part 12

8 4 0
                                    

"baiklah aku yang kejam,jadi sebagai perminta maafan ku kemarilah!"
"untuk apa?"

Tanpa menjawab jimin menarikku untuk duduk berdampingan rapat dengannya. sungguh dingin yang tadi aku rasakana hilang saat duduk berdampingan dengan jimin dengan jarak sedekat ini.

"mengapa—"
Belum selesai aku mengucapkan kata-kataku jimin melepas jaket yang dikenakannya untuk menutupi tubuh kami dan melepas syal dilehernya kemudian menyatukan kedua tangan kalian untuk dililitkan.
"ini tak akan berhasil tapi setidaknya sudah sedikit hangat bukan?"

Aku mengangguk-angguk,debaran jantungku menggila dan juga jangan lupakan pipi yang tiba-tiba memerah. Hanya diperlakukan begini oleh jimin kau berhasil tersipu malu dan terkesan oleh perbuatannya.

Rasanya aku ingin mencabut kata-kataku tadi saat ditoilet tentang suga yang salah dan tentang tak ada gunanya berjuang hingga sejauh ini. Sekarang rasanya jimin seperti peri meski hanya membagi jaket miliknya dan melilitkan syal milikku.

Ricuh yang terdengar secara tiba-tiba membangunkanku dari tidurku. Aku  melenguh singkat kemudian melirik jimin yang masih tertidur dipundakku.

Lalu beralih kedepan menatap manager jimin dengan suga,rm dan jin yang entah sejak kapan ada dihadapanku. Berarti suara ricuh itu berasal dari mereka.

Aku yang hendak bangkit tiba-tiba ditarik dan didorong oleh yuri yang entah darimana datangnya. Aku yang jatuh membentur lantai tiba-tiba ditindih oleh yuri, dengan membabi buta dia mencakar dan menarik rambutku kasar tanpa ampun.

"dasar jalang!Kau ingin menggoda jimin?"
Aku meringis kesakitan kala kuku panjangnya mencakar bagian wajah dan menarik rambutku kuat, ringisan dari mulutku terus keluar,tatapan mataku melihat yuri yang tengah diselimuti emosi yang memuncak.

Tak ada perlawanan dariku hingga entah siapa yang menarik yuri untuk menjauh dariku dan aku ditolong oleh suga.
"gwenchana?"
"shhh appo—'
"nde sekarang ayo pergi dari sini!"

Aku hanya diam cairan bening itu mengalir dengan deras dipipiku, bercampur perih dengan luka dari cakaran yuri. Isakanku memenuhi ruangan itu dengan penampilan yang sudah terbilang sangat acak-acakan. Kancing bagian baju atasmu sedikit terbuka karena aksi yuri tadi.

"jinjja appoyo—"
"nde arra"
Tanpa mempedulikan yang lain suga langsung menggendongku menuju mobil dan mengendarainya entah kemana.

Aku pusing tatapan mataku terasa buram karena terus mengeluarkan kristal bening itu. Lenguhan kesakitan terpendam ditenggorokkanku.

Untuk melirik kearah suga pun rasanya begitu sulit. Rasa malu dan perih bercampur menjadi satu kala mengingat ucapan yuri yang mengataiku jalang dan penggoda. Aku tak bermaksud dan mengapa tiba-tiba yuri ada di LA?

"maafkan aku Lyn-ah"
"appo—"
Suga menepikan mobilnya dipinggir jalan. menangkup pipiku yang terdapat banyak bekas cakaran dari yuri
"maaf. Kau tak seharusnya mengejar cintamu hingga seperti ini. Maaf karna kata-kata ku berujung seperti ini. Dan maaf karena perjuanganmu harus kuhentikan sampai sini-"

"appo-"
Aku hanya terus mengulang kata-kata itu sedari tadi tangisan tertahan lebih menyakitkan daripada tangis yang membuat sesegukan.
"ayo kembali kekorea sekarang juga. aku harus bertanggung jawab atas dirimu"

Kemudian suga kembali melajukan mobilnya menuju hotel. Aku tertidur dalam perjalanan tadi, jadi suga membawaku kekamarnya dan mengobati lukaku. Sambil menunggu aku terbangun suga menelfon jimin untuk berbicara dan diterima oleh sang dongsaeng.

