23. Friendship And Respect

8.6K 656 22
                                    



*Minta Taburan Bintangnya Ya*

"Kau terus tersenyum seperti itu dari pagi, menatap layar hp, melupakan janji berkuda kita." Christian yang berada di sampingnya mencoba untuk mengintip apa yang sedang dia lihat.

Dia langsung menarik hp nya agar Christian tidak dapat melihat apa yang dia lihat. "Kau tidak ada kerjaan? Apa perusahaan Lawyer mu sudah mau tutup?"

Christian menonjok pelan lengan atasnya. "Fuck you, dude!" Dia melihat sahabatnya memutar matanya. "Dexton is busy with Sephiroth House and you are drunk in love. Oh God, I'm alone."

Rahangnya mengeras mendengar apa yang dikatakan oleh Christian, alisnya bertaut. "I'm not drunk in fucking love, dude."

"It's seen from your face, dude." Christian menaikkan kaki keatas sofa, merubah posisi untuk merebahkan badan.

"Kami menikah bukan karena cinta, Christ. You know it." Dia masih melihat tajam pada sahabatnya, perkataan yang diucapkan pria itu sangat mengganggu untuknya. 'Love?' Dia tidak akan pernah mau berurusan dengan hal itu.

"Bukan berarti setelah menikah kalian tidak akan saling mencintaikan?" Christian memejam kan matanya, tangan kanannya ditaruh di atas matanya untuk menutupi sinar yang tajam dari kaca lantai paling atas gedung Infinity Company.

"Aku tidak akan pernah mencintainya." Jawabnya cepat.

"Alex, kau hanya memikirkan dirimu. Bagaimana dengan dirinya?" Tanya Christian santai. "Hati manusia tidak ada yang tahu."

"She can't." Suaranya seperti berbisik.

"Kenapa? Semua orang bisa mencintai siapa saja." Christian berkata tanpa menatapnya.

Because I'm a monster, she will be miserable if she loves me.

Dia menelan ludah dan berkata. "She can't." 

Because she's beautiful, kind, and I desperately want to make her run, scared, angry with me. But she didn't

"Kau terlalu membuatnya rumit, harusnya kau hanya perlu menjalaninya. Biarkan perasaan kalian yang menuntun pada akhirnya."

Alexander memijat kepalanya dan berdiri dari duduknya, memikirkan perkataan Christian tak sepenuhnya salah. Dia yakin dia mungkin akan bisa menahan perasaannya, atau jika sampai akhirnya dia jatuh cinta pada istrinya. Dia percaya cinta itu ada, namun dapat dipastikan dia akan menutupi hal itu dengan baik.

Matanya tertutup melihat senyum istrinya yang mengembang dan selalu membuat jantungnya berdenyut lebih cepat. Dia tidak dapat membiarkan istrinya jatuh cinta padanya, tepatnya pada monster seperti dirinya. Hidup istrinya akan menderita, istrinya akan berusaha menerima semua yang ada dalam dirinya. Alexander, Anthony dan Anne.

Mereka sering berbicara banyak hal, mengenai semua monster yang ada dalam dirinya. Namun, mereka tidak pernah membicarakan pernikahan mereka. Bukan tentang aturan yang harus ada di dalam pernikahan, namun lebih tepatnya untuk saling.... mengerti. Ya, itu adalah kata yang tepat untuk hal yang ada di kepalanya saat ini.

Daisy harus mengerti apa yang bisa dan tidak bisa diharapkan dari pernikahan ini, darinya. Mereka buka menikah karena cinta dan tidak akan pernah ada cinta yang tumbuh diantara mereka. Dan tidak ada pilihan selain mengatakan tidak pada cinta. Sepertinya Daisy juga tidak mengharapkan apapun dari pernikahan ini, namun, lebih baik dia memperjelas semuanya. Sebelum ada kesalahpahaman dan membuat kebahagiaan kecil ini berantakan.

Tidak dapat dipungkiri kehidupannya setelah menikah bisa dikatakan bahagia, dia tidak perlu menyembunyikan dirinya dihadapan istrinya. Daisy adalah perempuan tangguh yang dapat mengatasi Anthony, Anne dan juga dirinya sendiri. Pernikahan tidak pernah ada di benaknya, namun jika dia memang harus menikah..... Daisy memang orang yang paling tepat untuknya.

An Incovenient FlameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang