Winter tidak percaya pada apa yang barusan ia dengar.
Soyeon kakak tirinya itu dengan ayah Sungchan?
Apa-apaan?!
"Gue juga ngerti lah. Tenang aja, gue cuma ngedeketin papanya buat dapat keuntungan, setelah itu gue akan rebut hati anaknya."
What?!
"Gue kemarin ketemu Sungchan. Gampang lah dia, kasih perhatian dikit juga masuk perangkap."
Tidak. Winter tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
✨
"Demi apa?!" Tanya Taeyong heboh setelah mendengar cerita Winter.
"Pantes aja!! gua tau sih dia bukan cewek polos. But still, dia gampang banget luluh waktu gua modusin, kayak cewek bego gitu yang mau aja diajak main, tapi gua tau setelah liat cara dia main, she's a pro. Nyesel cuma kissing doang, gua tau dia bisa lebih dari itu."
Winter menyesal setelah menceritakan hal itu pada Taeyong. Bukannya membantu ia malah membahas kenangan indahnya bersama Soyeon.
"Btw, waktu gua bentar lagi selesai, loh. Lo tau kan akibatnya kalau lembar buku itu dibiarin kosong seminggu?"
"Iya, tau. Makanya gue lagi mikir mau nulis siapa."
"Wow, okay. Cepet gua ga sabar laksanain tugas gua."
Winter melirik Taeyong sekilas dan mencoba berpikir.
Siapa yang harus ia tulis?
Giselle?
Atau Soyeon?
Kenapa Giselle?
Well, Winter tiba-tiba teringat kejadian beberapa hari sebelum ia mendapatkan buku itu, dimana Giselle dengan sengaja mengguyur tubuhnya dengan air yang sangat kotor dan bau.
Tapi, ia juga tidak dapat membiarkan Soyeon menyakiti Sungchan. Tidak, hal itu tak boleh terjadi.
"Gue udah mutusin."
"Mutusin what?"
"Nama siapa yang harus gue tulis."
"Gua seratus persen yakin lo mau nulis nama Soyeon."
Winter mengangguk mantap.
"Ayo tulis!" Seru Taeyong dengan tidak sabaran lalu menyerahkan buku itu pada Winter.
Winter tun mengambil pulpennya dan mulai menulis permintaan dan nama Soyeon.
"Tunggu! Kok gitu nulisnya?"
"Loh, emang gitu kan?"
"Salah anjir!"
Taeyong menjambak rambutnya frustasi.
"Jaemin gimana sih?! Katanya lo udah ngerti?"
Winter terdiam memandang buku itu.
Ia baru saja menulis permintaannya di sisi kira buku itu.
Tunggu.
Ia membalik halaman buku itu. Kembali pada tulisannya tentang pak Johnny dan keinginannya untuk mendapatkan nilai sempurna.
Tidak ada yang salah.
Ia menulis tentang 'korban' dan 'permohonan'nya.
"Gue ga ngerti salahnya dimana?"
"Yaampun Winter," Taeyong geleng-geleng.
"Gini deh, hal-hal yang baik biasanya di taruh sebelah mana?"
"Kanan."
"Nah!"
Winter ber-oh ria.
Akhirnya ia mengerti.
"Terus ini gimana dong?" Winter memperlihatkan tulisannya yang salah sisi itu.
"Pake kortep bisa?" Tanya Winter polos.
"Pala lo kortep! Ga akan mempan." Taeyong terkekeh.
"Tulis di halaman baru aja."
Winter pun mengikuti saran Taeyong.
"Done."
"Okay, gua pergi dulu. Sampai nanti, cantik." Pamit Taeyong lalu berteleportasi.
✨
Winter tersenyum ketika handphone keluaran terbarunya datang.
Ia tidak menyangka dirinya akan sesenang itu. Padahal dulu ia tidak terlalu menginginkan barang-barang mahal.
BRAK!!
Winter mengintip ke dapur, ibunya baru saja memecahkan barang. Lagi.
Ya, semenjak tubuh malang Soyeon dimakamkan, hidup ibu tirinya jadi sangat kacau.
Diam-diam Winter menikmati semua itu.
Winter kembali ke kamar, membawa box handphone barunya itu untuk di-unboxing.
"Liat, siapa yang habis menukar nyawa saudara tirinya dengan sebuah handphone?"
Winter menoleh. Melihat Taeyong yang sedang berdiri pojok ruangan itu sambil tersenyum nakal.
Winter sama sekali tidak peduli.
Ia mulai menikmati permainan ini.
Toh, semua yang ia tulis memang pantas untuk mati, pikirnya.
Memang konyol.
Tapi kalau dipikir-pikir, kematian Soyeon tidak sekonyol pak Johnny yang hanya jadi korban percobaan dan ditukar dengan nilai ulangan matematikanya.
✨
Okay, tugas Taeyong akhirnya selesai xixi.
Jangan lupa vote + comment yh!!Btw aku double update bcs why not hehe.
Semoga klean enjoy sm ceritanya yaa.
Oh ya, selanjutnya siapa nih yang akan dikirim untuk membantu winter?
![](https://img.wattpad.com/cover/256195357-288-k534930.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
make a wish | nct 2020 ft. winter
Aléatoire❝kehidupan winter berubah semenjak punya buku itu.❞ 2021, ©jaejuseyo