part 9

11 4 0
                                    

"apa maksudmu?"
"tolong mulai sekarang kembalilah memanggilku noona. biar bagaimanapun aku ini noonamu. Dan...aku merindukanmu memanggilku dengan sebutan seperti itu."
Aku tersenyum tulus lalu pergi meninggalkan jimin.

Aku sudah memantapkan diriku untuk mengejar cintaku. Membelakangkan perasaan takut baik itu ditolak, tanggapan orang lain terhadapku atau omongan orang-orang.

Karna aku sadar kebahagiaan itu tercipta dari diriku sendiri, aku yang memilih untuk bahagia atau tidak. Karena bahagia diciptakan untuk siapa saja. hanya bagaimana aku memutuskan bahagiaku. Dan satu point penting yang harus tetap melekat dihatiku

"setidaknya aku pernah berusaha"

Sejak hari itu, aku mulai memberanikan diri berinteraksi secara halus dengan jimin meski diam-diam aku sering memberikan ginseng merah, susu pisang atau air mineral untuknya. Tentunya dengan sticky note yang berisikan perasaan yang dituangakan didalamnya dengan singkat.

Jimin terlihat tak mengetahui siapa pengagum rahasia yang selalu memberikan hal-hal seperti itu padanya. Tentunya aku tahu karena setelah aku memberikan semua itu aku selalu mengawasinya dari jauh.

Melihat apakah pemberianku diterima atau tidak. Jimin tipe pria yang terlalu manis untuk menolak sesuatu dari seseorang. tapi jika dia tahu bahwa kau lah yang memberikannya,mungkin akan lain lagi ceritanya.

Pagi ini aku datang terlalu awal, keadaan agensi sangat sepi karena memang ini masih terbilang pagi buta, aku beranjak keruang make up entah kenapa kakimu ingin melangkah kesana.

Dan seolah tau apa yang ada disana kau terus melangkah dan membuka pintu ruang make up tersebut. Didepankuu terdapat jimin yang tertidur dengan jungkook disofa panjang itu.

Mereka terlihat lelah dan kedinginan. Aku tersenyum simpul saat bisa kembali memperhatikan jimin dengan jarak sedekat ini.

Bibirnya yang mengerucut lucu dan anak rambut yang terjatuh menutupi matanya. Saat dulu aku menjadi coordi nya dia sangat sering tertidur dipundak ku karena lelah.

"mengapa kalian tidur disini saat kalian mempunyai dorm mewah eoh?kkk kalian semua sudah sangat berjuang aku bangga meski hanya menjadi coordi untuk kalian."

Aku yang hendak menyelimuti mereka terhenti karena manik mata jimin terbuka perlahan. Menyesuaikan netranya pada pesonaku kemudian tersenyum tanpa sadar, aku membalas senyumannya hingga setelah beberapa detik dia langsung tersadar dan terkaget.

"A-apa..apa yang noona lakukan disini?"
"harusnya aku yang bertanya pada kalian mengapa kalian tidur disini?"
"jimin melirik jungkook kemudian berdehem pelan."

"kami hanya.. Eoh aku pergi dulu—"
Jimin yang ingin pergi meninggalkanku berhenti karena aku menahan lengannya
"jim..apa kita bisa bicara?"
"apa ada sesuatu yang perlu kita bicarakan?"

"hanya sebentar dan kuharap kau bisa mengerti"
"tapi aku harus menelfon yuri,mungkin dia khawatir padaku"
"hanya sebentar"
"ayo!"

Sekarang disinilah aku dengan jimin duduk bersampingan dikursi yang tersedia dilorong gedung

"jim"
"hmm"
"mengenai masalah aku menyukai—"
"noona tau aku memiliki yuri bukan?"
"aku tahu..tapi apa tak bisa kau memberiku kesempatan?"

"noona itu sudah kuanggap seperti kakak kandungku sendiri"
"aku tahu itu..tapi tolong aku hanya ingin menunjukkan rasa suka ku padamu dan ingin berjuang"

"aku hanya memintamu untuk memberiku kesempatan bukan memintamu untuk menerimaku"
"aku sudah menolak mu noona—"
"kau bahkan sudah mencampakkan ku"

Aku tersenyum lirih tatapan matanya menjadi sendu kembali mengingat moment suram saat aku ketahuan menyukai jimin

"apa kau tahu? Aku sangat malu. Aku malu saat itu karena aku ketahuan menyukaimu diam-diam. Saat semua orang mengetahuinya aku merasa seperti tertangkap basah sedang melakukan hal buruk bahkan lebih buruk daripada yang orang pikirkan. "

"Aku seperti seorang penjahat ditatap tajam oleh orang-orang agensi hanya karna menyukaimu. Apa menyukaimu adalah sebuah kesalahan? Cinta bisa saja tumbuh bukan? Lalu mengapa? Apa yang salah dariku karena mencintaimu? Suga oppa—"

"noona kurasa cukup. Jika kau ingin membahas perasaanmu kurasa untuk sekarang aku bukan pendengar yang baik untukmu dan jangan bawa-bawa nama suga hyung dalam pembicaraanmu. Kau tahu aku milik yuri dan aku memiliki yuri sekarang. Kurasa kau tahu betul bagaimana sifatku jadi aku akan pergi.."

Jimin beranjak dari duduknya tapi suaraku menghentikannya.
"aku akan tetap memperjuangkan cintaku jim."

Aku sedikit mengeraskan suaraku tetapi dia kembali melangkah menjauh dariku
"huftt setidaknya aku sudah mengungkapkannya"
Ucapku lega mengelus dadaku pelan

Hari ini bertepatan dengan keberangkatan BTS menuju LA untuk mengadakan world tour mereka. Sebelum kebandara kalian sudah siap tentunya meski mereka tak perlu didandan tetap saja para coordi ikut sibuk.

Aku sudah selesai mengurus suga lalu terduduk sebentar sebelum iris mataku melihat jimin yang tengah sibuk mencari sesuatu. Dari yang aku dengar dari suga, kali ini yuri tak ikut entahlah karena apa.

dan coordi jimin sedang cuti untuk persiapan pernikahannya, tapi aku tak terlalu mempermasalahkannya,toh ada tak adanya yuri tetap tak membantu pekerjaan coordi. begitu pemikiranku dan untuk coordi jimin,jika dia tak mau aku menyentuh dan memperbaiki riasannya masih banyak coordi yang akan dengan suka rela merias jimin.

Cukup lelah melihat jimin yang mencari dan bertanya tapi tak ada yang tahu tentang keberadaan benda yang dicarinya. Aku berdiri dari dudukku, menghampiri dan menyentuh pundaknya pelan.

"sedang mencari apa?"
"eoh? Aku—"
"mau kubantu?"
"tak perlu aku bisa mencarinya sendiri"
"aku akan membantumu mencarinya mungkin jika aku ikut membantu kau akan menemukan barang yang kau cari"

"tak jadi kurasa itu tak terlalu perlu"
Dia pergi kembali meninggalkanku mungkin sedikit risih karena ucapanku kemarin padanya.

'aku masih sanggup jim.'

Saat sampai di LA. mereka sibuk dengan urusannya masing-masing meski sedang mengadakan world tour tetap saja mereka sibuk bekerja.

Tadi aku ditelfon oleh suga untuk datang kekamar hotelnya,sebenarnya ingin menolak tapi segan karena suga juga sangat baik padakuu jadilah sekarang aku berdiri didepan pintu kamarnya dengan memencet berkali-kali bel.

Selang beberapa menit pintu tersebut terbuka menampilkan jimin dengan penampilan acak-acakannya. Lengkungan indah tertarik dikedua pipiku memperlihatkan senyuman. Aku merindukan pemandangan seperti ini.
"apa yang noona lakukan disini?"
"ohh itu suga memintaku datang kesini"
"masuklah Lyn-ah"











SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang