Gue suka sama dia? Sorry, Nggak Akan Pernah!

410 82 7
                                    

Gue suka sama dia? Sorry, nggak akan pernah!

"Calon Imam"
'iiranaSR

✨✨

Aku menghembuskan nafas perlahan setelah punggung lebar si dokter menyebalkan itu tidak terlihat lagi. Benar-benar tidak bisa menghargai usaha orang lain, padahal aku sudah cape-cape datang ke sini.

Kupandangi paparbag yang berisi kotak makanan di tanganku ini. Entahlah harus aku apakan, sebab aku sedang tidak selera untuk makan. Dan nggak mungkin kalau aku bawa pulang lagi 'kan? Kasian, aku takut nanti bunda kecewa. Yaa, walau aku bisa saja beri alasan kalau si dokter itu sedang puasa sunnah.

Mataku masih terus memperhatikan paperbag, tanpa melihat keadaan sekitar, tiba-tiba ...

"Aws ...." Bahuku ditabrak seseorang.

"Duh maaf, Mbak, saya nggak sengaja," ucap seseorang yang memakai jas dokter yang tidak sengaja menabrakku dari arah sebelah kanan.

Dapat dilihat sepertinya dia ini sedang tidak fokus pada jalan. Kakinya saja terus melangkah terburu-buru sembari ber-telponan.

Aku menggangguk. "Iyah nggak pa-pa, Dok."

Dokter itu mengangguk cepat, kemudian masuk ke dalam ruangan dokter Altas. Tidak lebih dari satu menit ia kembali lagi ke luar.

"Loh kamu masih ada di sini?" tanyanya padaku. "Ini kan bukan tempat menunggu passien."

Lho aku baru ngeuh, kenapa juga aku masih berdiri di sini?

"Apa ada keperluan pada Dokter Altas?" ia kembali bertanya, padahal pertanyaan tadi pun belum aku jawab.

"Saya tadinya mau mengantarkan makan siang untuk Dokter Altas, tapi katanya dia lagi puasa sunnah."

Dokter itu mengangguk.

"Bingung juga nih makanan mau di kemanakan, soalnya saya lagi gak nafsu makan." Lah kok malah curhat sih?

Dokter itu mangguk, terlihat sih dari auranya dia ini tipe orang yang nggak kaku, alias humoris. Nggak kaya Altas, muka datar, dingin, bonusnya kalian sebut aja muka Altas itu nyeremin. Tapi kalian harus tahu, aku nggak takut loh ya sama dia.

"Ohiya, maaf saya mau tanya. Mengingat kamu berdiri di depan ruangan ini, apa kamu lihat Dokter Altas keluar dari ruangannya?"

"Tadi Dokter Altas pergi, bilangnya dia mau mengecek kondisi passien," jawabku. "Ini saya ditinggal gitu aja di sini." Tuh 'kan aku malah curhat lagi.

"Maklumin ajalah, Altas emang orangnya kayak gitu," katanya.

"Kamu siapanya dia?"

Mesti jawab apanih aku? Nggak mungkin 'kan, kalau aku bilang bahwa aku adalah calon istrinya Altas. Nggak banget ... lagian siapa juga di sini yang calon istrinya Altas.

"Bukan siapa-siapanya, Dok. Cuma kenal aja, ini juga Bunda saya yang minta saya buat nganterin makan siang."

Lagi dia cuma mengangguk, nggak kaku-kaku amatlah dari ekspresinya juga. Masih muda pula wajahnya, kayaknya usianya juga nggak beda jauh sama si dokter Altas, yang kata bunda umurnya Altas itu dua puluh tujuh tahun.

"Oh begitu ya?" katanya lagi.

"Iyah, Dokter. Nggak usah formal-formal amatlah bahasanya," ucapku santai. "Nih ada makanan, buat makan siang dokter." Tanpa tahu basa-basi dan bersikap SKSD alias sok kenal sok deket, kukasih aja makanan ini. Daripada dibawa pulang lagi yakan?

Calon Imam √ || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang