part 15

4 4 0
                                    

Jimin dan yuri yang semula sedikit bercanda,berhenti karena jimin yang mematung memandang kearahku. Dia tak menyangka aku akan datang kepesta nya dan bersama suga?

Saat tiba dihadapan mereka, suga memeluk jimin menepuk punggungnya pelan lalu melepasnya
"selamat atas perayaan kalian."
"gomawo hyung"
"Lyn kau tak ingin memberi selamat pada mereka?"

Aku melirik suga tajam kemudian beralih pada jimin yang masih menatapmu kagum dan sedikit sendu. selamat untuk hubungan kalian
Aku mengulurkan tanganku, ingin menjabat tangan jimin.

Jimin memperhatikan tangan yang dulunya selalu menyentuhnya lembut hingga yuri memutuskan untuk mewakilkan jimin karna sadar jimin sedari tadi tak bisa mengalihkan pandangannya dari ku

"gomawo eonni dan ohh ya mengapa eonni datang kemari? Padahal kami tak mengundangmu"

Yuri berucap sinis. Mungkin masih sangat dendam karena masalah saat itu.
"aku yang membawanya. Apa masalahmu?"
"oppa tak boleh membawa seseorang yang tak diundang!"
"baiklah"

Suga pergi meninggalkanku bersama yuri dan jimin. Dia berjalan menuju mic tempat live music
"ekhmm...perhatian!"
Suga mengetes suaranya di mic tersebut yang membuat fokus beralih padanya

"maaf jika aku menganggu kalian tapi aku tak ingin basa-basi. tadi aku baru saja mendapat kabar dari yuri bahwa kita yang diundang tak boleh membawa orang yang tak diundang jadi kuharapkan untuk kalian yang tak diundang sebaiknya pulang sekarang juga sebelum gadis tempramen itu—"

'Plakk'

yuri menampar suga dihadapan banyak orang. Semua pasang mata menatap yuri benci. Aku dan jimin masih membeku ditempat yang sama memperhatikan suga dan yuri didepan sana.

"oppa ingin merusak pesta ku ya?"
"sudah cukup?tak ingin menampar dipipiku yang satunya? Tamparanmu lumayan juga haha"
Wajah yuri memerah menandakan dia sedang sangat emosi,kau yang hendak berlari menuju suga saat yuri kembali ingin mengangkat tangannya untuk menampar suga ditarik oleh jimin.

"Noona mau kemana?"
"kau gila? Cepat bawa yuri pergi darisana!"
Aku menghempas tangan jimin dan dengan cepat menuju kearah suga
"hentikan! Kukira kau tak akan mengacaukan pesta nya jika aku ikut denganmu.ayo pergi dari sini!"

Suga tetap diam ditempatnya, tentu saja aku tak bisa menariknya karna biar bagaimanapun suga itu sangat kuat.
Aku yang hendak berbalik tiba-tiba ditarik oleh jimin.
Dia menggenggam pergelangan tanganku dan menatap yuri.

"kau memang wanita tempramen yang agresif. kurasa kita memang tak bisa bersama yuri-ah. kuharap hubungan kita berakhir hingga disini. Maafkan aku."

Suga melepas genggamanku dari tangannya. Ini yang diinginkannya. Sebenarnya sebelum hari ini tiba. suga dan jimin kembali berbicara. Jimin mengungkapkan segalanya setelah dia mengatakan ingin mengadakan party untuk anniversarry nya saat itu.

Dia mengatakan itu karena tak tahan dengan yuri yang memaksa dan godaan para member padaku tentang kedekatanku dengan suga. Jadilah jimin emosi dan mengatakan itu tanpa sadar dan berakhir menyesali perkataannya.

Rencana yang semula ingin meminta maaf padaku pudar saat itu juga. Dia tak bisa menarik kata-katanya begitu saja biar bagaimanapun dia harus bertanggung jawab atas kata-katanya. Seperti suga hyung?

Dan saat suga kembali dari ruangan pdnim dan mendengar kabar itu dia langsung masuk kekamar jimin dan disitulah terjadi. Jimin menceritakan apa yang dirasakannya dan bagaimana perasaannya.

Jimin menangis? Tentu saja! Dia bahkan menangis semalaman. Katakan saja dia pria cengeng tak apa.Dia merasa bodoh karena sudah menjalani sesuatu tanpa tahu apa yang dilaluinya.

Menuruti semua yang terjadi seperti air berlalu hingga ia sadar apa yang dilakukannya salah. Dan semua itu berkat suga hyung yang menyadarkannya secara tidak langsung atau bahkan langsung?

"oppa apa yang kau katakan? Jangan berbicara asal! Kau tak akan mengakhiri hubungan ini bukan? Oppa jangan bercanda"
Yuri menggengam tangan jimin dan dibalas pelukan oleh jimin.

Ia membiarkan yuri menangis dipelukannya mungkin untuk yang terakhir kalinya,karena sekarang dia harus berubah dan mengubah sesuatu yang begitu besar dan berarti dalam hidupnya yang sempat terlupakan.

"maafkan oppa yuri-ah. Kau hanya terobsesi padaku bukan mencintaiku. kau akan mendapat pria yang jauh lebih baik dariku, percayalah. berbahagialah dan terimakasih karna kau,aku bisa menyadari siapa orang yang benar-benar kucintai"

Satu tangan jimin masih terus menggenggam pergelangan tanganku. meski satu nya lagi dipakai untuk mengelus punggung dan rambut yuri. Yuri masih menangis sesegukan dipelukan jimin tak terima dengan keputusan sepihak jimin.

"aku masih tak bisa menerima ini oppa. kau dan dia sama-sama menjijikan! aku membenci kalian semua!"

Kemudian yuri pergi meninggalkan tempat itu. Menyisakan aku dan jimin berdua. Entahlah aku juga tak sadar kapan semua orang pergi bahkan suga entah kemana. Sebelum yuri pergi pun sudah tak ada orang-orang ditempat ini.

Jimin masih membelakangiku meski tangannya masih menggenggam pergelanganku. Aku masih diam membeku sambil menunduk dalam. Saat merasakan tangan jimin mulai berpindah menarik pundakku untuk masuk kedalam pelukannya.

Aku masih diam tak membalas pelukannya. dia mengelus pucuk rambutku lembut. Kehangatan yang dibagi jimin dari suhu tubuhnya membuatku merasa nyaman berada di pelukannya.

10 menit dihabiskan untuk berpelukan,jimin melepas pelukannya memegang kedua pundakku dan menatap mataku yang terlihat kosong
"Noona~"
Suaranya menyapamu dengan lembut bahkan terdengar seperti bisikan malam penghantar tidur.

Karena tak ada jawaban dariku jimin kembali memelukku
"Noona kumohon maafkan aku dan biarkan aku mendapatkanmu!"
aku mendongak menatap langit hitam tanpa bintang diatas sana. Dulu aku ingin menjadi awan untuk pelengkap langit biru yang luas untuk jimin.

tapi sekarang saat melihat air mata yuri keluar karena diputuskan oleh jimin membuatku sadar bahwa lagit biru yang luas pun cukup indah meski tanpa awan. Tapi langit hitam tidak akan indah tanpa adanya bintang sebagai pelengkap dan pendampingnya.

Sekarang aku sadar! Selama ini aku memang hanya perusak hubungan jimin dan yuri.
Seharusnya aku tak datang kepesta ini pasti jimin dan yuri akan baik-baik saja!
Seharusnya aku tak mengejar jimin hingga membuat yuri terluka!

Seharusnya aku tak menyukai jimin agar dia tak bingung dengan perasaannya sendiri!
Harusnya aku tak bekerja diagensi itu agar tak dibenci oleh banyak orang!
Sungai kecil kembali terbentuk di pipiku. Merasa bersalah dengan sangat pada semua orang terutama yuri.















SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang