4|selamat

17 6 0
                                    

"berhenti merengek padaku."
Jimin mengerucutkan bibirnya lalu mendelik kearah jin.

"ohh ya Lyn kau belum menjawab pertanyaan ku tadi,siapa yang hanya menganggap mu seorang noona?"

Nafasku tercekat saat jin kembali menanyakan itu,masalahnya orang itu ada didepan ku sekarang.

"noona kenapa gugup?"
"ahh-itu..aku..seseorang mengatakan ku hanya noona nya padahal aku ini ini dongsaeng nya yaa itu hehe.."
"noona berbohong"
Bantah jimin..

"tidak..jin oppa, jimin-ah aku pulang dulu ini sudah malam kan, kalian juga pulanglah"

Setelah keluar dari gedung Bighit aku menghembuskan nafas lega hampir saja. untung aku langsung pergi sebelum banyak pertanyaan terlontar dari bibir tipis simochi itu.

Saat sampai rumah aku mendapat pesan dari jimin

———————————————–—————
LINE
Chim😘(1)

|Noona besok pagi datanglah ke apartemen ku kita berangkat bersama ke bighit besok jadwal photoshoot bukan?

Nee|

————————————————————
   

Aku menarik kotak berukuran lumayan besar dibawah tempat tidurku.bMembuka satu persatu isinya. Disana ada poster dengan wajah jimin, photo card dan polaroid jimin, buket bunga yang sudah sangat layu pemberian jimin saat aku pernah sakit dulu.

Dan terakhir buku yang berisi tentang isi hatiku pada jimin sejak satu tahun yang lalu. Aku membuka buku tersebut membaca halaman pertama bukunya saat pertama kali kau mulai merasakan "ada cinta yang tumbuh di hatimu pada jimin"

isinya berisi kegilaanku yang penuh dengan senyuman. Aku jadi punya semangat bekerja karena ada jimin disana.

       Aku mengulas senyum tipis kemudian membuka lembaran berikutnya dari buku tersebut, masih sama seperti lembaran-lembaran sebelumnya berisikan curahan penuh cinta layaknya seorang gadis remaja.

Di lembaran selanjutnya ceritanya mulai berubah kisah yang semula penuh cinta kini menjadi kisah yang menyedihkan. Aku ingat betul dulu menulisnya dengan perasaan remuk padahal itu bukan kesalahan jimin maupun yuri.

Ini kesalahanku bahkan nara berulang kali memperingatkan ku untuk mengungkapkannya pada jimin maka semuanya selesai. Hanya menunggu jawaban jimin bisa menerima perasaanku atau malah akan mengacuhkan perasaanku.

maafkan aku jika aku memberitahu yang sebenarnya padamu aku yakin kau akan menjauhi ku dan aku tak mau itu terjadi, aku lebih baik seperti ini, karena sejak awal aku hanya kau anggap noona mu park jimin. Kemudian aku menutup buku itu dan kembali menyimpannya.

Pagi ini aku sudah berada di apartemen jimin dengan dia yang sedang siap-siap dikamar nya. Aku melirik ponsel jimin disamping ku yang sedari tadi bergetar. Aku mengeceknya dan membuka pesan dari yuri karena penasaran.

————————————————————
LINE

Yuri Kim (3)

|Oppa terimakasih untuk kencan kemarin.aku menyukainya lain kali kita harus melakukan nya lagi,aku mencintaimu <333

|Oppa bagaimana jika hari ini kita kesuatu tempat?oppa tidak sibuk kan?

|oppa aku sangat bosan.ayo pergi,pagi ku sangat tidak menguntungkan><

————————————————————

aku syok membaca pesan yuri dan kembali membaca pesan lain dari yuri. aku tersenyum miring lalu kembali membaca pesan yang baru terkirim tadi

"Noona~"
"ahh nde~"
Dengan segera aku meletakkan kembali ponsel jimin dan berpura-pura sibuk dengan ponselku sendiri

"kajja aku sudah selesai"
"ohh nde kajja, ini ponselmu tadi kulihat ada pesan dari yuri. Apa kau sudah mulai berkencan dengannya?"

Godaku pada jimin berusaha terlihat bahagia melihat kedekatan jimin dengan yuri meski sebenarnya tidak. Didalam mobil aku dan jimin sesekali saling bercanda karena keusilan jimin sudah lama tak lagi dikeluarkannya untuk menggangguku.

Saat turun dari mobil aku membawa barang-barang ku dan berlari menuju ruang makeup mengikuti langkah jimin dan mulai mendandaninya. Dia duduk didepan kaca sambil memainkan ponselnya. Setelah mengambil pakaian jimin yang akan dikenakannya untuk pemotretan nanti aku langsung berdiri dibelakangnya

"cha..Baiklah ayo kita mulai mendandan pria cantik ini"
Jimin mendelik tajam padaku dari kaca aku hanya menanggapinya dengan terkekeh kemudian mulai memoles wajahnya.

     Saat-saat seperti ini adalah saat yang sangat berharga bagiku aku bisa menyentuhnya sepuasku dan memperhatikan wajahnya dari jarak yang sangat dekat, menyentuh pipi dan bibirnya sesukaku. Merapikan rambut halusnya dan juga mengurus pakaiannya.

intinya aku bahagia saat kau bisa mendandani apapun dari jimin. Ketujuh pria tampan itu berpose dengan gayanya masing-masing. Tak ada yang lebih indah dari melihat mereka tersenyum,

bercanda dan tertawa tanpa beban seperti itu, moment kedekatan mereka sangat sayang untuk dilewatkan. Meski mereka sudah sesukses sekarang, dikenal diseluruh penjuru dunia namun kerendahan hati mereka tak luntur karena kesuksesan.

    Tetap mengingat para staf yang merawat mereka sejak debut hingga sekarang dengan tulus tanpa pamrih. Itulah yang spesial dari ketujuh pria itu.
Saat sedang break disinilah kami mulai bekerja.

     para coordi, aku mengambil kuas kecil, lipbalm,bedak dan sisir serta handuk kecil untuk memperbaiki dandanan jimin yang sedikit berantakan karena terlalu banyak berinteraksi dengan para member.

     Aku membenahi bedak dan juga rambut jimin sedikit merapikannya kemudian menaruh jempol tanganmu dibelah bibir bawahnya menatap bibir itu penuh minat saat memberikan lipbalm pada bibir tebal itu.

     Menyadari banyak kamera disekitarku yang menyala kau sedikit tersadar untuk tak tergoda lebih dalam lagi,

     setelah hasil photoshootnya keluar pasti akan keluar behind the scane dari photo tersebut dan biasanya saat kami  membenahi make up mereka kalian bisa saja tertangkap kamera meski wajah kami tak terlihat.

     Interaksi antara coordi dan idol sangat diimpi impikan para fangirl. Waktu istirahatku tidak bersama bangtan tadi manager menyuruhku dan rekan kerjaku untuk menjemput pakaian member kesebuah butik.

     Dan saat pulang kau dan rekan kerjaku dikejutkan dengan ramainya para staf dan member yang mengerumuni jimin dan.. Yuri. Aku dan rekan coordi ku mendekati mereka, suara riuh itu masih terdengar digendang telingaku kata "selamat" mengisi indra pendengaranku, perasaanku berkecamuk saat melihat senyuman dari bibir jimin dan yuri.

    'bukankah baru saja kau menyentuh bibir itu?'

    Dan sekarang bibir itu melengkung dengan indahnya bersamaan kata selamat dan tepuk tangan dari para staf dan member

"jadi sekarang jiminie sudah resmi berkencan dengan yuri bukan?"
"Bagaimana jika kita merayakannya?"

     Seolah waktu berhenti, jantungku memacu dengan cepatnya, badai petir terasa menyerang ulu hatiku paling dalam.

      Resmi berkencan?Merayakan? Inikah akhirnya?















SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang