BM-15-

204 55 12
                                    

Untuk sekarang; biarkan raga yang terpisah, bukan cinta kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk sekarang; biarkan raga yang terpisah, bukan cinta kita.

...

Yang pergi tak selamanya menghilang dan yang hadir bisa saja menetap. Seperti kabar bahagia namun ini beda konteks.

Fine, jika itu kita harapkan pada sebuah objek yang kita senangi. Tentu sebuah keabadian bersamanya menjadi ketenangan untuk kita lantaran tak akan ada kata perpisahan kecuali kematian yang memisahkan.

Tapi balik lagi ke poin awal, 'beda konteks' yakni masalah kesehatan yang kembali turun menimpa adiknya.

Untuk itu Eunwoo tak habis pikir mengenai kembalinya sel kanker itu pada Wonwoo yang baru saja diberi tahu oleh Dokter ahli kanker di rumah sakit ini.

Masalah pola hidup sehat tentu saja sudah diterapkan di rumahnya, tapi mengapa ini bisa terulang kembali?

Apa takdir keluarganya sudah terukir indah seperti ini? hingga dia tak dapat bersatu meski akhir-akhir ini hubungannya dengan Wonwoo dapat dikatakan kurang baik.

Kedua netra yang biasanya menatap penuh kedataran, kini 180 derajat berubah menjadi sendu. Kabar ini berhasil mematahkan emosinya sejam yang lalu pada pria terbaring lemah di hadapannya.

Tapi kejahatan tetaplah kejahatan dan itu harus Eunwoo selesaikan meski dia tidak tahu bagaimana akhir dari masalah yang dibuat oleh adiknya ini.

Terdengar sulit untuknya untuk menuntaskannya dalam kondisi seperti ini. Kembalinya sel kanker pada Wonwoo layaknya ia mendapatkan hak spesial hingga yang ada dipikiran Eunwoo, yang diprioritaskan kedua orang tuanya sekarang adalah Wonwoo ketimbang dia dan apapun itu harus diturutkan demi kesehatan, kebahagiaan, dan kepuasan adiknya ini.

Beberapa menit tak berkutik kini atensi Eunwoo dan ibunya teralihkan oleh sosok Tuan Cha, masih lengkap dengan jas yang terpasang di tubuh, masuk kedalam ruangan ini dengan pandangan mengarah pada Wonwoo kemudian Eunwoo yang terduduk disamping ranjang yang ditempati anak bungsunya.

Kemudian dia ikut duduk pada sofa yang di duduki istrinya.

"Ayah tahu belakangan ini kamu disibukkan dengan urusan kantor. Tapi bukan artinya kau lepas tangan untuk menjaga adik mu," ujar Tuan Cha dengan raut datar menatap Eunwoo diseberangnya.

Sontak Eunwoo menyipitkan matanya sembari melihat Ayahnya yang masih menatap dengan tatapan seperti tadi.

"M-maksud Ayah ini salah ku?"

Yang ditanya malah tertawa pelan dan itu membuat Eunwoo jengkel menyaksikannya. "Siapa lagi yang harus Ayah salahkan jika bukan kamu, Eunwoo. Bukankah Ayah sudah memerintahkan kau untuk menjaganya secara utuh, kau lupa, huh?"

Shit!, batin Eunwoo. Setelah itu ia memalingkan wajahnya kearah Wonwoo dengan tatapan nanar.

Entahlah sedih atau benci yang dia rasakan ketika menoleh kearah Wonwoo. Disatu sisi Eunwoo tidak mau merasakan kesepian kedua kalinya, namun apa rasa itu berlaku kala Ayahnya yang menyudutkan dirinya dan menyalahkan ia secara mentah, bahwa penyebab Wonwoo menjadi seperti ini adalah dirinya seorang?

Be Mine (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang