Berbahagialah, namun jangan lupa,
ajak aku bersamamu....
Segera Jiyeon mendorong tubuh Eunwoo menjauh darinya. Kedua netra itu menatap kosong dengan napas tecekat layaknya habis mendengar suara yang dapat membius lemah seluruh raganya. Setelah itu ia memandang Eunwoo yang terlihat kaku, dari gesture tubuh dan wajah tak seperti Eunwoo yang ia kenal.
"Apa yang-"
"Ayo pulang!" pergerakannya cepat meraih tangan itu hingga tak memberi kesempatan Jiyeon menanyakan sesuatu yang sudah dapat
ia duga.Apa yang kau katakan barusan?
Bodoh, jika dia membiarkan gadis ini menanyakan kembali dan memaksanya untuk mengungkapkannya lagi yang sunguh tidak masuk akal jika ia melakakukan itu. Untuk urusan ini tidak seperti dia mengajarkan Jiyeon materi yang tidak dapat gadis ini pahami, yang kerap Jiyeon tanyakan lagi dan lagi sampai mengerti dan membuat Eunwoo bosan dengan penjelasan yang telah dia jelaskan secara rinci.
Lagi pula tidak mungkin Jiyeon tidak mendengar, hanya saja gadis bodoh ini kelewat syok hingga untuk memastikannya kembali dia mengeluarkan tanyaan itu yang sungguh mendebarkan hati Eunwoo yang notabenenya baru pertama kali mengucapkan ajakan kencan pada seorang gadis selama ia hidup 20 tahun belakangan ini.
Sejak tadi sepasang mata itu mencuri pandang pada pria yang mengenggam tangannya begitu erat. Sebuah tanda tanya besar sudah bersarang dan melekat pada otak kecil Jiyeon hingga mulutnya geram untuk menanyakan lagi sampai pertanyaan MENGAPA terjawab dengan jelas.
Terlebih lagi dengan ucapan Eunwoo di resto tadi. Pacar?
Sontak ia menggigit bibir bawahnya sembari memejamkan matanya erat. Mengapa Eunwoo begitu aneh malam ini? Apa yang sudah membuat dia seperti tadi hingga ia merasakan aneh pada pria itu? Apa karena marah yang menjalar melihat dirinya kencan lagi? Tapi bukankah Eunwoo bisa mengatakan hal lain atau segera menariknya saja tanpa mengeluarkan suara? Namun ini aneh sekali! Apa maksud dari semua ini?
Sejenak Jiyeon berpikir, menggunakan seluruh kapasitas otaknya menerka-nerka jawaban yang terdengar masuk akal, dan setelah melangkah sejauh sepuluh langkah, ia membatin. Apa karena itu?
Jiyeon membulatkan matanya tiba-tiba, sembari menggelengkan kepala hendak menepis pikiran yang entah mengapa dari banyan dugaan, namun hal menyeramkan ini terlintas di benaknya.
No, big no! bagaimana bisa dia mengira sahabatnya ini menyukainya?
Jiyeon menoleh kearah Eunwoo yang fokus pada jalanan dengan wajah takutnya lalu mengalihkannya lagi. Dia mencoba menenangkan diri yang kini kondisi jantungnya tidak karuan.
"Kemana motor mu, tumben sekali kau jalan kaki."
Pilihannya yang tepat pikirnya memulai obrolan dengan Eunwoo, namun jawaban pria itu semakin memperburuk suasana hatinya. "Seharusnya kau menanyakan itu sejak tadi. Apa kau mencari topik obrolan denganku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine (TAMAT)
FanfictionCha Eunwoo, pria tampan yang kelewat bodoh pasal cinta. Begitu pun dengan sahabatnya, Park Jiyeon. Gadis itu terlalu sibuk pada kencan buta yang dia jalani untuk mendapati pujaan hati, namun dengan bodohnya tidak menyadari keberadaan sahabatnya yang...