40. After The Storm

12.9K 597 6
                                    

*Minta Taburan Bintangnya Ya*

Suara tembakan beriringan dengan jatuhnya tubuh istrinya ke lantai membuatnya berteriak "NOOO!!!!!!!!!!!!!!"

Dia menjerit, melihat badan istrinya turun, berusaha menarik sekuat tenaga agar borgol itu lepas, namun malah nyeri di tangannya semakin menjadi, nyeri itu tidak seberapa ketika dia begitu panik melihat istrinya akan jatuh.

Matanya membesar ketika melihat darah tercetak di baju putih istrinya. Dia memejamkan matanya, tidak dapat melihat apa yang terjadi selanjutnya.

Lalu tersadar bahwa dia tidak bisa lari lagi dari kenyataan, ketakutan-nya, tidak ada Anthony atau Anne lagi. Dia adalah Alexander dan istrinya membutuhkan seorang Alexander. Istrinya membutuhkan dirinya.

Dia membuka matanya, berusaha untuk memperjelas apa yang dia lihat. Menutup dan membuka matanya kembali. "Dad?" Bisiknya.

Istrinya tidak jatuh ke lantai, ayahnya ada disana sedang memegang tubuh istrinya agar tidak menyentuh lantai. Dan dia melihat Olivia yang sudah terkapar, ada darah keluar dari bahu wanita itu, suara erangan sakit keluar dari mulut wanita itu.

"Dad." Ucapnya lagi, memastikan bahwa yang ada di depannya adalah ayahnya. Dia melihat tubuh istrinya yang berada dalam pelukan ayahnya, sepertinya darah yang ada pada baju istrinya adalah cipratan darah dari luka tembak Olivia.

"Dad." Dia masih memanggil ayahnya, karena tidak mendapat jawaban.

"It's me, boy." (ini aku, nak). Ucap ayahnya yang akhirnya membuka mulutnya.

Dari belakang Kenneth berlari dengan cepat, melihatnya yang masih dalam borgolan dia segera mencari kunci ke segala arah.

"Di kantong celana kanan Olivia." Ucapnya mengingat dimana kunci itu disimpan oleh Olivia.

Kenneth segera mengambil kunci itu dari kantong Olivia lalu membukanya dengan segera, dia merasakan tangannya telah terbebas, ada beberapa luka di pergelangannya. Mungkin karena dari tadi dia mencoba melarikan diri saat melihat istrinya.

Istrinya. Dia segera kembali menoleh melihat istrinya yang telah digendong oleh ayahnya, dia berlari untuk mengambil istrinya dari ayahnya.

"She'll be fine, we have to go now." (dia akan baik-baik saja. Kita harus pergi sekarang). Ucap ayahnya sambil menyerahkan istrinya ke dalam gendongannya.

Dia berlari keluar dari tempat ini, disusul oleh ayahnya dan Kenneth. Saat keluar dia melihat beberapa bodyguard ayahnya sedang membereskan kekacauan yang terjadi.

Suara klakson membuatnya sedikit terkejut, mobil Kenneth sudah siap menunggunya, ayahnya segera membukakan pintu belakang lalu ikut masuk di kursi depan.

"Please, be quick." (tolong, cepat!). Ucapnya dengan bergetar.

Dia tidak pernah membayangkan ini terjadi, wajah istrinya sangat pucat dan matanya tertutup. Tangannya segera menyentuh tangan istrinya yang dingin, mengusap-usap lembut agar tangan itu menjadi hangat.

"Trust me, everythings gonna be alright." (percaya padaku semuanya akan baik-baik saja). Ucap ayahnya berusaha menenangkannya.

"Aku harusnya mendengarkan Daisy, dia bilang Turner berbahaya." Dia masih menggenggam erat tangan istrinya. "Aku meninggalkannya di rumah sakit untuk menemui Olivia dan wanita ini dengan keberaniannya berusaha menolongku."

"Because she loves you." (karena dia mencintaimu). Ucap ayahnya lembut. "Dia bilang padaku bahwa dia akan menyelamatkanmu, sementara Kenneth menjemputku dan menjelaskan semuanya padaku."

An Incovenient FlameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang