part 8

12 4 0
                                    

"aku hanya ingin memastikan sesuatu"
"apa?"
"eonni tak akan merebutnya dariku."

Tiba-tiba nafasku tercekat saat yuri berbicara mengenai hal sensitif begitu dengan terang-terangan padaku disertai senyuman miringnya.

Apa dia memang suka berbicara terang-terangan? Bahkan aku tak pernah berpikir untuk merebut jimin darinya meski aku mencintai jimin

"tenang saja. Aku tak akan merebut jimin darimu—lagipula—jimin hanya menyukaimu."
Ucapku miris kemudian hendak pergi tapi kembali terhenti karena ucapan menyakitkan dari yuri.

"kurasa aku tahu mengapa jimin tak menyukai eonni, setelah dicampakkan oleh jimin kau malah mendekati hyungnya."
"yuri mohon jaga ucapanmu kau tak seharusnya mengatakan itu padaku"

"aku melihat pembicaraan hangat dari fans mereka. kau dicap wanita beruntung oleh fans mereka karena bisa mendandani mereka"
"bukankah itu pekerjaannya?"
Ohh tuhan...dan kenapa suga selalu datang tiba-tiba darimana saja! Dan hebatnya dia selalu datang disaat yang tepat.

"mengapa berbicara begitu padanya? Dia eonni untuk bocah ingusan sepertimu!"
"Suga jangan seperti itu!"
"apa?"
"mengapa kau kesini?
Aku mengalihkan pembicaraan karena aku melihat wajah yuri yang mulai merah padam karena kesal dengan ucapan suga.

"aku ingin kekamar mandi sekalian mengambil lipbalm yang tertinggal"
"ahh baiklah pergilah aku akan mencari lipbalm mu"
Suga mengangguk lalu pergi meninggalkanku dengan yuri
"eonni apa selalu bersikap sok manis didepan mereka semua?"

"aku bukan bersikap sok manis. hanya menganggap mereka seperti teman karena aku juga sudah bekerja lama dengan mereka dan maaf tentang kata-kata suga barusan kau tunggulah disini nanti jimin pasti akan kemari. Aku harus mencari lipbalm suga."

Aku meninggalkan yuri, berhenti dibalik dinding, menyandarkan tubuhku dan menepuk-nepuk dadakuu pelan.

"apa itu tadi?"

Setelah suga kembali kepanggung aku kembali mendudukkan diriku ditempat tadi, yuri pergi entah kemana. bertepatan dengan nama BTS yang dipanggil sebagai pemenang penghargaan, semua staff bersorak riang lalu saling mengucapkan selamat. prestasi mereka memang tak diragukan lagi.

akuu hanya merayakan kemenangan mereka sendirian karena sejak kejadian aku yang ketahuan menyukai jimin banyak yang tak menyukaiku apalagi karena aku tak dikeluarkan padahal sudah jelas aku melanggar kontrak sejak saat itu banyak staff yang mulai menjauhiku seperti jimin menjauhiku.

Bangtan akan turun dari panggung, kami menunggu mereka tepat dibawah panggung itu, air mineral dan handuk sudah siap ditanganku, saat mereka turun entah siapa yang pantas disalahkan. jimin mengambil air mineral dan handuk yang ada ditangaku saat aku hendak menyodorkannya pada suga.

Dia mengeringkan wajahnya dari keringat dan meneguk air mineral dari tanganku tadi. Aku dan suga masih diam saling memandang kearah jimin yang sampai sekarang masih belum sadar dengan apa yang dilakukannya.

Aku yang sadar suga juga haus dan butuh handuk meminta dengan sopan pada coordi jimin dan memberikannya pada suga, dia sedikit terkekeh dengan smirk meremehkan diwajahnya aku sedikit merasa canggung apalagi saat jimin membalikkan tubuhnya dan mulai tersadar akan perbuatannya.

"masih mengganggap Lyn sebagai coordimu?"
"ahh mungkin kalian harus mengambil selca ayo aku akan sedikit merapikan rambutmu
Kau mendorong suga menjauh dari tempat itu"

"ini sudah hampir setengah jalan"
"apanya?"
"kau memang tak pernah mengerti dengan apa yang kukatakan"
"bagaimana aku bisa mengerti saat kau selalu berbicara dengan dirimu sendiri"

"kau cukup ikuti saja"
"apa yang harus ku ikuti?"
"ikuti jimin dan yuri kemanapun mereka pergi jadilah sesaeng fans untuk couple itu"
"hahh terserahmu!!"

Setelah BTS selesai melalukan selca, mereka sedikit beristirahat karena acara awards nya juga sudah selesai.

Aku dan suga duduk bersebelahan sedikit membahas soal kabar heboh yang baru aku baca di sns tadi.
"ini vidio yang lucu"
"kau terlihat sama tinggi denganku haha"

"itu karna aku duduk. Ohh ya aku kepikiran satu hal sejak tadi"
"apa?"
"apa kau tak pernah berpikir untuk mengejar cintamu?"
"apa maksudmu?"

"apa kau tak ingin mendapatkan jimin?"
"ahh kita tak perlu membahas itu"
"kurasa kau harus berjuang Lyn-ah"
"itu tak perlu"
"wae? Apa salahnya memperjuangkan cintamu?"

"tak salah tapi kau tau aku tak bisa"
"kurasa jimin juga menyukaimu. hanya saja gengsi karna sudah mencampakkanmu saat tahu kau menyukainya"

"dia membenciku karena aku merusak hari bahagianya"
"dia menyelimuti rasa sukanya dengan benci itu"
"aku tak mengerti"
"aku yakin 3 tahun bersama dan 3 tahun menjadi coordi nya yang spesial dia menganggapmu lebih"

"tentu saja dia menganggapku noona nya"
"aku juga punya coordi, semua member punya coordi nya masing-masing. kami dekat dengan coordi kami tapi tak sedekat kau dengan jimin"
"apa aku pernah sedekat itu dengannya?"

"ingatlah saat kau selalu datang keapartemen pribadinya, membawa barangnya, membantunya melawan managernya sendiri, membujuk dan bercanda dengannya, kalian lebih terlihat seperti sepasang anak remaja yang jatuh cinta

"kau hanya asal bicara. Sudah aku ingin pergi!"
Aku berdiri dari dudukku tapi suga sedikit menarik tanganku.

"kali ini, perjuangkan cintamu, jangan hanya diam menatap mereka, kau pantas mencintai dan dicintai. Setidaknya kau pernah berusaha. tidak hanya diam menyaksikan hal yang tiap hari membuatmu sakit. Kau harus memperjuangkannya ya?"

Akuu tersenyum. Terharu dan tersadar dari kata-kata suga, disudut mataku terlihat cairan bening yang siap mengalir. Tanganku yang semula ditarik kini digenggam oleh suga.

"jangan menangis, kau tak seharusnya menangis saat kau masih bisa mendapatkan cintamu. jadilah wanita yang tegar dalam segala hal, kau bisa melakukannya aku yakin itu."
Akuu tersenyum kemudian mengangguk pada suga.

Tunggu dulu. Sepertinya jimin sudah berpindah profesi menjadi seorang stalker karena saat kau ingin pergi jimin tengah menatapku dengan tatapan yang sungguh tak bisa diartikan.

Aku menatap matanya dalam, meski dari jarak yang cukup jauh, senyumankuu terbentuk selang beberapa detik tatapan mata kalian bertemu dan jimin belum memutus kontak mata itu.

Aku mendekat kearahnya berjalan dengan cukup santai dengan senyuman tertera dibibirku, jimin masih diam ditempatnya membiarkanku sampai hingga didepannya seperti sekarang.

"maaf karna aku terlalu pengecut selama ini aku berjanji akan mengikuti kata hatiku mulai sekarang."








SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang