*Minta Taburan Bintangnya Ya*
Ps: Lagu yang Author gunakanan untuk menulis part 14
Alexander menatap kedua bersaudara yang sedang menangisi Cloud Sephiroth, dia tak bisa berbohong jika hatinya ikut bergetar. Tak pernah terbayangkan jika ayahnya, Eric Strife, tiba-tiba meninggal. Walaupun hubungan mereka tidak begitu baik saat ini, tapi ayahnya adalah sosok yang selalu mendukungnya dari kecil, tentunya sebelum dia memilih meneruskan bisnis mafia kakeknya.
Dia melihat Dexton yang begitu rapuh, dia tidak pernah melihag sahabatnya itu mengeluarkan air mata. Setahunya Dexton adalah orang yang paling muda di antara dia dan Christian, tapi juga memiliki pandangan yang paling dewasa. Dia mengerti ini adalah hal terberat bagi Dexton, dia adalah anak laki-laki satu-satunya keluarga Sephiroth. Pastinya semua kekuasaan serta tanggung jawab Cloud akan jatuh pada Dexton.
Tiba-tiba Dexton berdiri memandangi Cloud Sephiroth, menghapus air mata dan menatap tajam pada Alexander yang berada di belakang Daisy. "You will marry.... today." Suara Dexton begitu tegas, dia dapat melihat wanita di depannya berdiri karena terkejut. "Di gereja. Di depan Dad."
Dexton masih menatap tajam ke arahnya, dia menatap Dexton dengan penuh pertanyaanya. Dia mengerti bahwa Dexton sedang terguncang. Tapi menikah?!! Pikiran Alexander begitu kalut, tangannya mengepal di samping pahanya.
"We'll prepare for it." Dexton masih melanjutkan ucapannya.
Dia dapat merasakan bahwa Anthony akan keluar saat ini juga untuk membunuh Dexton, dia bahkan tahu bahwa Anthony tidak akan pernah memberikan ampun walaupun Dexton adalah sahabatnya sendiri. Entah kenapa dia bisa merasakannya, entah sejak kapan? Dan satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah berusaha untuk sadar, menahan Anthony untuk keluar. Dia harus berbicara sebagai Alexander dengan Dexton, dia mengerti Dexton sedang berduka, tapi pikiran gila Dexton membuatnya ingin mematahkan rahangnya saat ini juga.
"Dexton." Panggilnya dengan suara mengancam. "We have to talk." Dia melihat wanita di depannya berbalik badan untuk menatapnya, sepertinya dia cukup terkejut dengan hal ini. "Hanya berdua." Dia menambahkan lagi.
Dexton melihat kearahnya dengan tatapan yang tak terbaca, tapi dia tahu Dexton ingin memberi penjelasan padanya. "Sure."
Dia berbalik berjalan melewati koridor dan pintu-pintu rumah sakit yang panjang, memimpin Dexton menuju halaman belakang rumah sakit yang tersembunyi. Kakinya berhenti ketika dia merasa bahwa mereka tinggal berdua lalu membalikkan badan agar dapat berhadapan dengan Dexton.
"How dare you?" Alexander meminta penjelasan pada sahabatnya.
"You have to marry her." Dexton menatap Alexander dengan perasaan bersalah. "Please...." dia menambahkan kata-kata permohonan yang tak pernah diucapkan pada orang lain selain keluarganya.
"Dexton. I won't marry anyone." Alexander menatap lurus pada mata Dexton. "Kau tahu akan hal itu."
"I trust you." Dexton meyakinkannya. "Hanya kau yang bisa menjaganya."
"Dia bahkan bisa mati ditanganku!" Dia tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh Dexton mempercayakan Daisy padanya.
"Please, help me." Tatapan Dexton begitu memohon. "Someone wanna kill her, Alex"
"Kau membuat dia menikahi ku karena kau pikir aku akan melindunginya dari orang yang akan membunuhnya?" Dia menggeleng tak percaya. "Malah mungkin aku adalah orang yang akan membunuhnya setelah dia lolos dari orang lain!"
KAMU SEDANG MEMBACA
An Incovenient Flame
RomanceMATURE CONTENT. HARAP BIJAK DALAM MEMBAJACA [+21] ------ Wanita itu duduk bersebelahan dengan pria yang dilihatnya sedari tadi. Dia memesan satu gelas gin supaya tidak terlihat bahwa dia sedang menguntit laki-laki ini. Laki-laki yang membuat dunia b...