5|habislah sudah

21 6 0
                                    

Jimin yang melihatku memandang kearahnya langsung menghampiriku. memelukku singkat dengan raut bahagianya disaat hatiku remuk tak berbentuk.

"Noona! Aku dan yuri resmi berkencan. Noona darimana saja? Aku mencarimu sedari tadi."
Ucapnya sedikit kesal tapi tetap kebahagiaan itu terpencar jelas dalam dirinya

"Ucapnya sedikit kesal tapi tetap kebahagiaan itu terpencar jelas dalam dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"eohh geurre?"
"Eohh Ayo kita rayakan aku akan mentraktir semuanya!"

Jimin berucap keras yang kembali membuat suara ricuh girang orang-orang disekitarnya.

Apa hanya aku saja yang tak bahagia?

Apa hanya aku yang merasa punya beban baru?

Dan apa hanya aku yang tak bisa menerima kenyataan ini dengan ikut gembira?

Hanya aku yang berbeda! Jelas saja aku punya perasaan besar yang terpendam sejak satu tahun yang lalu.

'Jangan salahkan siapapun! salahkan dirimu sendiri! Jadi bergembiralah untuk jimin meski palsu.'




ₛₑᵣₑₙdᵢₚᵢₜy




Di restoran yang sudah dipesan oleh jimin untuk para member dan staf sangat ramai, bersulang untuk merayakan resminya jimin dan yuri berkencan.

Aku merasa sendiri padahal aku berada ditempat yang ramai. Melihat pemandangan pahit didepan mataku.

Hanya senyuman itu yang terus terulas dibibir ku, sejak tadi menahan air mata yang mendesak turun saat melihat kebahagiaan lain jimin.

Tenggorokanku terasa sangat kering karena hanya diam sejak tadi.
Tiba-tiba rekan coordi ku duduk di samping ku.

"Lyn bisa ku pinjam ponselmu?"
"Eohh untuk apa?"
"aku ingin menelfon orangtuaku tapi aku tak punya pulsa hanya sebentar"
"ahh baiklah"

Aku mengeluarkan ponsel itu dari tasku lalu langsung memberikannya pada rekan coordi ku itu, dia pergi meninggalkanku sedikit agak jauh mungkin tak ingin terganggu karena ada suara dimana-mana di ruangan ini.

    Selama ponselku dipinjam aku hanya menunduk memainkan kakiku dibawah meja hingga gebrakan pintu membuat seluruh atensi menatap kearah rekan coordi yang tadi meminjam ponselku.

"semuanya! Aku punya berita mengejutkan"
Ucapnya seserius mungkin kemudian menatap kearahku dan beralih pada jimin, aku curiga melihat gerak-geriknya.

Apa dia melihat sesuatu di ponselku? Ahh tidak. Aku baru ingat layar homescreenku adalah foto jimin dan isi dari galeri ku berisi foto jimin semua. Aku menelan ludahku kasar saat rekan coordi mendekatiku. Sesuatu yang buruk akan terjadi disini.

"kurasa ada yang mencintai dalam diam diantara kita."
Dia berbicara dengan keras tapi matanya tetap menatapku dengan tatapan tajam, suasana yang semula ramai kini menjadi hening, semua orang menatap kearah kami

"apa maksudmu?"
Jin bertanya dengan serius
"apa yang terjadi?"
Lanjut rm kembali bertanya tak kalah serius

"apa maksudmu?"Jin bertanya dengan serius"apa yang terjadi?"Lanjut rm kembali bertanya tak kalah serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yn! Dia menyukai Jimin..lihat! Tadi aku meminjam ponsel Yn dan homescreen nya adalah foto jimin dan ini kalian lihat isi galerinya kebanyakan foto jimin dan parahnya saat aku melihat panggilan akhir kontak jimin disimpan dengan nama chim dengan emoticon love. Jelas bukan yn menyukai jimin?!" Aku membelalakkan mataku.

Tiba-tiba mataku berkaca-kaca siap menangis tapi sebisa mungkin aku menahannya tak ingin menangis didepan banyak orang. Aku mengedarkan pandanganku ke penjuru ruangan dan berhenti pada jimin yang melotot tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.

Aku menggeleng lemah kearahnya berusaha mengatakan bahwa itu tak benar meski kenyataannya semua itu benar. Setetes kristal bening sudah mendarat di pipiku melihat yuri yang tak kalah terkejutnya dengan orang-orang disana.

Aku beranjak dari tempat itu mengambil tas dan ponsel dari tangan rekan coordi mu itu lalu pergi meninggalkan kecanggungan dan orang-orang yang masih syok itu. Mereka pikir aku dan jimin memang hanya sebatas Noona dan dongsaeng karena jimin yang sering menyebutku Noona kandungnya.

Dan yang sudah melewati batas adalah "tak ada cinta dalam bekerja" itulah perjanjian yang dulu aku tanda tangani dikontrak saat aku hendak menjadi seorang coordi.

kini perjanjian itu dilanggar olehku dan yang lebih menyedihkannya aku ketahuan oleh semua orang meski orang-orang itu adalah orang yang bekerja di agensi yang sama denganku.

Tetap saja aku tertangkap basah hanya karena kecerobohan ku memberikan asal ponselku hingga semuanya terjadi begitu saja mengakibatkan masalah ini terjadi.

Setelah berlari cukup jauh dengan diiringi air mata dan gemuruh didiriku Aku berhenti disebuah halte bus, menyandarkan punggungku dan meremas dadaku kuat, isakanku bersautan dengan keheningan malam.

Cairan bening itu tak berhenti keluar dari sudut mataku. Aku merasa terpojokkan .kembali menunduk dan menangisi kebodohanku. Tiba-tiba seseorang berdiri didepanku aku mengenali bau parfumnya karena akulah yang memilih bau itu.

"mengapa noona melakukan ini padaku?"
Suara dingin jimin menyapu indra pendengaranku. Tak biasanya dia berbicara dengan nada seperti itu.

Aku mulai mendongak secara perlahan dan yang kau temukan adalah jimin yang berdiri tegak dengan kedua tangan berada disaku celananya menatapku dengan tatapan yang tak bisa diartikan?
Aku meremas ujung kaos yang aku kenakan

"aku tak mengerti apa yang terjadi saat ini. Haruskah aku percaya atau tidak. kau membuatku gelisah, harusnya aku tak mengejarmu."

"aku sudah punya yuri disampingku dan ini pertama kalinya aku berkencan tapi malah seperti ini. Kau hanya noonaku maafkan aku jika tak bisa membalas perasaanmu."

"Aku pergi!"

Setelah mengatakan semua itu jimin pergi meninggalkanku yang kembali menangis dengan tak tahu malunya dimuka umum seperti ini?

Syukurlah karena jalanan sedang tak ramai dan tak banyak orang yang berlalu lalang. Tak ada yang peduli meski tangisanku kering,terutama jimin.

Udara dingin malam kian menusuk ke tubuhku kau memutuskan tak kembali kerumah karena keadaanku yang terlihat mengenaskan sangkin berantakannya,memilih menuju kerumah nara.

Saat sampai dirumah nara tak perlu ditanya bagaimana reaksi nara ia terkejut dan langsung memeluk ku yang kembali menangis sesegukan didalam dekapannya.

Betapa rapuhnya aku saat ini semua rasa bercampur menjadi satu kekhawatiran karena telah melanggar kontrak, kecanggungan yang akan aku hadapi untuk hari esok dan setelahnya dan perubahan sikap jimin yang dingin padaku dilihat bagaimana tadi dia berbicara padaku.

Aku harus kembali menyiapkan mentalku mungkin besok aku akan dipanggil pd-nim dan memutus kontrak atau yang lebih parah aku akan dibenci oleh jimin. Aku harus menyiapkan segalanya meski hatiku sedang tak bisa ditata rapi karena kepingan sakit hati dan rasa bersalah.

Pagiku diawali dengan keluhan diwajahku yang sedikit membengkak karena terlalu banyak menangis padahal hari ini kau harus bekerja.










SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang