Mawar tidak bisa jadi bunga matahari dan bunga matahari tidak bisa jadi mawar. Semua bunga cantik dengan caranya sendiri, sama halnya seperti kamu.
...
Setelah membelah jalanan yang cukup senggang, Eunwoo menghentikan mobil nya tak jauh dari kawasan kampus--tepatnya 5 meter dari gerbang dan itu pun tertutupi oleh pohon rimbun yang tedapat disepanjang pagar kampus.
Eunwoo menoleh kearah Wonwoo, melepas seatbelt yang terpasang pada tubuh pria itu, kemudian mengambil beberap buku yang dia taruh di kursi penumpang."Meski kau tak mempermasalahkan ini tapi tetap saja aku merasa bersalah padamu," ujar Eunwoo membuat pria dihadapannya itu berhenti sejenak menyusun buku-buku yang berantakan diatas pahanya.
Wonwoo menilik abangnya dengan tatapan malas. Selain mempermasalahkan kesehatan, Wonwoo tidak suka mendapati perhatian yang berlebihan seperti ini. Bukan tidak suka kearah benci, melainkan ini juga harus disesuaikan dengan usianya yang hampir berkepala dua dan jika dia mendapatkan perhatian semacam itu, tentu saja Wonwoo tidak akan mempermasalahkannya seperti saat ini.
"Lalu apa yang harus kulakukan supaya kau tak merasa seperti itu? membiarkan mu mengantar ku sampai didepan sana? atau kau ikut turun juga dan kita menuju kelas bersamaan, begitu?" tanya nya yang tidak mendapat jawaban dari Eunwoo, yang ada abangnya itu menghempaskan bahunya pada sandaran kursi dan memegang kemudi sembari mengetuk nya dengan jari-jemari miliknya.
"Tidak seperti itu juga kan prinsipnya?" lanjut Wonwoo.
Kemudian dia menghela napas dalam sembari mengambil beberapa buku yang dia susun tadi. "Hyung, selama ini kau sudah memberikan ku perhatian yang cukup, bahkan untuk kata cukup pun tidak pantas jika aku mencatat seberapa banyaknya perhatian yang telah kau beri dulu. Jadi untuk sekarang kau tidak perlu lagi memperhatikan ku seperti itu, kau fokus kan saja pada dirimu, hyung," jelas Wonwoo panjang lebar hingga pandangan lawan bicaranya itu tertuju padanya.
"Untuk ucapan kau tadi, aku tidak mau mendengarnya lagi. Ayolah berjalan sejauh 5 meter tidak masalah bagi ku, dan asal kau tahu, aku sedikit geli melihat perhatian kau tadi." Wonwoo menatap abangnya dengan pandangan jengkel hingga akhirnya tawaan Eunwoo pecah meski tak seperti biasanya.
"Baiklah kalau begitu. Tapi ini bukan juga tentang berjalan sejauh 5 meter tapi itu--"
"Iya aku tahu kau resah dengan status kita sebagai adik kakak yang tidak diketahui orang. Tapi prioritaskan juga dirimu, hyung. Kau harus menjaga rahasia ini sampai diwaktu yang tepat barulah kau jujur pada Jiyeon. Jika tidak, aku takut hubungan kalian akan retak," sela Wonwoo dengan cepat hingga abangnya itu tidak dapat melanjutkan ucapannya.
Lagi, Eunwoo dinasehatkan oleh adiknya dan itu semua benar.
"Woah sekarang kau mulai pintar, aku bangga padamu." Eunwoo menyeberangkan lengannya itu dan mengusap kepala bagian belakang adiknya dengan seulas senyum yang bertengger diwajah tampannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine (TAMAT)
FanfictionCha Eunwoo, pria tampan yang kelewat bodoh pasal cinta. Begitu pun dengan sahabatnya, Park Jiyeon. Gadis itu terlalu sibuk pada kencan buta yang dia jalani untuk mendapati pujaan hati, namun dengan bodohnya tidak menyadari keberadaan sahabatnya yang...