part 10

5 4 0
                                    

Aku melirik jimin yang terlihat sangat canggung jika berhadapan denganku
"tak perlu merasa canggung begitu seperti yang kukatakan kemarin aku hanya ingin berusaha bukan merebut. Cukup ingat itu saja aku tak memaksamu jim."

Kemudian melewati jimin untuk masuk kedalam menemui yoongi
"kau sudah datang?"
"untuk apa bertanya jika aku sudah berada disini?"
"aku hanya ingin bertanya bagaimana perkembangan mu dengan jim pfttt.."

Aku membungkam mulut suga dengan tanganku. Pria dingin ini memang tak bisa mengontrol mulut nya. Bagaimana bisa dia membahas jimin saat orang yang dibicarakan ada ditempat yang sama dengan mereka

"dasar gila! Kau ingin membunuhku ya?"
"lepaskan dulu! Biarkan saja agar dia tahu bahwa kau ingin berjuang akan cintamu"
"gila! Aku sudah memberitahunya"
"jinja?"
"eoh"

"lalu?"
"kami terlihat canggung dan aku merasa terlihat sangat agresif"
"tak apa bahkan yuri yg jauh lebih agresif bisa menjadi kekasih jimin bagaimana denganmu?"
"seperti yang kau katakan aku akan berusaha setidaknya aku pernah mencobanya"

"bagus sekali. Sekarang aku ingin kembali bergelut dengan kekasih tercintaku ini jadi pergilah"
"kau hanya memanggilku kesini untuk menanyakan itu?"
"bukankah aku sudah sangat baik?"

"baik kepalamu aku lelah dasar suga gila! Berkencan saja dengan semua tumpukan lirik lagumu itu!"

Cukup nekat mengatakan itu pada suga meski setelahnya aku berlari terbirit-birit keluar kamar takut kena amukan suga mengabaikan jimin yang sedari tadi sedikit menguping pembicaraan kalian

"mungkin noona memang serius dengan ucapannya tapi ada apa denganku? Aku tak mengerti dengan perasaanku sendiri."

Setelah aku menutup pintu kamar hotel suga dan hendak beranjak tiba-tiba saja pintu hotel kamar suga kembali terbuka.

Aku kembali berbalik karena mengira itu suga namun mematung saat yang ada dihadapanmu adalah jimin

"Noona~"
Jika bisa waktu berhenti tolong hentikan waktu untuk sekarang juga. Tatapan teduh itu kembali menatapku
"n-nde?"

"apa kita bisa bicara?"
"n-nde...nde?"
"ahh baiklah"
"apa yang ingin kau katakan?"
"tentang perasaanmu-"
"ada apa?"

"maafkan aku-"
"kau ingin menolak ku lagi ya? Apa ini untuk yang kedua kalinya?"
"aku hanya sudah-"

"aku juga sudah mengatakan padamu. aku hanya ingin berusaha,hanya ingin menunjukkan perasaanku padamu bukan merusak hubunganmu dengan yuri. Aku tahu kau sangat menyukai yuri dan maaf karna kau jadi membenci ku karena mengetahui perasaan terpendamku dihari pertama mu berkencan dengan yuri"

Aku tersenyum kecut kemudian menarik tangan jimin untuk digenggam. dia hanya diam membiarkanku melakukan apapun yang aku mau untuk sekejab saja

"aku hanya ingin kau tahu jim. Aku hanya ingin berusaha, aku tak ingin merasa bodoh seumur hidupku karena terus memendam perasaanku, aku menyukaimu dan apakah itu salah? "

"Selama ini aku mencintaimu dalam dia tak pernah berniat memberitahukan padamu karena hal yang kutakutkan saat ini tengah terjadi pada kita. "

"Kau menjauh! Kau membenciku! Dan kita tak seperti dulu. Aku memendamnya. Aku diam. Mengagumimu dalam diam lebih menyenangkan dan membahagiakan ketimbang kau mengetahui kekagumanku secara langsung."

"Hal yang kutakutkan terjadi. kau menjauh, kau memiliki kekasih dan kau membenciku. Itu kebodohanku karena tak mau mengungkapkannya dan terus memendamnya."

"Jadi biarkan aku berusaha meski jika kau menolak ku ratusan kali aku akan berusaha ribuan kali. Pasti akan ada saat nya aku lelah dan akan menyerah dan kau pasti berharap saat itu akan tiba secepatnya."

"Aku juga berharap saat itu tiba secepatnya agar aku tidak menjadi perusak dalam hubunganmu, aku malu terlihat agresif tapi aku tak mau hanya diam hingga orang yang kucintai tak tau perasaanku meski tak berbalas."

Setelah aku menyelesaikan ucapanku tentang isi hatiku untuk yang kedua kalinya pada jimin,kembali sesak di dadaku terasa terbang sedikit demi sedikit

Jimin masih menatapku lekat. Membiarkanku menyelesaikan ucapan panjang tentang isi hatiku padanya. dan saat aku berhenti berbicara dia menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya kasar.

"noona~"
"akan kubiarkan kau berusaha. Lakukan sesukamu"
"terimakasih jim"
"tapi jika aku tetap tak bisa mencintai–"
"cinta bisa ditumbuhkan bukan?"

Jimin tersenyum kikuk lalu dering ponselnya merusak sweet moment kalian.
"ini dari yuri aku akan mengangkatnya"
"baiklah..aku akan pergi"
Jimin mengangguk kemudian mengangkat telephone dari yuri

"oppa aku sudah menyelesaikan acara ku. apa aku bisa datang ke LA?"
"kurasa tak perlu yuri-ah. Tunggu oppa kembali"

"tapi aku begitu merindukan oppa"
"oppa akan pulang sayang"
"berjanjilah akan memeluk dan menciumku sepanjang hari saat kembali arraci?"
"eohh kkk"

Setelah sambungan telephone tersebut terputus jimin terkekeh ringan. Jika dipikir mengapa jimin tak menyukai yn yang agresif tapi malah berpacaran dengan yuri yangtingkat keagresifannya jauh diatas yn.

Hari ini BTS sedang melakukan latihan untuk konser mereka. Aku hanya memantau mereka berlatih karena sudah menyelesaikan pekerjaanku lebih dulu.

Jimin turun dari panggung dan dengan cepat kau berlari mendekatinya sambil menyodorkan air mineral beserta handuk kecil

"kau pasti lelah minum dan sedikit beristirahatlah"
"hmm"
"ohh ya coordi mu tak datang lalu siapa yang akan menggantikannya?"
"entahlah aku tak tahu"

"ohh begitu"
"wae?"
"tidak hanya ingin bertanya"
"ohh baiklah"

"ohh ya noona apa ginseng merah dan susu pisang itu kau yang memberikannya?"
"ekhmm..w-wae?"
"aku berpikir mungkin itu darimu
kurasa itu bukan dariku jim"
"ohh baiklah"

Jimin pergi meninggalkanku tanpa sepengetahuanku dia sedikit tersenyum dibalik punggungnya entah karena apa.

Konser di LA kali ini sungguh sangat meriah. Penampilan mereka memang selalu totalitas dan keren.

Mereka yang baru turun dari panggung untuk berganti pakaian sedikit tergesa-gesa karena mengejar waktu untuk kembali perform.

Aku membukakan baju suga dan membantunya melap keringatnya dan memberikan baju kaos putih padanya. Dia memakai kaus itu dan aku mendudukkannya dikursi rias.

Menata rambutnya setelaten dan secepat mungkin, memperbaiki riasannya dan memakaikan topi dikepalanya, sedikit merapikan poni nya agar memperindah tampilannya

"sudah cukup?"
"sudah"
"aku terlihat tampan baiklah aku akan "kekamar mandi sebentar"
"cepatlah"
Suga mengangguk lalu meninggalkanku.













SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang