bukan dia

977 159 38
                                    

Winter berdiri di barisan depan di antara kerubungan orang berbalut busana hitam.

Kerubungan itu perlahan berkurang, dan menyisakan Winter yang tetap berdiri di tempat itu.

Tatapannya jatuh pada batu nisan di hadapannya.

Di atas nisan itu terukir indah nama Karina, orang yang paling Winter benci.

Selama ini Winter selalu disiksa oleh Soyeon dan ibu tirinya.

Namun entah mengapa Winter lebih membenci Karina.

Ia benci ketika melihat Karina mendapatkan semua yang ia mau.

Perasaan iri dan dengki menguasainya.

"Itu bukan dia,"

Winter menoleh. Ternyata ia tidak sendirian.

Sungchan melangkah pelan dan berdiri di samping Winter. Ia menatap batu nisan itu dengan tatapan nanar.

Kemudian ia memandang Winter yang menatapnya bingung.

"Apa lo puas dengan semua yang lo lakuin?"

Winter termenung. Pertanyaan dari Sungchan berhasil menghujam jantungnya.

"Kenapa lo seakan tau semua yang gue lakuin?"

"Karena itu kenyataannya."

Dahi Winter mengerut.

"Gua mencoba nyadarin lo agar lo berhenti tanpa terlalu ikut campur urusan lo sama mereka, tapi kayaknya lo ga mau, ya?"

"Sungchan, gue gatau kenapa lo bisa tau sebanyak ini. Tapi gue cuma pengen ngingetin, lo ga perlu buat gue berhenti, karena gue ga bakal mau. Ini urusan gue sama mereka, biar gue yang selesaiin,"

Sungchan tersenyum getir.

"Semoga bisa selesai tanpa kasus kayak ayah lo lagi, ya."

Winter tersentak.

"L-lo tau dari mana?"

Sunchan menatap Winter dengan tatapan sendu.

"Lo dulu cewek yang baik, Win. Lo ga pernah mau ngeliat ayah lo sedih. Tapi sekarang justru lo yang bikin dia nangis terus, bahkan saat dia udah bukan di alam kita lagi."

"M-maksud lo?"

Tubuh Winter sedikit bergetar.

"Dia di samping lo. Ayah lo. Asal lo tau, semenjak kematiannya dia selalu nangis dan berteriak minta lo berhenti ngelakuin hal-hal bodoh dan penuh dosa."

Winter termenung memikirkan perkataan Sungchan. Apa benar apa yang pria ini katakan?

"Lo jangan bohong, lo sengaja ngomong gitu biar gue berhenti kan? Kenapa? Lo takut kalau gue nyaingin kekayaan lo? Lo takut kalau gue ngambil popularitas lo?!"

Pertanyaan yang menggebu-gebu dari Winter membuat Sungchan menggeleng tak habis pikir.

"Gila ya, lo berubah banget. Lo bukan Winter yang gua kenal."

"Jangan bertingkah seolah lo kenal sama gue!"

Sungchan kembali tersenyum getir.

"Lo bener, mungkin gua ga kenal sama lo. Gua gatau kalau cewek yang selama ini selalu gua perhatiin dari jauh ternyata punya sisi yang berbeda dari apa yang gua pikirkan tentang dia,"

Salah satu alis Winter terangkat, "maksud lo?"

"Sebenarnya lo ga perlu nulis nama gua di buku itu, karena tanpa lo memohon pun gua udah suka sama lo."

Pernyataan Sungchan sukses membuat Winter membeku.

Dari mana Sungchan tahu bahwa Winter menulis namanya?

"Gua tau siapa aja korban lo, dan hal apa yang lo minta." Jawab Sungchan seakan dapat membaca pikiran Winter.

Sungchan menatap Winter lekat-lekat.

"Korban-korban lo setiap hari dateng ke gua. Pak Johnny selalu marah setiap ketemu lo, dia bilang lo harus tanggung jawab atas apa yang udah lo lakuin. Sementara Giselle dan Ningning, mereka nangis dan pengen minta maaf ke lo,"

Winter memalingkan wajahnya, tertawa sinis.