Jadi disinilah mereka dikamar hotel yang baru dipesan yuri untuknya tadi pagi. Memang yuri sengaja datang untuk memberikan kejutan karena bertepatan dengan hari ini adalah anniversarry kedua bulannya dengan jimin tapi yang didapatinya saat tiba dihotel adalah jimin tertinggal direstoran dan terkunci.

dan pihak restoran tak bisa membukanya sebelum pagi. Jadilah emosinya menggebu semalaman dan berakhir keras pada Lyn yang dianggap perusak hubungannya dengan jimin.

Ngomong-ngomong suga hanya berdua dengan jimin diruangan ini,yuri dibawa pergi entah kemana oleh member lain meski sebenarnya yang lain tidak suka dengan sifat kekanakan yuri yang memilih langsung menghajarmu daripada bertanya baik-baik.

Kembali pada jimin dan suga. Aura dari dinginnya tatapan suga membuat jimin sedikit menunduk.
"kau tau bukan apa yang terjadi? Jim aku tak menyangka pria sehangat dan semanis dirimu bisa bersikap seperti ini."

"hyung ini tak seperti yang kalian lihat! Aku bisa menjelaskannya"
"harusnya kau menjelaskannya pada gadis tempramen mu itu!"
"aku juga tak tahu kalau ini semua akan terjadi"

"tapi kau hanya diam saat yn didorong dan dihajar oleh gadis gila mu itu! Kalian memang sama-sama gila cih! Dan apa kau lebih memilih kekasihmu daripada yn yang selalu merawatmu melebihi keluargamu sejak kau menjadi idol? Kurasa beribu kata maaf pun tak akan menghapus rasa sakit hati yn. Aku tahu dia menangis bukan karena luka fisik yang didapatnya dari kekasihmu. Tapi karna kata-kata gadismu yang menyakiti perasaannya. Aku salah sudah menyuruh bahkan memaksanya memperjuangkan pria sepertimu hingga sejauh ini."

"apa maksudmu?"
"Aku akan membawanya kembali kekorea, bagaimanapun aku harus bertanggung jawab karna kata-kataku yang membuatnya bersemangat mengejar cintanya hingga mendapat luka seperti ini. Tenang saja. dalam seminggu meski kau sedang menjalankan world tour, surat pengunduran diri nya akan selesai, aku akan membantunya mencari pekerjaan yang layak tanpa menyakiti fisik atau hatinya."

"h-hyung..jadi kau tak menyukai Lyn noona?"
"huhh kurasa sekarang aku sadar satu hal jim. terimakasih dan kuharap kau bisa melihat isi dari hati kecilmu. ada sesuatu yang tertahan didalam sana mungkin saja yang kau sengaja atau bahkan memang kau kunci rapat. aku pergi!!"

Suga melenggang pergi meninggalkan jimin sendirian, dentuman keras dari pintu yang ditutup membuat jimin menatap nanar pintu tersebut.

Setelah mengetahui bahwa suga yang menyuruhku untuk memperjuangkannya, ada sedikit rasa bahagia. tetapi, kepingan itu melebur saat mendengar suga akan mengurusku dan tentang surat pengunduran diriku. sedikit tak rela saat mendengarnya.

Setelah suga meninggalkan jimin sendirian dia kembali kekamarnya membuka pintu tersebut dan melihatku yang tengah duduk menekuk lutut dibalkon kamar,semilir angin dengan gorden putih yang berterbangan sedikit menyulitkan suga untuk melihatku secara leluasa.

Saat dia ingin mendekatiku sayup-sayup dia menangkap suara isakan kecil yang membuat langkahnya terhenti. Kembali memperhatikankumu lamat-lamat.















SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang