ga pernah jahat sama gue, dasar perempuan gila!" Cerocos Winter.
Bukannya sakit hati Wendy malah tertawa nyaring, membuat Winter sedikit takut mendengar tawanya.
Tawa Wendy perlahan memudar, wajahnya cemberut. "Kamu lupa, dia dulu suka ngasih kamu hukuman, loh!"
Memori Winter perlahan berputar, dirinya seakan diajak bertamu pada kenangan di masa lalu.
Sehari sebelum ibu Winter menghilang, ia mengajak putrinya duduk di sebuah bangku di pinggiran danau.
Ibu Winter kembali menceritakan kisah yang membuat Winter merasa bosan.
Kisah tujuh pengabul permohonan.
Namun setiap bercerita, ibunya tidak pernah menjelaskan apa yang membuat mereka menjadi pengabul permohonan.
Di tengah cerita Winter bersuara, "bu, aku bosen. Ayo cerita yang lain aja."
Mendengar itu sontak membuat ibu Winter marah.
Ibu Winter menganggap putrinya tidak menghargai apa yang telah ia ceritakan.
Karena itu, Winter mendapat hukuman.
Ia dikunci di dalam kamarnya, tanpa makanan dan minuman.
Winter menangis, ia tidak suka dikunci begitu dengan ditemani suara hujan yang membuatnya tidak dapat mendengar suara apapun di luar sana.
Tiba-tiba seorang pria muncul di kamar Winter.
"K-kamu siapa?" Tanya Winter kecil dengan polosnya.
Pria berpakaian dan bertudung serba hitam itu tersenyum hangat.
"Saya Yunho, saya di sini akan menjalankan tugas terakhir saya,"
Winter yang masih berusia sembilan tahun pun sulit mencerna perkataan pria itu.
Pria itu kembali tersenyum melihat wajah polos Winter yang tampak kebingungan.
"Tugas apa?" Akhirnya Winter memilih pertanyaan itu dari sekian banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam pikirannya.
"Saya akan bawa ibu kamu,"
"Kemana?"
"Ke neraka."
Winter terhenyak mendengar perkataan Yunho.
"Tapi kenapa?" Air mata mulai membasahi pipi mungilnya.
"Ibu kamu jahat,"
"T-tapi ibu baik sama aku,"
"Tidak Winter. Ibu kamu nakal. Anak nakal harus dihukum," seru Yunho lalu sedetik kemudian menghilang meninggalkan Winter dengan segala ketakutan di benaknya.
Tanpa diduga pintu kamarnya berhasil ia buka.
Dan benar saja, sosok ibu kandungnya menghilang semenjak hari itu.
Tepat di hari ulang tahun sang ibu.
"Ibu kamu dulu cewek aneh," lirih Wendy.
"Berhenti bicara omong kosong, ibu gue orang baik, ga kayak lo dan anak lo!"
"Oh, ya? Kalau dia orang baik dia ga akan mungkin ngorbanin orang yang dia sayang, termasuk kakek kamu,"
Dahi Winter mengerut, "lo ngomong apa sih? Lo tuh harusnya udah mati, kenapa masih muncul dan ngusik hidup gue?!"
Wendy kembali tertawa nyaring, kali ini tawanya terasa lebih menyakitkan, membuat telinga Winter sakit dan bulu kuduknya meremang.
"Ibu kamu nakal, sama seperti kamu,"
Wendy tersenyum jahat.
"Dan anak nakal harus dihukum!" Wendy tersenyum lebar, Winter dapat melihat sebuah pisau yang daritadi disembunyikan Wendy di belakang bajunya kini telah terangkat tinggi-tinggi, seakan siap menembus perut Winter.
Namun yang lebih aneh, di balik tubuh Wendy, ada sosok ibu kandungnya terpampang nyata di balik cermin.
✨
Winter terbangun dari tidurnya.
Mimpi itu datang lagi.
Mimpi tentang ibunya.
Mimpi yang sama persis dengan mimpi terakhirnya.
Sang ibu ingin ia mati.
Tapi mengapa?
✨
Kira-kira kenapa ya?
ibunya winter udh muncul guys, tau ngk siapa yg jadi ibunya? xixi.
btw aku ganti cover, kalau mau liat covernya lebih jelas bisa ke bagian prolog yh.
gimana, kalian lebih suka yg baru atau lama?
Jangan lupa vote + comment yaa, thanks!!!
Semangat juga bagi yg sedang melaksanakan ibadah puasa <3
KAMU SEDANG MEMBACA
make a wish | nct 2020 ft. winter
Random❝kehidupan winter berubah semenjak punya buku itu.❞ 2021, ©jaejuseyo