"Udah terlambat untuk minta maaf. Dan mereka semua pantes nerima semua itu."

Tanpa diduga Sungchan mengangguk. "Mungkin iya, mereka memang pantas. Tapi bukan lo yang harus ngasih hukuman ke mereka. Lo ga pantes ngelakuin semua itu, Winter,"

Perkataan Sungchan membuat emosi Winter memuncak.

"Lo ngomong kayak gitu karena lo ga pernah ngerasain gimana jadi gue. Lo enak bisa dapet semua yang lo mau. Sementara gue? Gue selalu dikucilin sama semua orang."

"Tapi ada gua, Win. Kalau ada apa-apa lo bisa bilang gua."

Winter tersenyum pahit. Matanya berkaca-kaca.

"Lo mungkin bisa nolong gue dari Karina, tapi apa lo bisa bikin gue punya segala yang gue mau? Apa lo bisa bikin ayah gue sembuh lagi? Gak Sungchan! Cuma buku dan para pengabul itu yang bisa ngasih apa yang gue mau,"

"Tapi pada akhirnya lo juga akan kehilangan segalanya, Winter!"

Bentakan Sungchan membuat air mata Winter tanpa sadar menetes membasahi pipi gadis itu.

"Gue ga bakal biarin mereka ngerebut kebahagiaan gue lagi," lirih Winter.

"Tapi lo membiarkan mereka ngerebut kebahagiaan gua,"

Winter menatap Sungchan yang menunduk. Ia tidak mau salah sangka pada perkataan Sungchan barusan.

"Maksud lo?" Tanya Winter dengan suara yang sangat pelan namun masih bisa di dengar Sungchan.

"Lo bisa kehilangan diri lo sendiri," ujar Sungchan.

Tatapannya Sungchan sendu, seakan dapat membuat siapa saja yang melihatnya dapat merasakan kegundahan hatinya.

Setelah perkataan Sungchan, hujan pun turun. Keduanya hanya terdiam di tempat mereka, tanpa berniat untuk menepi atau pergi dari tempat itu.

Sungchan melirik payung hitam di genggamannya.

Ia membuka payung itu, lalu meraih tangan Winter dan memberikan payungnya pada gadis itu. Membiarkan tubuhnya diguyur hujan yang semakin lebat.

Mereka saling menatap beberapa saat sebelum akhirnya Sungchan mengucapkan sesuatu yang membuat Winter tertegun.

"Gua gatau semua ini akan berakhir seperti apa. Tapi gua harap, apapun itu gua bisa ikhlas. Termasuk kemungkinan terburuk kalau gua harus kehilangan lo."

Sungchan berbalik, berniat untuk meninggalkan tempat itu.

Namun seruan Winter membuat langkahnya terhenti.

"Sungchan,"

Sungchan hanya menghentikan langkahnya tanpa berniat menatap Winter.

"Tadi lo bilang itu bukan dia. Maksud lo apa?" Tanya Winter dengan volume suara yang sedikit keras agar suaranya dapat terdengar dalam riuhnya suara hujan.

Sungchan menoleh. Pandangannya bukan pada Winter, namun pada nisan Karina yang berada tidak jauh di belakang Winter.

"Mayat itu bukan mayat Karina. Gua tau karena sekarang arwah dari mayat itu lagi berdiri disamping nisannya sambil memohon agar tubuhnya dimakamkan dengan layak tanpa kesalahan kayak gini,"

Setelah memberi penjelasan, Sungchan pergi meninggalkan Winter dengan sendiri dengan pertanyaan yang berkecamuk di kepalanya.

Dimana Karina?

o-oww maaf Winter salah satu korban kamu lolos hehe

btw happy 1k votes, makasih banyak buat kalian yg udah vote dan menghargai cerita ini, apalagi yg udah nyempatin diri untuk komen dan berteori. ily, guys <3


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

make a wish | nct 2020 ft. winterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang