Hari ini Winter menjemput ayahnya yang sudah dinyatakan sembuh dan dapat pulang kembali ke rumah.
Winter tidak sendiri, namun ditemani Doyoung, pengabul permohonan kelima yang dikirim untuknya.
Namun berbeda dengan Jaehyun, pria itu tidak menunjukan wujudnya pada orang-orang atas perintah Winter. Ayahnya pasti akan bertanya-tanya mengapa ia membawa pria lain.
Kemarin saja ayahnya sudah menanyakan kabar Jaehyun yang Winter sendiri pun tidak tahu bagaimana kabar pria itu setelah menjalankan tugasnya dengan baik.
"Winter, gua harap lo secepatnya nulis di buku itu, karena gua ga suka lama-lama di sini."
Winter berdecak, ia merasa Doyoung memang sangat ingin tugasnya cepat selesai karena ia tidak ingin bersama Winter lebih lama lagi.
Lalu ia pikir Winter mau? Winter merasa dirinya selalu ikut terbawa emosi ketika bersama Doyoung. Ia menjadi lebih meledak-ledak setiap kali bertengkar dengan pria itu.
"Gua akan nulis di hari terakhir, enak aja lo mau pulang duluan,"
Doyoung membelalak. "Bisa gak sehari aja lo ga bersikap nyebelin?"
"Lo ga ngaca?!" Tanya Winter tak mau kalah.
"Winter kamu ngomong sama siapa?"
Winter dan Doyoung sontak menoleh. Ayah Winter baru saja kembali dari toilet dan sekarang berdiri di hadapan anaknya sambil tersenyum ramah.
"E-eh engga yah, tadi temen aku nelfon buat ngajakin kerkel, tapi aku ga bisa," ujar Winter.
"Kenapa? Kamu selesain tugas kamu aja, ayah kan bisa pulang sama supir,"
"Gak mau, yah. Winter mau sama ayah," lirih Winter.
Ayahnya tersenyum lalu mengusap puncak kepala putrinya dengan lembut.
"Ayah senang bisa kembali ke rumah dan tinggal sama kamu,"
"Winter juga, yah. Winter kangen banget sama ayah."
Doyoung memalingkan wajahnya melihat ayah dan anak itu.
Bagi Doyoung, adegan umat manusia yang saling menyayangi seperti ini membuat amarahnya memuncak.
Namun ia tersenyum, sebuah pemikiran terlintas di benaknya.
Selama ini Winter selalu mendapatkan apa yang ia mau, dan kehilangan apa yang ingin ia lenyapkan dari kehidupannya.
Lalu, bagaimana jika Winter harus kehilangan hal paling berharga di hidupnya?
Hanya membayangkannya saja sudah membuat Doyoung merasa senang.
Ia senang melihat client-nya dihadapkan pada sebuah pilihan yang dapat menunjukan pada sisi mana mereka berpijar.
Apakah mereka rela jatuh dalam dosa demi hal yang mereka dambakan, atau tetap bertahan karena tidak ingin menyakiti orang tedekat mereka.
Namun tentu saja Doyoung lebih suka melihat mereka jatuh ke dalam dosa dan penyesalan.
Mereka harus merasakan apa yang Doyoung rasakan.
Terjerumus dalam dosa.
Penyesalan yang sia-sia.
Dan perasaan ingin bebas namun sudah terikat dalam jeratan dosa.
Doyoung sungguh ingin tahu jalan mana yang Winter pilih.
Winter, si gadis baik hati yang perlahan mulai berubah karena godaan duniawi.
Winter yang tanpa sadar telah menyerahkan masa depannya pada para pengabul permohonan itu.
Winter yang percaya pada setiap kata-kata yang keluar dari mulut para pengabulnya.
Dan Winter yang tanpa sadar bahwa dirinya semakin dekat pada sang tuan.
✨
Chapter ini emng agak pendek guys hehe.
Jangan lupa vote & comment yaa, thanks.
KAMU SEDANG MEMBACA
make a wish | nct 2020 ft. winter
Random❝kehidupan winter berubah semenjak punya buku itu.❞ 2021, ©jaejuseyo