part 11

6 4 0
                                    

"agar dia merasa hangat"
"lalu bagaimana dengan noona?"
"noona bisa menahannya kook"
"apa noona masih menyukai jimin hyung?"
Aku tersenyum sebagai jawaban dari pertanyaan si maknae

"keadaan diluar sudah sedikit sepi. Beberapa staff sudah mengelilingi area restoran ini, ayo bantu memapah mereka yang mabuk menuju mobil!"

Kami semua mengangguk lalu mulai mengangkut barang menuju mobil. Aku yang hendak memapah suga langsung ditahan oleh taehyung
"noona bantu jimin saja"
"wae?"
"aku bisa membawa suga hyung"
"kau yakin?"
"ahh palli hehe"
"arraso"

Aku berjalan kehadapan jimin lalu mulai mengalungkan lengan jimin kepundakku
"aish kau begitu berat!"
Aku menggerutu tapi hanya dibalas lenguhan oleh jimin. Kembali mencoba mengangkat jimin tapi malah kau terjatuh diatas jimin.

Nafasku tercekat kala kedua tangan jimin memeluk punggungkuu erat, naik kesuraiku dan mengelusnya lembut. Aku merasa oksigen disekitarku menipis, menahan nafas karena debaran jantung yang semakin menggila.

"j-ji..jim..jimin?"
"eunghhh..."
"ayo bangun heyy!"
"aku lelah hmm"
"yaa kita harus kembali kehotel"
"noona biarkan aku tidur! Kau selalu menganggu waktu tidurku"

Aku tersenyum. ingatan saat jimin sering mengeluh saat aku membangunkannya kembali berputar. Jadi aku lebih memilih menyandarkan kepalaku didada bidangnya lagipula kapan lagi bisa seperti ini kkk.. 20 menit setelahnya.. aku tersadar.

Gila! Aku harusnya memapah jimin kemobil tapi malah memilih membaringkan kepalaku didadanya. Tunggu!! Kau bangkit dari pelukan jimin, melirik kesana kemari yang ternyata sepi.

Aku berlari menuju pintu restoran tapi terkunci. Aku sedikit menggedornya berteriak meminta tolong tanpa tau bahwa ruangan itu kedap suara. 15 menit setelahnya aku melorot kebawah.

Kami terkunci! Aku terkunci dengan jimin yang mabuk direstoran ini. Sudah mengelilingi restoran mewah ini sendirian pun tak ada orang. Aku melirik ponselku yang mati.
"huftt aku harus apa?"

Aku berjalan dengan lesu kembali kearah jimin,menghempaskan tubuhku kesamping nya.
"apa mereka tak ingat pada kita? Bukan. maksudku padamu? Bagaimana bisa mereka semua pergi tanpa melihat keadaan restoran?"

"bagunlah jim. Kita sedang terkunci didalam sini. Berdua."
Entah aku dan jimin yang punya ikatan batin yang kuat atau apa, setelah beberapa menit mengucapkan kalimat itu jimin melenguh panjang dan membuka matanya. Dia sedikit terkejut dan mengedarkan pandanganya keseluruh penjuru ruangan

"mengapa kita berada disini?"
"kita tertinggal"
"tertinggal?"
"itu semua karnamu"
"karna ku?"
"hmm jika kau tak menarikku kepelukanmu mungkin kita sudah berada dihotel saat ini"

"dihotel? Apa yang..kita— lakukan di—hotel?"
Jimin berucap kikuk. Apa yang ada dipikirannya? Apa dia sudah gila? Ingin rasanya menertawai jimin tapi suasana nya sedang tak pas

"apa yang kau pikirkan?"
"noona bilang kita harusnya berada dihotel. Untuk apa?"
Cicitnya pelan sedikit menunduk dengan daun telinga yang sedikit memerah

"apa yang ada dipikiran mesum mu itu eoh? Bukankah kita seharusnya memang berada dihotel? Lalu kau ingin kembali kemana? Kekorea? Pergilah! Hahaha"
Akhirnya setelah cukup lama menahan tawa akhirnya aku melepas tawaku puas

"ahh itu—"
"apa yang ada dipikiranmu hahaha"
"aku..hanya—"
"cuci saja otakmu jim itu terlalu kotor haha"
"ishh apa noona tak bisa berhenti?"
"ahh baiklah baiklah maafkan aku itu terlalu lucu haha"

"jadi bisa noona jelaskan mengapa kita terkunci? Itu tak masuk akal. Bagaimana kita bisa terkunci disini? Berdua pula!"
"saat aku ingin memapahmu menuju mobil kau malah memelukku dan kita tertinggal disini karna kau tak mau melepas pelukanmu"

"benarkah?"
"hmm"
"mengapa harus kita berdua? Dan hanya kita?"
"apa kau tak suka aku yang terkunci denganmu?"
Kau menatap jimin teduh dengan kilat kepedihan

"ahh maafkan aku jim mungkin memang aku terlalu memaksa kehendakku.. Tadi aku ingin memapah suga tapi taehyung malah menyuruhku untuk membantumu, aku tak bermaksud. maafkan aku. Dan lagipula aku juga tak suka terkunci disini..ini bukan keinginanku. Sekali lagi maafkan aku"

Aku menunduk singkat lalu pergi meninggalkan jimin yang masih dengan muka herannya menatap kepergianku.

Aku menuju kamar mandi restoran tersebut,membasuh wajahku untuk menyegarkan kekalutanku yang secara tiba-tiba muncul karna jimin.

Setelah beberapa kali membilas wajahku dengan air segar aku menatap pantulan diriku dikaca. Aku terlihat murahan, agresif dan tak tahu malu. Dan itu semua karna jimin dan demi jimin.

"kurasa suga salah, tak seharusnya aku egois dengan memaksakan kata hatiku, jimin ditakdirkan untuk yuri dan tak seharusnya aku berjuang hingga sejauh ini."

Tok..tok..tokk...suara pintu yang diketuk mengalihkan pandanganku, dengan perlahan mendekati pintu tersebut.
"Apa noona didalam?"
"ada apa jim?"
"apa noona akan terus berada didalam sana?"

Aku menghembuskan nafas kasar dan membuka pintu itu.
"apa ada yang perlu kau bicarakan?"
"tidak. hanya saja aku merasa sepi ditinggal oleh noona"
"aku hanya kekamar mandi lagipula aku yakin kau tak ingin berlama-lama menatap wajahku"

"noona mianhae-aku sungguh tak bermaksud mengatakan itu"
"kuanggap kita tak pernah membicarakan ini jim. Kajja!"
Aku menarik jimin untuk kembali duduk dikursi kalian tadi

"jim dimana ponselmu?"
"aku sudah mencarinya tadi, tapi kurasa ponselku ada pada jungkook-ie"
"apa kita sedang kena sial?"
"kurasa hanya noona aku tak ikut-ikutan"
Jimin menampilkan cengiran khasnya

"apa-apaan itu kau pikir aku ini wanita pembawa sial eoh?"
"bukan noona terlalu terbawa perasaan apa noona sedang kedatangan tamu?"
"ishh berhenti"
Aku memukul pundaknya keras dan dibalas dengan ringisan jimin

Beberapa menit hanya hening karena kami sama-sama tak tahu harus melakukan apa. Aku berdehem singkat ingin memecahkan keheningan dan tentunya jimin langsung menoleh kearahku.

"disini mulai dingin ya?"
"baru saja aku ingin mengatakan itu tapi noona sudah mengatakannya"
"bisa kau buka syal itu dan berikan padaku?"
Jimin melihat kearah lehernya dan syalku melilit indah dilehernya.

"ini syal milik noona bukan?"
Aku tersenyum sebagai jawaban dari pertanyaannya
"mengapa ada padaku?"
"tadi sebelum pulang aku memasangkannya untukkmu"

"kenapa?"
"hanya ingin"
"lalu bagaimana dengan noona?"
"aku baik-baik saja"
"tapi sekarang noona kembali meminta syal ini kan"
"apa salahnya? Itukan syal ku"
"ishh noona kejam!"
"kau yang kejam!"












SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang