"Calon Imam"
'iiranaSR✨✨
Setelah hari kemarin yang ceritanya lagi bahas tentang calon mantu idaman bunda. Hari ini, di sinilah aku sekarang di ruangan kerjaku, ruang kerja butik karena jadwalnya mengecek butik ini. Sudah kubilang bukan, selain memiliki jasa WO aku juga memiliki butik.
Kusibukkan diri, berkutat dengan segala kertas laporan yang masuk dari pegawai.
"Masuk!" kataku setelah mendengar pintu yang diketuk.
Tidak lama setelah itu pintu pun terbuka.
"Ada apa, Din?" tanyaku pada Andini, asistenku yang bekerja di sini.
"Ada yang nyariin Mbak," katanya.
"Siapa?" tanyaku padanya yang masih berdiri tidak jauh dari tempatku duduk.
"Saya nggak tahu, tapi dia laki-laki."
Aku manautkan Alis pertanda bingung. Siapa yang mencariku?
"Nanti saya temui, bilang tunggu saya sebentar."
Andini mengangguk. "Baik, Mbak." jawabnya kemudian berlalu pergi.
Aku merapihkan map-map yang berantakan di meja, kemudian melangkahkan kaki keluar ruangan untuk menemui orang yang katanya sedang mencariku.
Aku melihat dia. Seorang laki-laki yang tengah duduk di ruang tunggu gedung butik ini.
Siapa dia?
Dokter Altas kah?
Ngapain dia ke sini?
Kuhembuskan nafas secara perlahan ... sejujurnya masih belum siap untuk bertemu. Rasanya mata dan hati ini menolak untuk melihat wajahnya.
"Ngapain ke sini?" tanyaku tanpa basa-basi setelah aku duduk berhadapan dengan posisinya.
"Tau dari mana alamat butikku?" lanjut aku bertanya lagi padanya.
Dokter Altas diam, ia tidak langsung menjawab pertanyaanku.
Menit-menit berikutnya ia berucap, "saya ingin bertemu kamu."
"Saya ... ingin meminta maaf."
Aku ternyum sinis mendengarnya. Setelah sekian lama nggak ketemu baru sekarang lagi dia menemuiku. Inginnya aku berteriak dengan kesal. Dua minggu kemarin kemana aja, Dokter ...!
Kenapa baru sekarang minta maafnya!
Ingin sekali aku teriak berucap seperti itu! Tapi lebih baik aku tahan.
Aku membuang pandangan. "Meminta maaf untuk apa?"
Ingin tahu apa jawaban dia, sejauh mana ia merasa bersalah padaku.
"Saya ... saya tahu alamat butik kamu dari tante Farah ... dan saya menemui kamu untuk meminta maaf atas semua kesalahan saya."
Kenapa tidak diperjelas? Dia ragu kah untuk meminta maaf atas semua kesalahannya padaku?
Lagi aku menghembuskan nafas secara perlahan. Kenapa sih situasi ini sangat tidak nyaman?
"Aku sudah memaafkan semua kesalahan kamu," ucapku, kulihat dokter Altas menyinggungkan senyuman.
"Tapi, semuanya memang sudah jelas. Kita sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi, bahkan hubungan perjodohan kita, saya rasa semuanya sudah berakhir."
Kini senyuman dokter di hadapanku ini meredup.
"Semuanya sudah jelas, Dokter. Saya rasa kita memang tidak akan bisa bersama." Aku tersenyum masam. "Semuanya sudah jelas, cinta hanya bertepuk sebelah tangan." Secara tidak langsung, aku sedang berucap jujur kah tentang perasaanku padanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam √ || End
HumorROMANCE-COMEDY [Cerita lengkap] ⚠Awas baper! follow accountnya sebelum membaca SPIN OFF WITH YOU UNTIL JANNAH Sabila Amanda, didesak terus oleh bundanya untuk cepat menikah di saat dirinya baru saja merasakan bagaimana sakitnya dikhianati oleh seor...