11. Excellent Match

9.2K 821 10
                                    

*Minta Taburan Bintangnya Ya*

Cuaca hari ini cukup bagus untuk bersantai di pagi hari, namun sayangnya dia tidak bisa melakukan hal ini. Dia memejamkan matanya untuk menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya, memikirkan akan nasibnya hari ini yang akan dipertaruhkan oleh wanita gila dan ayahnya sendiri. "Daisy is awesome." Ucap perempuan disampingnya sambil mengaitkan tangannya di lengannya.

"Oh, Mom." Dia terpaksa membuka matanya dan melihat pada ibunya tak percaya. "She's crazy."

"She's the right woman." Jane menepuk pelan lengannya dengan senyuman. "For you, Alex."

"I don't wanna marry anyone." Dia menatap ke arah wanita itu yang sedang berbicara dengan ayahnya sambil tertawa. Mereka terlihat seperti ayah dan anak perempuannya, bahkan Alexander lupa kapan dia terakhir kali tertawa seperti itu dengan ayahnya.

"I'm sorry." Dia mendengar suara ibunya yang serak, kemudian dia menatap ibunya yang menunduk.

"Mom, are you ok?" Dia meremas pelan tangan ibunya yang melingkar di lengannya.

"Mungkin aku dan ayahmu tidak memberikan contoh pernikahan yang baik." Jane masih terus memandang ke lantai. "Membuatmu tidak ingin menikah."

"Oh no, its not my reason." Dia menepuk pelan tangan ibunya memberikan isyarat untuk menatap matanya. "Mom, I wanna be free, I'm not ready for commitment."

Jane menatap matanya, dia tahu, dia tidak akan pernah bisa berbohong pada ibunya. Sekecil apapun ibunya akan mengetahui sesuatu yang dia sembunyikan. "But i think...."

"Mom, you and dad definitely are an incredible couple." Dia menatap ibunya untuk meyakinkan. "I'm lucky to have both of you."

"Are you sure?"

"Of course, aku selalu melihat cinta ketika kau dan Dad saling menatap, I envy." Dia mengatakan hal yang jujur, dia memang sangat iri melihat kemesraan ibu dan ayahnya setelah menikah lebih dari tiga dekade, dari orang tuanya, dia bisa belajar apa itu arti true love. Tapi sayangnya cinta sejati tidak ditakdirkan untuknya.

"Its your turn." Jane membalas remasan tangannya. "You deserve to be happy."

Dia menggelengkan kepalanya. "But i think marriage doesn't make me happy, I'm not ready for it."

"Look at her!" Jane mengalihkan perhatian ke arah seseorang yang sedang mendunggang kuda, Edmund. Dia tidak percaya melihatnya. "Isn't she lovely?"

"Apa dia mengendarai Edmund? Apa aku salah lihat?" Dia menanyakan pada ibunya, namun tak dapat jawaban sepatah katapun. "Bagaimana mungkin Dad memberikan Edmund padanya?"

"Eric ingin dia menang atau paling tidak seri." Ucap Jane melirik padanya. "Kau harus mengenal ayahmu lebih baik."

"I don't understand." Ucapnya masih melihat kearah wanita gila yang dapat mengendarai Edmund tanpa kesulitan.

"Eric menyukai Daisy, dia menginginkannya untukmu maka dia akan berikan apa yang dia suka." Jane menjelaskan pada anaknya yang sepertinya masih terpesona melihat wanita yang ada di tempat pacuan kuda. "Dia bisa mendapatkan hati ayahmu, hatiku, bahkan hati Edmund yang aku saja tidak bisa ambil, dia pasti akan mendapatkan hatimu juga. Trust me."

Alexander tak membalas apapun mengenai pertanyaan ibunya, dia menyadari bahwa mungkin hatinya juga akan didapatkan oleh wanita itu. Atau mungkin sudah. Tapi bagaimana dia dapat menyeret wanita itu ke dalam neraka yang dia miliki, dia tidak sejahat itu.

An Incovenient FlameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang