16. A Husband

11.2K 809 5
                                    


*Minta Taburan Bintangnya Ya*

Mata abu-abu itu memancarkan kesedihan yang tak pernah ia lihat sebelumnya, mata itu biasanya selalu memancarkan kekuatan, keberanian, dan keceriaan. Tapi hari ini dia melihat begitu banyak pancaran emosi dari mata itu.

Dia dapat melihat ketakutan akan kehilangan yang amat sangat saat di rumah sakit, lalu digantikan dengan kesedihan yang mendalam saat mengetahui Cloud Sephiroth telah meninggal, lalu pancaran amarah saat dia dan Dexton bertengkar. Dan.... saat ini dia dapat melihat sedikit pancaran kebahagiaan serta rasa bersalah.... kepadanya? Saat mata itu mendekat padanya di altar.

Setelah pernikahan itu selesai, dia pergi untuk menenangkan diri, amarah hampir meledak dalam dirinya, sekujur tubuhnya terasa terbakar. Dia ingin memandang apapun, memukul apapun, bahkan membunuh siapapun yang dia lihat kini. Saat ini dia telah menikahi seseorang yang mungkin hidupnya akan semakin menderita setelah menjadi istrinya.

Dia sudah berkali-kali menolak tapi entah kenapa tidak dapat merelakan saat wanita itu-istrinya-Daisy, mengatakan akan ke pergi Milan. Menikahi Lucas. Oh tidak.... Lucas tidak lebih baik darinya, menikah dengan Lucas sama saja memberikan kematian wanita itu pada Lucas, setidaknya dia tidak pernah membunuh wanita yang tidur dengannya atau wanita yang mencintainya. Tapi Lucas? Kematian tunangannya bahkan sangat terkenal oleh para mafia dunia. Lucas membunuh tunangannya dengan cara menembak kedalam mulut wanita itu. Ironis. Dia tidak bisa membiarkan Daisy berada di tangan Lucas.

Ketika wanita itu sudah berada di Milan, dia tidak akan bisa melindungi Daisy, Lucas terlalu berkuasa di sana dan jika Daisy menjadi milik Lucas, dia sudah tidak memiliki alasan untuk menolong Daisy. Tapi kenapa dia mau menolongnya? Bukankah dia tidak pernah penduli dengan orang lain? Pikirannya terus mencari alasan kenapa dia mau melakukan hal gila ini, menikah adalah hal yang tidak pernah ingin dia lakukan.

Pikirannya semakin buntu saat melihat wajah Dexton yang begitu..... menderita. Dexton adalah sahabatnya yang lebih muda sepuluh tahun darinya, namun selalu memiliki sifat yang rasanya sepuluh tahun lebih tua darinya. Dexton meminta tolong untuk mengakhiri hidupnya, meminta tolong padanya untuk menjaga adiknya.

Baru kali ini Dexton meminta tolong padanya untuk menjaga apa yang begitu berharga di hidup pria itu. Keluarga. Dia tahu Dexton adalah anak laki-laki satu-satunya, Cloud Sephiroth selalu menuntut Dexton untuk menjadi pria sejati di keluarganya, menjaga ibu dan saudaranya, meneruskan Sephiroth House walau dia tahu Dexton sangat keberatan dengan hal itu. Oh pasti karena Dexton, pikir Alexander. Pikirannya akhirnya menemukan alasan mengapa dia ingin sekali menjaga wanita itu dan alasannya adalah karena dia adik dari sahabatnya. Entah memang kenyataannya memang seperti itu ataukah dia hanya ingin mencari alasan agar menutupi sesuatu berbeda yang sedang dia rasakan.

Sial! Harusnya aku menjaganya pikir Alexander saat menyadari dia berada di belakang gereja melihat orang berlalu lalang menatapnya. Coward! Dia memaki dirinya sendiri, menyadari bahwa dia kabur seperti pengecut, marah entah pada siapa saat ini. Marah pada Dexton yang meminta pertolongan padanya atau pada Daisy yang terus memaksanya untuk menikah.

Dia bergegas untuk masuk kedalam gereja, namun tak melihat Daisy saat di seluruh ruangan. Dahinya mengernyit mencari tahu dimana istrinya berada, sudut bibirnya berkedut karena memikirkan bahwa dia memiliki istri saat ini. Hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya.

"Alex, where's Daisy?" Ibunya bertanya sambil mendekat ke arahnya.

"I just arrived, Mom." Tatapannya beralih mencari orang lainnya. "Dimana Kenneth?"

"Oh dia tadi ada di dekat pintu keluar." Jane menjelaskan. "Apa kau tidak melihatnya?"

"Aku harus mencari Kenneth." Ucap Alexander meninggalkan ibunya yang bingung dengan sikapnya.

An Incovenient FlameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang