*Minta Taburan Bintangnya Ya*
Angin berhembus kencang, udara dingin mengalahkan panasnya matahari yang bersinar tanpa malu-malu. Alexander melihat ke arah jam di tangannya, menunggu dua orang yang baru saja datang dan melambaikan tangan padanya. Dia membalas lambaian tangan itu sambil menunjukkan jam tangan nya seolah berkata 'kalian terlambat'.
"Sorry, Dude, aku harus menunggu Christ bersenang-senang dulu." ucap Dexton saat sampai didepan Alexander.
Alexander menatap Christian tajam. "Bisa-bisanya kau bersenang-senang dan membiarkan aku menunggu?" Suara Alexander terdengar begitu tajam.
Christian langsung menatap kesal kearah Dexton yang dibalas hanya dengan menaikkan bahunya. "I'm sorry, ayo kita berkuda bersama sekarang."
Dia menghela napas lalu membalikkan badannya mengabaikan Christian yang merasa bersalah, berjalan untuk ke kandang kuda kesayangannya. "Ku dengar kau berpacaran dengan kembaran Dexton?" Christian berusaha membuka obrolan mereka.
"Jadi selain kalian membuatku menunggu kalian juga membicarakan aku dibelakang?"
"Bukankah kata 'pacar' terlalu cepat, Christ?" Dexton menambahkan. "Lagipula kita tahu dengan jelas bagaiaman Alex." Dexton melirik kearahnya dari sudut mata.
"Kembaranmu terus memaksaku. What should i do?"
"Kau bisa menolaknya jika kau tidak mau."
"How can i reject her? She's so beautiful, stronger than you know, and sexy, of course."
Dexton memegang bahunya kencang, membuatnya berhenti berjalan, lalu membalikkan badan. "I never wanna know about your lovelife, but this is my sister. I know who you are, Alex."
Christian yang melihat ketegangan berada diantara mereka berjalan untuk berada ditengah-tengah keduanya, terlihat tatapan Dexton begitu marah pada Alexander. "Dexton, I just wanna help your sister."
"Why do you have to help her?"
"She just fell in love with me, so I made her to be my girlfriend."
"She doesn't know anything about love." Dexton menghela napas untuk menentralkan amarahnya. "Promise me, don't you dare to touch her."
"I can't make a promise that i can't keep." Alexander berkata jujur, dia tidak pernah ingin membuat sebuah janji yang tidak dapat dia lakukan.
"Alex!" Dexton hampir berteriak.
"Calm, Dexton!" Christian ikut berteriak saat melihat Dexton hampir maju untuk menghajar Alex.
"Yang bisa kujanjikan, aku hanya dapat menjaganya tetap aman dan i wanna make her happy as you want."
"This is not you, Alex."
"Listen to me, this is a win-win solution. Aku benci ibuku menjodoh-jodohkan ku dengan orang-orang saat di pesta, dengan bersama Daisy aku bisa menghindari hal itu dan dia semakin lama mengenal ku mungkin akan membuat pikiran untuk menikah denganku hilang."
Dexton memicingkan matanya pada Alexander, alasannya begitu jelas dan sangat masuk akal. Ya, mungkin memang benar mengenal Alexander lebih lama membuat Daisy akan sadar bahwa pria ini memang tidak ingin menikah, mungkin membuat Daisy akan sadar bahwa pria ini bukan orang yang tepat untuknya.
"I trust you." Dexton mengucapkannya sambil mengangguk.
"Good, you have to trust me." alexander tersenyum miring. "Ayo kita mulai berkuda." Dia melanjutkan perjalanannya menemui kuda kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Incovenient Flame
RomanceMATURE CONTENT. HARAP BIJAK DALAM MEMBAJACA [+21] ------ Wanita itu duduk bersebelahan dengan pria yang dilihatnya sedari tadi. Dia memesan satu gelas gin supaya tidak terlihat bahwa dia sedang menguntit laki-laki ini. Laki-laki yang membuat dunia b...