*Minta Taburan Bintangnya Ya*
Daisy selalu merasa rumahnya adalah tempat ternyaman dari hal apapun yang membuatnya takut. Tempat dia berlindung dari segala hal menyeramkan yang ada di dunia. Bahkan dia pernah begitu menyesal saat melarikan diri dari rumah hanya untuk menjauh dari Dexton.
Tapi, saat ini, yang dia lihat dan rasakan ketika dia menginjakkan kaki di rumah ini adalah hawa dingin dan sunyi. Dia melihat kearah sekitar, tak ada ibunya yang biasanya selalu ada di ruang tamu yang tempatnya tak jauh dari depan pintu masuk. Biasanya ibunya selalu membaca buku sambil menunggu suami dan anak-anaknya pulang.
Seorang wanita berusia tiga puluh tahunan berpakaian seragam pelayan, berambut pirang di ikat kebelakang, dengan kulit putih pucat berlari ke arahnya. "Sandra." Panggilnya.
"Selamat sore, Miss Daisy." Ucap wanita itu sambil menunduk untuk memberi hormat padanya. "Kami tidak mengetahui mengenai kedatangan anda."
Dia tersenyum pada Sandra, pelayan di rumah ini yang selalu membantunya dan Daniella mengenakan baju, memoles make up, bahkan menyisir rambut. Pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh ibunya padanya dan Daniella saat kecil. "Kemana semua orang? Kenapa sangat sepi?"
Mata Sandra terlihat ragu untuk mengatakannya. "Apa ada yang terjadi?" Tanya Daisy penasaran membuat Sandra sedikit panik. "Katakan, Sandra." Dia terus menekan Sandra untuk mengatakan apa yang terjadi di rumah ini.
"Miss Daniella ada di kamar, dia tadi bertengkar dengan Master Dexton.... Sedangkan...."
"Bertengkar?" Kening Daisy berkerut, sedikit terkejut mendengar perkataan Sandra. "Kenapa?"
"Aku tidak mengetahui hal pastinya." Sandra memelankan suaranya menyerupai bisikkan. "Master Dexton menyuruh kami untuk keluar dari rumah sampai dia pergi."
Dia menarik nafas mengetahui sifat kakaknya bila sedang begitu emosi. "Dimana mom?"
"Beliau ada di kamar, masih selalu memeluk bantal yang biasa digunakan oleh Mr Strife." Raut wajah Sandra memperlihatkan kesedihan.
Bukan hanya istri dan anak-anak Cloud yang kehilangan tapi hampir seluruh karyawan juga merasa kehilangan. Cloud begitu baik dan perhatian kepada setiap karyawannya, tidak pernah membeda-bedakan. Menurut Cloud, semua manusia di bumi ini adalah sama, yang membedakan hanya beruntung atau tidak. Cloud merasa dirinya adalah orang yang beruntung, maka dari itu sudah seharusnya dia selalu membantu orang-orang yang kurang beruntung.
"Sekarang dimana Daniella?" Tanya Daisy pada Sandra yang masih termenung.
Sandra menaikkan kepala untuk menatapnya. "Ada di kamarnya, Miss Daisy."
"Aku akan kesana." Ucap Daisy memberikan senyum hangat pada Sandra. "Thanks, Sandra."
Sandra mengangguk sopan lalu berjalan ke arah belakang, Daisy melewati ruang tengah, melihat foto keluarga yang besar di pajang di sana. Teringat hari itu mereka semua sangat senang karena sebuah majalan meliput rumah keluarga Sephiroth, sampai Hazel memaksa Dexton untuk mencukur rambutnya yang sudah sebahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Incovenient Flame
RomanceMATURE CONTENT. HARAP BIJAK DALAM MEMBAJACA [+21] ------ Wanita itu duduk bersebelahan dengan pria yang dilihatnya sedari tadi. Dia memesan satu gelas gin supaya tidak terlihat bahwa dia sedang menguntit laki-laki ini. Laki-laki yang membuat dunia b...