Menjauh

450 51 8
                                    

"Takdir cinta melangkah jauh darinya ..."

"Calon Imam"
'iiranaSR

✨✨

Altas tersenyum melihat Amanda berdiri agak jauh di depannya sana, wajah Amanda menunduk setelah beberapa saat mata Amanda melihat pada keberadaannya dengan Misya, sodaranya.

Ingat perkataan Misya sewaktu Amanda belum datang tadi. "Jika wanita itu menunjukan ekspresi yang menurut kamu berbeda. Ingat, intinya wajah orang yang sedang cemburu itu berbeda." Altas mengangguk paham. Kemudian Misya kembali berucap, "berarti dia memang cinta sama kamu. Sudah kubilangkan, cemburu itu tandanya cinta."

Saat Amanda datang tadi, dengan cepat Misya bergelanyut manja pada lengan Altas, dan mencium pipi Altas dengan mesra.

Awalnya Altas agak kaget saat Misya menciumnya dan juga tidak menyangka, rupanya cara seperti ini yang Misya maksud dan rencanakan. Tapi tak mengapa, sepertinya cara ini memang berhasil. Mereka masih mempunyai hubungan mahram sebagai sodara kandung.

Dan kini Altas kembali tersenyum.

Amanda sedikit mengangkat kepalanya. Altas masih tersenyum, namun kini senyuman Altas senyuman yang sulit diartikan melihat mata Amanda berkaca-kaca yang tengah melihat dirinya dengan Misya. Satu sisi Atlas merasa senang karena caranya berhasil, namun satu sisi juga mengapa hatinya tiba-tiba sakit melihat Amanda menitikkan air mata.

Air mata Amanda kian jatuh, dan rasanya semakin sakit pula Atlas melihat pemandangan itu.

Amanda bergerak cepat keluar kafe. Dengan cepat pula Altas bergerak menyusul Amanda.

"Manda ...," Altas memanggil dengan suara yang terdangar sangat lirih.

Amanda menunduk, tangan Atlas bergerak untuk menyentuh lengan Amanda. "Jangan sentuh aku!" bentak Amanda, masih menangis di depan Altas.

Perlahan Altas kembali menurunkan tangannya.

Amanda sedikit mendongkakkan kepalanya, ia menatap Altas. "Sudah cukup sampai di sini pengenalan aku dan kamu," ucapnya lirih namun penuh penekanan.

"Sudah puas kamu menunjukan sesuatu yang sangat penting untukku, katamu." Amanda menekankan kata sesuatu yang sangat penting.

Altas bergeming, ia menatap Amanda dengan sorot mata kesedihan.

Amanda berteriak, "sudah puas?! Sudah puas kamu menunjukan sesuatu yang sangat penting itu semua padaku, Dokter?!"

Air Amanda masih terus menetes. Kemudian berucap, "ini adalah permintaan bertemu terakhir kamu yang sudah aku kabulkan. Setelah ini, jangan pernah memintaku untuk menemui kamu lagi."

Amanda terus berucap dengan sorot mata tajam penuh penekanan. Namun lain dengan hatinya. Terang saja, hatinya sangat sakit menerima semua kenyataan ini.

Altas masih diam menatap pada wajah yang terus mengeluarkan air mata. Laki-laki dengan kemeja merah maroon dipadu dengan celana hitam ini masih diam menatap Amanda.

Amanda semakin terisak, jeda bebebapa detik kemudian kembali berucap, "semuanya sudah jelas! Sampai kapan pun rasa cinta kamu itu tidak akan pernah tumbuh untukku." tekannya pada kata cinta.

Sesakit inikah hati Amanda? Kata aku-kamu bukan lagi kata saya. Tapi justru dengan situasi seperti ini yang ia lakukan. Sangat sakit, hatinya sakit.

Lagi, Amanda terisak. Kemudan detik-detik berikutnya berucap, "kita akhiri semuanya sampai di sini!" Finishnya berucap. Kemudian pergi meningalkan Atlas yang masih mematung di tempatnya.

Calon Imam √ || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang