"Calon Imam"
'iiranaSR✨✨
Orang bijak yang paham ilmu agama pernah berkata tentang satu ahbab ilmu, katanya, "wanita yang hebat itu mampu membalut luka dengan senyuman, mampu menghilangkan kecewa dengan sabar, mampu meredakan amarah dengan istighfar dan mampu menghapus dendam dengan maaf."
Kemudian katanya, "jangan biarkan orang-orang mengetahui segalanya tentangmu kecuali kebahagiaanmu, dan tidak melihat hal lain darimu kecuali senyumanmu."
Sebuah kata yang terus terlintas dari semua kalimat itu hanya kata senyum. Haruskan aku terus tersenyum dengan keadaan hatiku yang seperti ini? Haruskah aku terus tersenyum sementara keadaan hatiku sangat rapuh? Haruskan aku terus tersenyum sementara kekecewaan yang kudapatkan begitu terasa menggoreskan luka di hati?
Sekali lagi aku bertanya. Haruskan aku terus tersenyum?
Terang saja, aku bukanlah wanita yang hebat membalut luka dengan senyuman. Aku bukanlah wanita yang mampu meredakan amarah dengan istighfar. Dan aku bukanlah wanita yang mampu menghapus dendam dengan maaf.
Aku hanya wanita biasa, aku bisa terluka dan begitu cepat mengeluarkan air mata. Aku hanyalah wanita yang sangat rapuh di dalam hati. Iyah, aku sangat rapuh. Buktinya saja sekarang air mata ini kembali tumpah.
Memang benarlah kata orang-orang. Sakit batin itu lebih menyakitkan daripada sakit lahir. Ibaratnya kulit tergores pisau, sekali dikasih obat merah pasti cepat mereda sakitnya. Sedangkan sakit batin atau hati. Bagiku secara pribadi, ini sangat sulit untuk disembuhkan, apalagi jika pikiran terus saja melayang pada kejadian.
Lagi, air mataku keluar tanpa dapat kucegah.
Mengapa sih harus sesesak ini?
Mengapa harus sesakit ini?
Dan mengapa seorang dokter yang sudah kucinta begitu tega menggoreskan luka ...
Allah ...
Mataku terus menghangat.
Andai boleh bertanya, apakah ada salah diriku hingga dokter Altas begitu tega menggoreskan luka?
Hiksn...
Tetap. Sudah kubilang aku bukanlah wanita yang hebat.
Sekarang. Kini di sepertiga malam aku mengadu kepada Sang Kholik. Teringat perkataan Fisya tadi sewaktu sore aku menceritakan kisah piluku.
Ia mengutip kalimat dari seorang Habib, katanya, "menangislah dalam sujudmu, karena Allah tidak akan kehabisan cara untuk menghapus kesedihanmu. Jika kamu sedang sedih karena suatu hal, jangan menangis di bantal karena itu tidak akan merubah keadaan, tapi menangislah dalam sujudmu karena Allah tidak akan pernah kehabisan cara untuk menghapus semua kesedihanmu.
Disakiti oleh orang yang dicintai, menangislah dalam sujudmu, nanti Allah akan carikan orang yang lebih baik yang akan mencintaimu setulus hati." (Dari Alhabib Ali Abdurrahman AlHabsyi)
Sudah kubilang bukan. Aku bukanlah wanita yang hebat, buktinya saja aku menceritakan kesedihan yang kualami pada sahabat jauhku.
Sekali lagi kubilang. Aku bukanlah wanita hebat. Kubiarkan sahabatku mengetahui segalanya tentangku termasuk kesedihanku. Kurasa ini tidak ada salahnya juga, sebab setelah bercerita aku jadi mendapatkan satu obat nasehat yang begitu berarti.
Fisya menyarankan aku untuk bersujud, memohon ampunan untuk segala dosa dan meminta agar luka di hati cepat terobati.
Dan di sinilah aku sekarang. Di sepertiga malam aku bersujud pada Sang Kholik. Namun, kalau boleh aku jujur. Sejujurnya aku malu, aku malu kepada Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam √ || End
HumorROMANCE-COMEDY [Cerita lengkap] ⚠Awas baper! follow accountnya sebelum membaca SPIN OFF WITH YOU UNTIL JANNAH Sabila Amanda, didesak terus oleh bundanya untuk cepat menikah di saat dirinya baru saja merasakan bagaimana sakitnya dikhianati oleh seor...