04. Who Are You?

11.6K 960 20
                                    



*Minta Taburan Bintangnya Ya*

Daisy melihat kearah sekitar melewati DC yang serba putih lalu sekarang mereka sudah berada di sela-sela gedung pencakar langit. New York terlihat begitu hidup dibanding DC, jantungnya kita bahkan bergetar lebih cepat ketika melihat lapangan hijau di belakang rumah besar.

Seorang laki-laki keluar dari dalam rumah itu mendekati helikopter yang baru mendarat. Daisy mengetahui dia adalah orang kepercayaan Alexander, mengetahui yang turun dari helikopter adalah Daisy raut wajahnya begitu terkejut.

"What are you doing here?!!?" Ken berteriak kencang karena suaranya tertutup oleh suara baling-baling.

"What do you say?! I can't hear you." Daisy berteriak tak kalah keras karena tak mendengar apa yang dikatakan Ken.

Ken menarik tangan Daisy untuk menepi ke arah pintu yang menghubungkan taman dan rumah. Daisy mengikutinya sambil memegang gaunnya yang ikut porak poranda karena angin besar yang dihasilkan oleh helikopter itu.

"What are you fucking doing here?!!??" Ken tetap berteriak walaupun hal itu sudah dapat didengar jelas oleh Daisy.

Daisy cukup terkejut karena teriakan Ken, dia mengerutkan keningnya melihat Ken dari atas sampai bawah. Tatapannya tajam membuat Ken bergidik ngeri membayangkan wanita didepannya sangat berbahaya karena dapat melumpuhkan empat pria sekaligus. Dia harusnya mengingat hal itu.

"Sorry, Mam. But I was shocked when I saw you."

Daisy menghela napas, tak ada gunanya dia menerkam orang yang ada didepannya. Bukankah dia adalah orang yang selalu bersama Alexander, dimana ada Alexander pasti ada Ken.

"What's your name?" Daisy menanyainya dengan cuek.

"Ken, mam."

"Take me to Xander."

"I can't." Ken menggeleng keras. "Sorry." Ucapnya setelah menyadari tatapan tajam dari Daisy.

"Where is he?"

"Dia sedang bekerja didalam, mam." Ken menghalangi Daisy dengan tangannya ketika melihat Daisy ingin membuka pintu.

"Kau bisa telfon Mrs Strife untuk menanyakan keberadaan ku, tugasku saat ini hanya ingin bertemu Xander, setelah itu aku akan pulang."

"Bagaiaman bisa Mrs Strife menyuruhmu kesini?"

"Aku harus meminta Xander menikahiku."

Ken terkejut mendengan perkataan Daisy. "Apa anda hamil?! Oh tidak!" Ken menutup mulutnya. "Awwww!!!!"

Daisy menendang tulang kering Ken dengan sepatu hak tingginya. "Aku bukan wanita seperti itu!"

"Aww!!" Ken meringis kembali saat bagian bawahnya ditendang keras oleh Daisy.

Dengan cepat Daisy segera membuka pintu untuk masuk ke dalam mansion yang megah ini, terlihat begitu sepi didalam mansion sebesar ini. Tidak ada banyak pelayan seperti dirumahnya, Daisy mengerut saat melihat dua insan didekat kolam renang sedang bermesraan.

Mata Daisy tertuju pada otot tangan pria itu yang tidak dibalut dengan apapun, kulitnya begitu mengkilat di bawah cahaya sinar matahari, terlihat bulir keringat berjatuhan dari lehernya. Daisy meneguk ludahnya dengan sulit, dia belum pernah merasa seperti ini. Begitu terbakar hanya dengan melihat seseorang. Pria itu hanya mengenakan celan formalnya dia begitu lihat menciumi leher sang wanita, sampai ketika tiba-tiba pria itu mencekiknya ketika sang wanita ingin mencium bibirnya.

"You can't touch it, bitch!" Suara pria itu terdengar oleh Daisy. "Open your clothes!" Pria itu memberikan jarak antara dia dan wanita tersebut. "Quickly!"

An Incovenient FlameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang